13. Dasar temen gak ada ahklaq😬

162 26 1
                                    

Pagi ini Caca tengah berjalan melewati koridor sekolah, menuju kelasnya yang terletak di lantai dua dengan lesuh. Bahkan seragam SMA permata yang dikenakannya kini terlihat kusut dari hari-hari biasanya.

Koridor sekolah saat terlihat begitu sepi, hanya satu dan dua orang yang lalu lalang. Tentu saja sekolah masih sepi, karena sekarang masih pukul setengah enam pagi. Sedangkan bel sekolah akan berbunyi satu setengah jam lagi.

Tentu saja Caca berangkat ke sekolah tidak bersama Rayyan, melainkan bersama Candra. Ya Caca berangkat sekolah sepagi ini demi mengindari Rayyan. Meskipun Caca harus mengorbankan celengan seblaknya demi membujuk Candra agar mau mengantarnya sepagi ini.

Caca memasuki kelasnya, lalu duduk di bangkunya. Caca menenggelamkan kepalanya ditumpuan tanganya, mencari posisi terenak untuk tidur sebentar.

Belum beberapa menit Caca tertidur tiba-tiba saja ada seseorang yang mengebrak mejanya dengan teriakan yang sangat melencing membuat Caca langsung terbangun dari tidurnya.

"Omaygot Caca! demi sempak bapak gue yang kemarin nyangkut di atas pohon kelapa. Lu tumben datang sepagi ini dan ...." El menjeda perkataannya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah, seperti sedang mencari sesuatu. "Gak sama si benalu lagi."

Caca berdecak."Caca datang kesiangan salah, Caca datang kepagian salah. Mau lu apa sih!"

El hanya menyengir sambil duduk di sebelah Caca dan menaikan kakinya ke atas meja."Aneh aja gitu."

"Lu juga tumben datang sepagi ini?" tanya Caca.

El kembali menyengir."Kemarin malam gue ngabisin semua makanan dikulkas. Jadi gue buru-buru bagun pagi dan berangkat sepagi ini, gue takut kena amukan masal sama orang rumah."

Caca mengangguk dan langsung terkejut begitu melihat penampilan El dengan rambut yang dikuncir dan luka lebam dikeningnya. Bukan, bukan itu yang lebih mencolok melainkan El mengunakan celana ke sekolahan dan bukannya rok.

"El ... lok lu kemana?!"

El menyengir seraya menggaruk tengkuruknya yang tak gatal."Robek gara-gara manjat pohon kelapa."

"Ngapain manjat pohon kelapa!" Sungguh Caca tidak mengerti dengan pola pikir El. El itu selalu saja melakukan hal-hal yang tidak penting menurut Caca.

"Kemaren sempak bapak gue nyangkut di atas pohon kelapa, gara-gara si monyet ganjen sialan." El mendengus dan meninju-ninju tangannya, kesal.

"Siapa monyet ganjen?"

"Itu loh peliharaannya tetangga gue, dia ngambil jemuran sempak bapak gue. Mana lima lagi ngambilnya. Terus yang bodohnya lagi tuh sempak bapak gue malahan disangkutin di atas pohon kelapa depan rumah!"

Caca terkekeh mendengar apa yang di katakan El."Telus itu kening lu kenapa?"

Wajah El langsung berubah menjadi murung."Pas gue mau turun, gue kepeleset dan gue jatuh."

Caca tertawa."Sakit?"

"Ya sakit lah. Lu pikir jatuh dari pohon kelapa itu enak apa!"

"Telus ini celana siapa? Aileen, kah?" Caca menghentikan tawanya. Aileen itu kakanya El yang hanya berbeda satu tahun dengannya.

"Ya bukanlah, kaka gue mana mau pinjemin celananya ke gue!"

"Telus ini celana siapa!" Caca semakin kesal.

"Gue beli."

"Kenapa gak sekalian beli lok aja El!" Caca semakin kesal.

"Gue pengen coba hal yang baru," katanya."Tadinya gue mau pake boxer aja ke sekolah, tapi sayangnya gue terlalu takut kena amuk sama, bu Sarem."

Caca mendengus pola pikir El memang sangat berbeda dengan perempuan lain. El itu benar-benar spesies yang baru ditemukan.

"Bukannya sama-sama dimalahin ya?"

"Ya enggak lah, kan gue masih pake celana sekolah, bukannya boxer."

Caca kembali mendengus berbicara dengan El hanya akan membuatnya darah tinggi saja. Caca mengalihkan pandangan ke luar jendela. Dapat Caca lihat kini Rayyan tengah berlari menuju kelasnya. Caca buru-buru mengambil tasnya dan bersembunyi dikursi paling belakang.

"El jangan kasih tau Layyan, kalo Caca sembunyi di kulsi belakang!"

El melirik Caca sekilas dan mengangguk, kembali memakan pilus yang dibawanya tadi.

______

Rayyan berlari sekencang-kencangnya menuju kelas Caca. Khawatir, karena tadi, ketika Rayyan menjemput Caca. Caca sudah tidak ada di rumahnya dan berangkat lebih dulu bersama Candra. Tentu saja hal ini tidak seperti biasanya. Rayyan takut jika dirinya membuat kesalahan.

Rayyan terengah-engah ketika tiba di kelasnya Caca dan mengedarkan pandangannya ke segala sudut mencari Caca. Namun nihil, Caca tidak ada, yang dilihat Rayyan hanyalah El yang tengah memakan pilus dengan kaki yang berada di atas meja.

Rayyan berjalan ke arah El."Lu liat Caca gak?"

El mengangguk dan menunjuk tempat Caca bersembunyi."Ada tuh lagi sembunyi di belakang," kata El, tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Dasal temen gak ada akhlaq," gumam Caca.

"Makasih." Rayyan berjalan ke bangku belakang, tempat Caca bersembunyi.

"Ca ..." lirih Rayyan, ketika melihat Caca sedang bersembunyi. Caca keluar dari persembunyiannya. Lalu menarik pergelangan tangan Rayyan agar menjauh dari tempat itu.

Caca menghentikan langkahnya ketika didekat El. Caca melirik El dengan sinis. Sedangkan El hanya menyengir. Di dalam hati, Caca terus saja mengucap sumpah serapahnya untuk El.

"Ya Allah ... sabarkan lah hati Caca ini, karena telah memiliki teman yang kelewatan jujurnya," teriak Caca didalam hati.

Caca menghentakkan kakinya dan menarik Rayyan agar menjauh dari kelasnya yang lumayan ramai, karena murid-murid sudah mulai berdatangan.

I LOVE SEBLAKWhere stories live. Discover now