The Dark Side of Chicago | Chapter 86

31.5K 2.2K 255
                                    

Satu minggu kemudian.

"Apa Daddy belum pulang juga?" Tanya Althea yang kini sudah sangat bosan, menunggu kedatangan Ayahnya di meja makan mansion keluarganya.

Raiden, yang kini duduk dihadapan wanita itu pun menggelengkan kepalanya. "Daddy belum berada disini, Al. Berarti Daddy memang belum pulang."

Althea mendengus kesal di tempatnya, lalu diliriknya jam dinding yang berada tidak jauh dari tempat dimana wanita itu sedang duduk. "Daddy sudah sangat telat, tidak seperti biasanya. Aku khawatir, Rai."

"Althea, kantor Daddy berada di Chicago, dan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk kembali ke mansion ini." Jawab Raiden dengan sabar.

Althea mengerucutkan bibirnya, seraya menatap tajam kearah Raiden. Sementara Raiden yang menyadari tatapan itu pun langsung menatap adiknya bingung. "Ada apa, Althea?"

"Aku mau ice cream." Jawab Althea dengan cepat. Tidak lama, wanita itu kembali mengoreksi perkataannya. "Tidak, tidak. Bukan aku. Adik bayinya mau ice cream."

Raiden membuang napasnya berat, lalu melirik kearah jam dinding. "Althea, besok saja ya? Sudah malam."

Althea dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Adik bayinya mau ice cream, Uncle Rai rai."

Raiden hanya bisa mendesah pasrah, apabila adiknya itu sudah mulai mengeluarkan jurus pamungkasnya dalam merayunya. Memang semenjak Althea mengetahui mengenai kehamilannya, dan juga mulai mengidam, Raiden merupakan sasaran utama bagi wanita itu untuk mendapatkan keinginannya. Dengan menggunakan bayinya sebagai senjata utama, tentu saja.

Raiden lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kulkas, dan desahan di bibir pria itu pun kian terdengar, ketika tidak mendapati adanya ice cream sama sekali di dalam pembeku kulkas. "Nan, kenapa tidak ada ice cream sama sekali?"

Nancy —panggilan untuk para pelayan di kediaman mansion pun langsung berjalan mendekat pada Raiden. "Sepertinya habis tuan muda, karena nona Althea selalu memakannya di tengah malam."

"Kau belum membelinya lagi?" Tanya Raiden yang langsung dibalas dengan gelengan kepala oleh pelayannya.

Membuang napasnya berat, Raiden lalu menyuruh pelayan tersebut untuk kembali bekerja. Sementara pria itu berjalan kembali menuju ruang makan. "Althea, ice creamnya habis."

"Memang." Jawab Althea yang kini sedang memakan potongan ayamnya. Raiden lalu menatap wanita itu penuh tanya. Althea yang mendapati Raiden menatapnya pun hanya bisa menyengirkan gigi. "Aku selalu memakannya setiap malam. Salahkan keponakanmu, yang selalu mengidam ice cream dan juga cokelat setiap malamnya. Oh iya, persediaan cokelat di kamarku juga sudah habis."

"Kalau kau sudah tau lalu kenapa kau memintanya, Althea?"

"Karena aku mau kau membelikannya, Rai. Belikan ice cream varian kesukaanku, dan jangan lupakan juga cokelat batangannya." Jawab Althea.

"Besok saja ya?" Tanya Raiden mencoba keberuntungannya.

Dan ternyata keinginannya pun tidak berjalan sesuai rencana, karena adiknya itu malah dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Keponakanmu maunya sekarang."

"Sudah malam, Althea."

"Aku bisa menemanimu, apabila kau takut untuk berbelanja sendiri."

Raiden membuang napasnya berat, lalu menatap kearah makanan yang sudah tersedia di atas meja makan. "Kalau kita berangkat sekarang, nanti kalau Daddy pulang dan tidak menemukan kita disini bagaimana?"

The Dark Side of Chicago [COMPLETED]Where stories live. Discover now