1.4

3K 324 46
                                    


Mingyu memandang miris kearah Hyung nya yang tengah dimarahi habis-habisan oleh Jungkook, sebab ban mobil sebelah kanan bocor karena tertusuk tiga buah paku. Dan sialnya, Taehyung tak membawa ban cadangan serta perkakas yang biasanya berada dalam bagasi.

Kini, Kim muda sedang menundukan kepalanya persis seperti seorang anak yang tengah dimarahi oleh sang ibu. Namun ia berbeda, sebab kali ini seekor singa lah yang sedang dimarahi dan nyaris saja digigit oleh indukan kelinci.

Jungkook berkacak pinggang, "Lalu kita harus apa, hah? Sshh, ya Tuhan. Dengar, aku ingin bertanya, Sunbae," Ia memijat kening, "Bagaimana bisa manik tajam mu itu tak melihat paku yang bertebaran disepanjang jalan?! Dan siapa yang berani menaruh paku-paku disini, sialan!"

Sulung Kim menggaruk tengkuknya kikuk, "Ya, oke, maaf─ tunggu saja suruhanku datang kesini, bunny." Jawab nya pelan.

"Dan membiarkan mobil mahalmu terdiam di jalanan sepi seperti ini? Kau ini bodoh atau apa, Sunbae?" Jungkook memandang sinis kearah kakak tingkatnya itu.

Mingyu merangkul pundak Jeon muda, mencoba mengalihkan perhatian sahabat galaknya, "Sudahlah, lupakan saja. Taehyung Hyung tidak akan jatuh miskin kalau mobil ini hilang, biarkan saja, oke?" Ujarnya santai.

"Oke kepalamu! Tidak mau, pokoknya aku ingin disini sampai suruhan dari Sunbae sialan itu datang." Jungkook mendudukan dirinya pada tepi jalanan.

Dan ia kembali melanjutkan, "Kalau kalian ingin duluan silahkan saja, tapi asal kalian tahu─ seorang gentleman itu tidak akan pernah lari dari masalah yang ia perbuat." Ujarnya acuh.

"Ya Tuhan, maksudku bukan begitu." Taehyung ikut mendudukan diri setelah mengacak rambutnya nyaris seperti orang frustasi, "Aku tidak menjamin kalau suruhanku itu akan datang cepat, bunny."

Jungkook merogoh saku nya, dan manik bulatnya membulat kala mendapati sepasang lollipop berwarna-warni disana, "Kau mau ini tidak, Gyu?" Tanya Jungkook, tanpa menjawab perkataan Sunbae nya.

"Tidak, aku kan tidak suka manis." Mingyu menggeleng kecil, lalu mendudukan dirinya disamping Taehyung, "Tapi─ terimakasih atas tawaranmu, coba tanya Taehy─?"

Jungkook memotong ucapan sahabatnya, "Yasudah kalau tidak mau, kalau begitu ini untukku saja." Sahut nya cepat.

"Ya, oke─ tidak apa-apa. Makan saja, bunny."

.
.
.
.
.
.
.

"Ini, pakai motorku, Hyung."

Taehyung menangkap kunci motor sport yang baru saja dilemparkan oleh Mingyu, lalu setelahnya ia melirik kearah Jungkook yang tengah sibuk mengotak-atik sebuah box mainan milik sahabatnya itu.

Sekilas, raut wajah nya terlihat serius dan tak ingin diganggu oleh siapapun, hingga membuat dirinya mengurungkan niat untuk mengajak sulung Jeon pulang ke rumahnya.

Dan seakan mengerti raut wajah Taehyung, dengan sigap Mingyu melempar kulit pisang yang berada dalam genggaman penuh nya pada Jeon muda, yang mana langsung dibalas dengan tatapan galaknya.

Hari ini, Jungkook sensitif sekali, lho.

"Apasih?!" Ia menyeru galak, dan balik melempar kulit pisang pada Taehyung, "Apa? Sunbae mau marah juga?"

Dengan terburu, Tuan muda Daegu itu menggeleng cepat sebanyak tiga kali. Sedikit merundukkan pandangan, agar tak bersitatap langsung dengan adik kelasnya. Daripada kena marah terus kan, ck.

Mingyu menaikkan alisnya, "Kenapa kau galak sekali, sih? Sudah sana pulang, aku ingin istirahat, tahu." Ujarnya seraya bersandar pada pintu kamar.

"Jadi, kau mengusirku?" Jungkook menatap sahabatnya dengan raut wajah tak percaya, "Yasudah kalau begitu, ayo kita pulang, Sunbae. Aku malas berlama-lama dirumah orang yang tak tahu diri."

Setelahnya, menarik tangan Taehyung untuk keluar dari kamar Mingyu─ tanpa tahu kalau sang empunya tengah memandang miris ke seluruh penjuru kamar.  

Sampah makanan dimana-mana, kepingan puzzle berserakan, lego serta robot susun nya tergeletak pasrah diatas karpet berbulu yang sedikit terkena susu pisang dan juga remahan cookies.

Oke─ bukan masalah besar. Ini sudah terlampau biasa, karena setiap kali Jungkook datang dan memutuskan untuk memainkan mainan lama nya─ maka hal ini akan terjadi.

Tidak apa-apa. Mingyu baik-baik saja, kok. Sungguh. Ia hanya merasakan seluruh tulang punggung nya remuk sebab terlalu lama membungkuk untuk memunguti pecahan lego dan puzzle bergambar mobil biru miliknya.

"Masih baik anak itu sahabatku, kalau tidak─ ku mutilasi habis-habisan. Badanku pegal sekali, sial."

Dan jangan lupakan bahwa Kim Mingyu baru saja pulang dari negara sebelah dengan jarak sembilan ribu tiga ratus delapan puluh tiga kilometer, dalam jumlah waktu perjalanan selama sepuluh jam dua puluh lima menit. Itu pun dalam kecepatan sembilan ratus kilometer per jam.

Bisa bayangkan betapa lama nya Mingyu duduk diam dalam pesawat terbang? Maka, tepat setelah ia menyatukan kedua tangan untuk ditekuk hingga menyebabkan terdengarnya bunyi gemerletuk tulang yang cukup nyaring, senyum lelah nya terukir begitu tipis.

"Aku menunggu kabar terjalinnya hubungan sepasang kekasih diantara kalian, duo bangsatku."

.
.
.
----------------------------

Duo bangsatku.

Please, Kim Mingyu, u make me laugh so hard, darl. Dan yak, jam berapakah ini─? Jawabannya adalah, jam dua lewat tiga puluh dua menit. Oke. Tidur-tidur.

(( ini ngetiknya ngebut, lho ))
(( Terus apa ))
(( G ))

TAEBUNNY | Kth×JjkOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz