Tujuh Belas

99 5 13
                                    

Chapter spesial

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter spesial. Untuk kalian yang spesial, DERS♡.
Happy Reading^^

***

Sejak tadi pagi di sekolah, dada Lintang masih terasa nyeri sampai malam ini. Demi apapun, ini begitu menyiksanya. Lintang tidak bisa mengadukannya kepada Mama, Papa, dan juga Arvano. Mangkanya, sejak pulang sekolah Lintang mengurung diri di kamarnya.

Lintang kini tengah duduk di meja riasnya dan menatap pantulan dirinya di cermin yang dirinya menggunakan piyama kuning dan rambut yang dicepol. Wajah Lintang tampak murung. Di genggaman tangannya terdapat sebuah box merah muda berisi pil yang bertahun-tahun sudah ia konsumsi.

Lintang meringis lagi, ia meremas dada kirinya, untuk ke sekian kalinya. Ia memejamkan mata dan menarik napas panjang, menahan sakit itu sekuat tenaga.

Tanpa sadar, bulir bening menetes dari pelupuk matanya.

Lintang membuka mata. Menoleh ke arah jendela dan melihat langit malam yang begitu indah. Sehingga ia pun bangkit dan berjalan dekat jendela.

TUK!

Tiba-tiba saja ada sesuatu mengenai kaca jendelanya ketika Lintang baru saja mendekati jendela. Lintang menengok ke bawah dan seketika melotot kaget melihat seseorang sedang melambai-lambai dengan heboh dari bawah.

"Kak Aksa?" gumam Lintang dengan heran.

"Ayo turun! Gue ada sesuatu buat lo!" teriak Aksa padanya.

Lintang menjawab, "Ngapain?"

"Udah, turun aja!"

"Gak mau!"

"Kenapa, sih?" kesal Aksa.

Lintang pun menjawab dengan sangat amat jujur, "Lo 'kan cowok sinting?"

Mendengar itu, Aksa langsung naik pitam. Lelaki dengan kaos oblong hitam dengan jaket jins blue light dan celana jins hitam tersebut mendengus kesal.

"Oke!" Begitu saja. Kemudian Aksa pergi tanpa berkata-kata lebih dari satu kata tersebut. Membuat Lintang mengernyit tidak mengerti.

"Lah? Gitu doang?"

Masih menatap ke bawah balkon kamarnya, mencari keberadaan Aksa, siapa tahu sedang sembunyi di suatu tempat. Dan ketika sedang sibuk mencari keberadaan lelaki itu, tiba-tiba—

TOK! TOK!

Suara ketokan pintu kamar Lintang terdengar. Lintang segera ke pintu untuk membukanya.

Klek!

Pintu terbuka, dan muncullah seorang Aksa Mahendra sedang nyengir depan Lintang sambil membawa sebuah kotak makanan.

Lintang mengernyit melihat Aksa. "Lo kok bisa ke sini? Mama, Papa, Kak Arvano mana? Mereka ngizinin lo ke kamar gue?!" tanya Lintang tak santai.

Aksa mengerling. Bersedekap dada dan mengangkat dagu sombong.

𝐀𝐤𝐬𝐚 𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 (ℜ𝔢-𝔭𝔬𝔰𝔱)Where stories live. Discover now