Episode 7 : Hari Bersamamu

50 45 2
                                    

Awan ber;arak di atas langit, ia mengiringi langkah mesra Marvel dan Assa yang terlihat sebagai sejoli sejati. Assa yang tergopoh-gopoh, berusaha mengimbangi Marvel yang sedikit berlari untuk memastikan gerbang sekolah ditutup atau belum.

"Marvel tunggu." Assa menarik kerah leher Marvel dari belakang. Sontak tubuh Marvel kejedot ke belakang, cukup lama. Belalang saja sampai lewat dulu, baru Assa lepaskan pegangannya.

"Assa. Jalan lo itu lambat banget. Udah ah ayo!" sentak Marvel menarik lengan Assa yang berjalan dengan laju yang seperti kaya dipergokin habis mencuri terowongan casablanka punya Syahhini.

"Lo kenapa sih mesti nungguin gue, kan lo jadi ikutan telat." Assa berusaha menarik napasnya dengan panjang untuk cadangan oksigen selama semenit kedepan, jika bersama Marvel.

Marvel menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap Assa yang gak sengaja juga menatap Marvel. Netra mereka bertumbukan, kalah jauh sama tuyul yang lewat.

"Gue kan udah bilang sama lo. Diri gue itu ya lo, dan lo itu diri gue." Marvel menajamkan penglihatannya, lalu tersenyum cool membuat peredaran darah Assa tersendat selama berjam-jam.

"Lo naksir gue ya, Ups gue bercanda,"celoteh Assa. Entah kenapa mulutnya gatal pengen ngungkapin pertanyaan yang udah ia simpan sejak masehi dahulu kala.

Marvel menghembuskan napas.

"Iya Ogeb!" tukas Marvel, namun lirikan matanya menutupi semua sumpah serapah Marvel yang gayanya sekarang sedang memegang erat tangan Assa.

Assa sudah menyerah sama keadaan. Ia menahan Marvel di tangannya.

"Srettttt."

(Bunyi pintu gerbang ditutup)

Lamunan Assa terhenti dan Marvel yang langsung mengandeng lengan Assa lebih frontal.

"Gue gak tahu lagi harus ngomong apa, gimana yah cewe lo, kalau lo gandeng tangan dia asal gini," ungkap Assa. Marvel semakin mencengkram dengan erat lengan Assa. Seolah ingin menyatukan lebih dalam.

"Asyik aja gitu. Gue jadi bisa perlakuin pacar gue kaya sahabat. Sahabatkan gak papa, kalau ditampol. Nah kalau pacar, cowok mesti kedok romantis dulu, biar bisa bikin dia nyaman, meski dia sendiri gak romantis." bibir tipis Marvel mengulum dan pikiran Assa jadi kesana-kemari untuk cari alamat asal si bibir Marvel yang pernah tak sengaja ia cium.

"Hei. Lo kenapa?" Marvel melambaikan tangan di depan wajah Assa yang menatap lekat bibir Marvel yang terlihat sempurna, bahkan melebihi bibir Assa yang pucat, karena bedaknya yang sedikit tidak beraturan.

"Gue tahu lo mikir apa? Lo mau kaya di drama Korea?" tebak Marvel tersenyum miris membuat Assa mengerjapkan matanya.

"Demi apa? Lo tahu drama Korea?"

Mendadak, jantung Assa langsung berirama rocker-90 an.

"Gak usah dipikirin. adik gue yang suka," cengir Marvel, lu ia melangkahkan kaki kedepannya.

"Pantes nih anak romantis, jangan-jangan dia sering ngintipin adeknya drakoran," batin Assa berjalan lesu di belakang badan Marvel yang berdiri gagah menatap gerbang sekolah yang masih punya kesempatan buat diterobos.

KALOPSIA [ Selesai ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang