Coldest Prince || 12

24.6K 3K 239
                                    

Alhamdulillah, update lagi !!

Absen yuk, kalian kangen siapa nih??

Jangan lupa vote dan comment !

.
.
.
.
.
.
.

Zaidan menyeka keringatnya, siang-siang bolong seperti ini Osis dan Mpk sedang mengangkat beberapa stand beserta tendanya ke lapangan utama. Tak terasa acara HUT tinggal beberapa minggu lagi, mereka sibuk mengurus dan menyiapkan semuanya.

Acara berlangsung selama beberapa hari pendaftaran untuk lomba-lomba pun telah dibuka. Semua harus ikut berpartisipasi, memeriahkan acara ini.

"Kak Zaidan, aku bawain minum nih."

Zaidan yang baru saja menaruh meja stand kini berbalik menatap datar gadis didepannya.

"Gak perlu."

Adysha menghela nafas pelan, menunjukkan senyum manisnya. "Aku udah beliin hargain dong."

"Gue gak minta beliin, lo minum sendiri." balas Zaidan dingin.

Adysha tak menyerah begitu saja, ia mengikuti langkah Zaidan yang berjalan kearah gudang. "Emang gak haus kak? Panas gini."

Zaidan diam tak menjawab.

"Kak, aku cuman nyuruh terima minum belum terima jadi pacar ataupun istri. Jangan sungkan gitu," ucap Adysha nyeleneh.

Masih diam, Zaidan tak menghiraukannya.

Ngeselin banget sih nih kutub utara!

"Kak terima dong! Seger tau minum yang dingin-dingin waktu cuaca panas gini." Adysha mencoba membujuk Zaidan.

"Gue udah dingin, gak perlu." sahut Zaidan tanpa menatap Adysha.

Adysha berdecak pelan, bener juga sih dia kan udah dingin ngapain gue beli yang dingin-dingin. Harusnya yang panas aja tadi buat disirem siapa tau meleleh! Gerutunya.

"Ihh, itu beda lagi! Nanti dehidrasi kalau gak minum. Cepetan ambil!" ucap Adysha seraya menyodorkan botol air mineral.

Zaidan acuh menulikan pendengarannya terhadap Adysha. Ia masuk ke dalam gudang, mengambil stand yang berada dipojok.

"Adysha ngapain kesini Dan?" Ravel datang menghampiri Zaidan, menatap Adysha yang berada didepan pintu.

Zaidan menghendikkan bahunya.

Raden menghampiri Ravel dan Zaidan. "Cewe didepan siapa woi?"

"Adysha, adkel yang langganan sama ruang BK," jelas Ravel.

Raden bergumam panjang lantas menoleh pada Zaidan. "Nungguin lo Dan? Ciahh, ketua Mpk kita udah bisa pdkt-an."

"Ck, ngaco!" sungut Zaidan sebal. Ia mengangkat meja stand menatap Ravel dan Raden bergantian. "Bantuin, bukan nangkring digudang!"

"Iyee pak ketua iyee," balas Ravel dan Raden serempak dengan wajah masam.

Zaidan berjalan keluar dari gudang meninggalkan Ravel dan Raden yang masih berbincang didalam. Anak buahnya itu memang mageran.

"Kak, ambil dong! Capek tau ngikutin kakak dari tadi." Adysha kembali membujuk Zaidan,  mengekor dibelakang.

Zaidan berhenti, membalik badannya membuat Adysha terkejut. Jarak antara mereka cukup dekat sekali, hingga Adysha menahan nafasnya sejenak.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang