Coldest Prince || 57

20.2K 3K 1.4K
                                    

Update kembali!

Maaf guys, aku lagi agak males ngetik jadi ya begitu. Efek mau tamat:(

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT 😼❗ (Banyak sider, sedih aku)

Follow instagram aku buat liat keseruan Zaidan sama yang lain :

@/raysa.nazwaa
@/ceritaraysa_

HAPPY READING ♡♡
.
.
.
.
.
.

"Jika rencana awal tidak berjalan lancar, maka ada rencana kedua yang menyelamatkannya."

Hari terus berganti, minggu ke minggu, bulan ke bulan, waktu ke waktu. Selama itu Zaidan di hadapkan dengan berbagai ujian dan try out, entah itu praktik, ujian sekolah, UNBK sampai ujian hidup.

Zaidan melangkah lesu masuk ke dalam rumah, kepalanya sedikit pusing karena menjawab soal-soal ujian. Hari ini adalah hari terakhir UNBK, Zaidan sudah bisa bernafas lega-lepas dari cekikan soal-soal dan materi-materi yang membuat mual. Zaidan juga pulang saat maghrib karena mengurus beberapa hal di sekolah.

"Assalamu'alaikum," ucap Zaidan menghampiri Genna dan Zalena yang duduk di sofa ruang tengah.

Genna dan Zalena sontak menoleh, menatap Zaidan dengan senyum hangat.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka serampak.

"Sini duduk dulu," Genna menepuk space kosong di sampingnya.

Zaidan menurut, ia menaruh tasnya ke atas meja lalu menjatuhkan dirinya di samping Genna-bersandar lelah pada sofa. Zaidan melirik Zalena yang asik mengunyah camilannya sembari menonton drama Korea dengan fokus.

"Gimana ujian terakhirnya? Lancar?" tanya Genna seraya memijat pundak Zaidan.

"Alhamdulillah lancar umma," jawab Zaidan dengan mata terpejam-menikmati pijatan Genna.

"Capek banget ya?" tanya Genna lagi.

"Kepala aku pusing," keluh Zaidan seraya merebahkan diri-menjadikan paha Genna sebagai bantalan.

Genna tersenyum kecil lantas memijit kepala Zaidan dengan lembut. Tentu saja pusing, yang di hadapi soal ujian yang menguras tenaga dan pikiran.

"Ujiannya udah selesai semua kan? Berarti tinggal tunggu hasil nilai sama kelususan?" tanya Genna menatap Zaidan.

Zaidan bergumam sebagai jawaban, ia terlena dengan pijatan Genna di kepalanya. Beberapa menit selanjutnya Zaidan teringat surat yang di berikan kepala sekolah tadi. Ingin memberitahu sekarang namun Gevan belum pulang.

"Umma, aku ke kamar dulu. Mau mandi," ucap Zaidan seraya bangkit dari rebahannya.

Genna menganggukkan kepalanya. "Jangan lupa sholat, terus makan malam."

"Iya, umma."

Zaidan pun berdiri kemudian menenteng tasnya dan berjalan menaiki tangga rumah untuk mencapai lantai atas. Sampai di dalam kamar, Zaidan menaruh tasnya di meja belajar lalu mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu. Zaidan benar-benar perlu mengguyur tubuhnya.

Selesai dengan mandi, berpakaian dan sholat maghrib. Zaidan menyugar rambutnya ke belakang-melangkah menuju meja belajarnya untuk mengambil amplop di dalam tas.

Matanya melirik botol minum paus-terselip di buku-buku tebal yang tersusun rapi. Sudut bibirnya terangkat mengingat orang yang memberinya. Menghembuskan nafas pelan, Zaidan pun berjalan keluar dari kamar menuju meja makan.

Coldest Prince [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang