0.3

4.8K 502 31
                                    

Hai! Ku mau bertanya, sekaligus meminta pedapat dari kalian. Jadi, tolong baca note dibawah ya. Anyway, selamat membaca♡!

.
.
.
.

Jungkook bersenandung sembari menuruni tangga, untuk menuju dapur dan mengambil dua kotak susu pisang, juga beberapa camilan kesukaan nya untuk ia makan pada saat menonton film dikamar nya nanti.

Sayup-sayup, Jungkook mendengar suara tawa yang berasal dari ruang tamu. Ia tahu, bahwa itu adalah suara ibunya. Namun suara satu lagi ia tidak tahu, tapi sepertinya Jungkook kenal dengan suara itu.

"Siapa ya?" Ia menghentikan langkahnya sebentar, "Ah, biar saja lah, bukan urusanku." Lalu setelahnya, kembali melanjutkan langkah.

Sementara itu, Jeon Heejin tengah berjalan kearah dapur setelah berkata pada pemuda Kim bahwa ia ingin membuatkan minuman.

Pada awalnya, sang pemuda bermanik hazel tentu saja menolak karena takut merepotkan, namun Heejin tetap memaksa ingin membuatkan minuman. Jadi, ya sudah dibuatkan.

"Eoh? Jungie!" Heejin Eomma memekik pada sulung nya yang ingin beranjak dari dapur dengan tangan penuh camilan juga dua kotak susu.

Jungkook menoleh, "Ada apa, Eomma?" Tanya nya tak fokus, karena sedikit kesusahan sebab menahan beberapa camilan dan minuman yang ia bawa.

"Camilan dan susu pisang yang kau bawa kembalikan, bantu Eomma menyiapkan minuman dulu. Kalau sudah, mau kembali ke kamar atau tidak terserahmu, tapi sapalah ia terlebih dahulu." Ucap nya, lalu sedikit mendekat kearah Jungkook, "Dia tampan, lho. Yakin tidak ingin bertemu?"

Bola mata Jungkook membulat, "Aku normal, Eomma!" Ujar nya sedikit memekik.

"Memangnya siapa yang bilang kalau kau itu tidak normal, sih?" Heejin Eomma berkata seraya menyiapkan dua gelas pada nampan.

Jungkook gelagapan, "Y-ya tidak ada, lalu apa maksud Eomma mengatakan padaku bahwa tamu Eomma itu tampan?" Ia bertanya dengan nada yang sirat akan kekesalan.

"Eomma hanya memberi tahu bahwa dia itu tampan, tapi jikalau kau tertarik padanya juga tak masalah." Heejin Eomma memberi isyarat 'diam' pada sulung nya kala Jungkook ingin memotong perkataan nya, "Sudahlah, cepat taruh makanan dan minuman yang kau bawa, dan jangan lupa siapkan camilan juga teh untuk tamu Eomma yang tampan itu ya, Jungie."

Jungkook menghela nafas sembari menaruh camilan juga kotak susu yang ia bawa pada pantry dapur, lalu mulai menyiapkan apa yang disuruh Eomma nya tadi.

Saat sudah selesai menyiapkan makanan dan minuman nya, Jungkook berjalan menuju ruang tamu dengan kening yang mengerut serta ranum nya yang menggerucut tanpa disadari.

Ia sedikit kesal, sebab Eomma nya itu langsung keluar dari area dapur setelah memberi perintah padanya. Mana mungkin seorang lelaki membawa nampan yang berisi beberapa gelas minuman juga camilan, bisa hilang harga dirinya sebagai seorang dominan!

.
.
.
.
.
.
.

"Ah benarkah, Imo?" Pertanyannya dibalas anggukan antusias Heejin, "Wah, berarti dia manis sekali ya."

Kini, Taehyung dan Heejin Eomma sedang membicarakan putera sulung keluarga Jeon yang katanya selalu mengaku dominan, tapi Eomma nya itu tidak setuju sebab jika dilihat-lihat, putera sulung nya lebih cocok menjadi seorang submisif.

Pemuda Kim berpikir, betapa manis nya putera Heejin Imo─ setelah mendengarkan wanita cantik itu bercerita tentang beberapa kejadian menggemaskan yang dialami putera nya itu pada saat kanak-kanak, sampai sekarang ini. 

TAEBUNNY | Kth×JjkOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz