Delapan Belas

91 4 8
                                    

"I'll run to your heart, Babe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I'll run to your heart, Babe."

***

Perjanjian awal pertemuan mereka masih berlaku. Permintaan yang harus Lintang turuti harus tetap berjalan. Aksa selalu meminta Lintang untuk menjemputnya. Tetapi sekarang, Aksa yang akan menjemput Lintang supaya berangkat bersama.

Lintang mengangkat kedua alisnya, nampak terkejut dengan kedatangan Aksa tiba-tiba di rumahnya. Kini lelaki itu tengah berdiri dengan sumringah di depan pintu rumahnya.

"Lo ngapain di sini, Kak?" tanya Lintang.

Aksa menunjuk motor besarnya yang terparkir di halaman rumah Lintang.

"Gue jemput lo. Kita berangkat bareng," jawab Aksa santai. Dia yakin Lintang tidak akan bisa menolaknya. Aksa yakin seratus persen. Kenapa tidak? Siapa yang bisa menolak lelaki tampan tiada tara sepertinya? Sekali pun itu Lintang Deputri Neandra, si cewek keras kepala.

"Ogah." Muka Aksa langsung tak santai. Melotot sempurna dan alis mengerut.

"Kenapa?" Aksa harus tau alasannya.

Lintang berjalan melewati Aksa sambil berkata, "Karena gue gak mau bareng sama lo."

Aksa tidak puas. "Lo pasti gengsi, kan? Udahlah, kalo lo mau bilang aja."

Lintang refleks berhenti setelah mendengar kalimat itu lolos dari mulut Aksa.

"Lo kok maksa, sih?"

Aksa ikut berhenti dan bersedekap dada. "Mangkanya, jangan nolak."

"Lagian lo ngapain nawarin jemputan? Gue kan gak butuh?"

"Inget sama tiga permintaan gue? Salah satunya belum berakhir."

"Tapi emang satu, Kak. Lo belum kasih tau permintaan kedua lo apa. Apalagi ketiga."

Aksa terdiam. "Iya juga. Mangkanya, jangan tolak gue. Itu kan permintaan pertama."

Lintang tak langsung menjawab. Ia menatap Aksa lama. Dan sedetik kemudian berkata, "Oke! Gue anggap itu permintaan kedua. Sisa satu permintaan lagi, urusan kita selesai."

Aksa kalang kabut. "Loh! Gak bisa gitu dong, Lintang. Gue mau permintaan kedua gue itu lebih penting dari ini. Lo—"

"Lo tau gue gak mau dipaksa?"

Aksa mendengus kasar.

"Tenang, Kak. Masih ada satu permintaan lagi. Gue turutin, gak bakal kabur. Tapi sekarang, mau berangkat bareng gak? Gue udah naik, nih."

𝐀𝐤𝐬𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 (ℜ𝔢-𝔭𝔬𝔰𝔱)Where stories live. Discover now