🌲53

13.8K 1.5K 508
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
______________

Setelah sadar Geri tidak berhenti menangis dan memanggil nama abangnya yang masih belum siuman semenjak kejadian tadi.

Untunglah luka tusukan itu tidak terlalu dalam dan tidak mengenai organ fatal Gara. Dan Gara akan sadar setelah obat biusnya habis.

"Hiks ... a–abang hiks ...." Sedari tadi Geri terus memanggil Gara.

"Udah, Sayang. Jangan nangis lagi," ujar Faro menenangkan Geri dalam gendongannya.

"Minum susunya dulu," titah Salsa memberikan Geri botol dotnya.

Geri mengambilnya dan menyedot susu sambil terus menangis dan memanggil Gara. Faro sendiri sudah tidak tau lagi cara menenangkannya.
Sedangkan Salsa juga sangat bingung di buatnya.

Syukurnya Gara tidak terlalu parah, dan Faro Salsa bisa sedikit bernafas lega.

Wajah Geri sedikit lecet akibat batu yang dilempar Desi sedangkan kakinya sudah di obati dan diperban. Hanya sedikit luka karna tergores bagian tajam bawah motor yang menindih kaki Geri saat jatuh tadi.

"Hiks ... habis hiks ... Mommy," rengek Geri sesegukan memperlihatkan botol dotnya pada Salsa yang isinya sudah tandas.

"Good boy, sekarang diam dan jangan nangis lagi," ucap Faro mengusap punggung Geri.

"Abang sakit."

"Salah adek, hiks ... salah Geri hiks ... a–abang."

Geri menyalahkan dirinya karna Gara tertusuk saat menolongnya. Padahal itu bukan salah Geri. Tapi memang Gara lah yang ingin melindungi adiknya.

"Ssttt ... gak boleh gitu, Sayang. Adek gak salah, Nak. Abang nolongin adek karna abang sayang sama adek," Jelas Salsa mengusap surai Geri.

"Hiks ... t–tapi hiks ...."

"Udah ya, Nak. Adek gak salah sayang."

"Kata abang gak boleh cengeng lagi kan adek udah gede, udah SMA," Ucap Faro dan langsung membuat Geri berhenti menangis tapi masih sesegukan.

"Oiya, ya," lirihnya menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Pinter," kata Faro mengecup pipi Geri.

"Adek Bobo di sini, ya? samping abang, daddy mommy mau bicara sama dokter dulu," ujar Faro menidurkan Geri di samping Gara.

Geri mengangguk dan langsung memeluk lengan Gara, biasanya Garalah yang akan memeluknya.

Ranjangnya luas kayak kasur di kamar Geri tapi lebih besar kasur di kamar Geri sih.

Faro dan Salsa mengecup kening kedua putranya kemudian keluar dari ruangan. Di depan pintu ada dua bodyguard yang berjaga, dengan wajah bonyok dan penuh lebam hasil karya Faro barusan saat sikembar belum sadar.

Geri mengambil sesuatu yang bergetar di kantong celananya.

Nomor tidak dikenal, Geri mematikannya.Ponsel milik salah satu preman yang memeganginya tadi, Geri mengambilnya saat ponsel itu tidak sengaja di jatuhkan setelah Desi menusuk Gara kemudian kabur dari sana.

TWINS CRAZY Where stories live. Discover now