30. Ucapan Yang Mana?

Magsimula sa umpisa
                                    

Haechan senyum, sambil antusias dengerin apa yang aku bilang.

"Gua aneh tapi baik, penilaian lu, ke gua."

"Lu galak tapi perhatian, ini penilaian gua, ke lu." Kata Haechan.

?????????????

Aneh ... rasanya aku mau mati. Detik itu juga pokoknya mau mati banget. Puyeng! Tapi biar keliatan nggak gugup, aku ketawa. Karena aslinya juga emang mau ketawa.

"HAHAHAHAHAH!"

"Stress!"

Haechan memajukan bibir bawahnya. Dia mengambil napasnya dalam dan kembali melontarkan sebuah pertanyaan.

"Karena menurut lu Jalan Merpati itu jauh, gua pengen tau lu darimana sampai-sampai lu bisa main kesana?"

Pertanyaannya menggiringku kepada sebuah kejadian aku ketemu Nancy, mantan KESAYANGAN dia. Nggak tahu kesayangan apa bukan sih yang jelas Haechan kan pernah bilang dia nggak bisa lupain Nancy.

Oh jelas, sekarang aku tahu alasannya kenapa Nancy sebegitu susahnya Haechan lupain. Dari cara Koeun mendeskripsikan Nancy, aku bisa langsung sadar kalau Nancy ini orang yang sangat dikenal oleh satu penjuru Budi Bangsa, which is berpengaruh gitu lah. Wow Haechan jagoan neon bisa macarin cewek kayak dia. Tapi aneh juga kenapa dijadiin mantan.

"Woy!" Haechan memetik jarinya di depan wajahku dan aku jadi sadar kalau aku ngelamun.

"Ngantuk lu?"

"Nggak! Gue lagi mikir, tadi gue kemana." Aku jawab. Haechan ketawa ngakak.

"Hahahah anjir, jangan-jangan lu di hipnotis?"

"Sembarangan ya lo kalau ngomong! Kok lo kepo sih?"

"Gua nggak maksa sih kalau lu nggak mau ngejawab."

"Tapi lo jangan kaget, ya?" ku bilang. Haechan protes.

"Dih kenapa gua harus kaget?"

"Hmm ... iya sih kenapa juga lo harus kaget!" aku bermonolog.

"Jadi sore ini itu, gue habis dari SMA Budi Bangsa." Jawabku, dan langsung bisa aku nilai ekspresi Haechan sedikit berubah.

"Ngeliat cewek-cewek cantik, gue sampai nggak nyangka ada sekolah yang isinya cewek cantik semua."

Aku tahu Haechan pasti kaget. Tapi aku nggak mungkin nyebut Nancy, Haechan pasti bingung, ntar nanya lagi. Kok tahu Nancy? Terus ntar aku jawab, iya soalnya gue kepoin lo ke Mark. Wow harga diri opso!

Haechan nggak ngomong apa-apa lagi. Aku udah tahu situasi ini bakalan datang.

"Chan, udah ah! Gue mau masuk dulu, ya? Keburu makin malem. Lo nggak akan mampir dulu?"

SO' SOAN NAWARIN.

Tapi karena pertanyaan aku inilah dia jadi sadar kalau daritadi dia ngelamun.

"Nggak akan Feb. Lu aja sana masuk." Jawabnya.

"Eh helm mau diambil? Mumpung disini?"

"Kan gua bawa mobil." Jawab Haechan.

"Hahah! Ya jangan lo pake lah, lo taro jok belakang kan bisa? Kocak banget jadi orang!"

"Ntar aja ah, kalau gua bawa motor ke rumah lu. Sekalian bawa helm dan penumpangnya."

MAKSUT LAKUSUT??????

"Mau bawa siapa lo? Nyokap gue?"

Haechan ketawa, "siapa aja deh yang mau."

"WOOOOOOY!!!!!!!!" seseorang mendobrakan mejaku. Itu adalah Lily. Ini nggak bisa di maapin lagi rasanya aku kaget banget! Dia nggak tahu datang darimana.

"Lo nggak akan pulang, apa? Udah bel!" katanya. Sedangkan aku masih menetralkan cara kerja jantungku.

"ANJIR LO BISA GAK SIH BIASA AJA?"

Anaknya cuma nyengir.

Aku kembali menatap screen ponselku. Putaran kejadian yang aku ingat bersama Haechan malah aku ingat semua. Aku sampai lupa ini bahas apa.

haechan
| kepikiran ucapan lu yang di mobil kemaren.

me
yang mana? gue kan bicara banyak |

Nggak lama, Haechan bales lagi.

haechan
| tentang budi bangsa.






























































GUYS KALIAN TUH MENERIMA GAK SIH ALUR YANG MAJU MUNDUR KAYAK GINI? Tapi sumpah, meskipun demikian gue bakal berusaha buat kalian ngerti. Tapi so far kalian ngerti gak sih alurnya? Kalau kalian bingung tenang aja kalian gak sendirian, karena sebenerya gue aja bingung apa yang gue tulis WKWKWKWK. TAPI SUMPAH GUE HARAP KALIAN NGERTI.

(✓.) Midnight StrangersTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon