🌲51

11.8K 1.3K 305
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading

_____________

Gara akhirnya pasrah dengan rengekan Geri yang ingin pulang naik motor saja, dan sekarang keduanya sampai di tempat makan bakso di belokan samping jalan.

Tempatnya terbilang cukup sepi karna biasanya jalan itu dipakai sebagai jalan pintas oleh orang yang buru-buru.
Dan jalan itu juga termasuk banyak premannya.

Sering terdengar berita bahwa di sana banyak ditemukan korban perampokan atau begal, tapi sikembar anteng saja saat memakan baksonya padahal dari tadi ada beberapa preman yang lewat di sana.

"Mau satu mangkok lagi, Bang," kata Geri dan tukang bakso itu mengangguk.

"Eebuseddddah, Dek. Itu perut apa gentong njir, udah tiga mangkok astaghfirullah ...." Kaget Gara hingga bakso bulat yang baru di masukkan ke mulutnya keluar lagi dengan utuh.

"Hehe ... laper, Bang." Geri cengengesan.

"Gue baru mau ludes satu mangkok njim," gumam Gara masih bisa di dengar Geri, dan Geri hanya menanggapinya dengan senyum pepsodent.

"Abis ini pulang, ya?" ujar Gara dan Geri mengangguk sambil melahap kembali bakso dalam mangkok ketiga nya.

***

Setelah meludeskan mangkok ketiga.
Sikembar membayar kemudian menaiki motornya.

"Pulangnya lewat mana?" tanya Geri.

"Lewat depan aja, gimana?"

"Njir, serem, Bang. Sepi banget lewat depan."

"Yaudah, putar balik aja," usul Gara.

"Lewat depan aja deh, tapi balapan gimana?" tantang Geri menaik turunkan alisnya.

"Mumpung sepi," lanjut Geri.

"Gak, gak, gak. Gue gak mau ambil resiko ya!" tolak Gara.

"Gue gak mau sampe lu kenapa-kenapa, Dek. Kalo lewat depan sih, oke, tapi gak ada acara balapan segala," lanjut Gara mengusap surai Geri.

Geri mempoutkan bibirnya gemash, bener juga sih apa kata Gara, Geri juga gak mau lecet lagi.

"Yaudah lewat depan, gak balapan," putus Geri membuat Gara tersenyum.

"Yuk, pulang."

Keduanya memakai helm dan menghidupkan motor.
Mereka pulang lewat jalan depan yang memang sangat sepi setiap harinya.

🌲🌲

Dirumah ada Faro dan Salsa yang sedang uring-uringan menunggu sikembar pulang.

Harusnya sikembar sudah pulang sejam yang lalu tapi sampai sekarang belum kelihatan wajah tampannya.

Faro yang marah pun membanting ponsel yang khusus nomer bodyguard semua didalamnya.

"KALIAN KENAPA GAK IKUTIN SIKEMBAR, HAH?!" marah Faro menarik kerah baju satu bodyguardnya yang pulang melaporkan sikembar hilang jejak.

"Ma–maaf, Tuan."

"ARRGHH ... KALO SAMPAI TERJADI SESUATU SAMA ANAK KEMBAR SAYA, KALIAN HARUS TANGGUNG AKIBATNYA!" bentak Faro menendang meja di sampingnya.

"Adek sama abang kok belum pulang sih?" Salsa sudah menangis karna khawatir.

Baru sejam sikembar belum pulang Salsa dan Faro sudah sekacau itu, bagaimana jika sampai terjadi sesuatu pada anak kembarnya?

"Kita lacak aja sayang, kamu jangan nangis," ujar Faro memeluk Salsa.

"Mereka gak bawa HP, Dad!" kata Salsa.

"Tunggu sebentar," ucap Faro saat baru mengingat sesuatu.

"Sambungkan tv dengan alat pelacak," perintah Faro dan bodyguard itu langsung melaksankannya.

Faro mengetik nomor plat motor sikembar dan akhirnya menemukan lokasi sikembar saat ini.
Faro baru ingat jika nomor plat motor sikembar bisa Faro lacak kapan saja, motor yang Faro desain dengan sangat canggih itu bermanfaat juga akhirnya.
Gak rugi duit habis banyak miliyaran buat tuh motor.

"Itu dimana?" tanya Faro pada bodyguardnya.

"Belokan sekolah tuan kembar, di samping jalan tempat jualan bakso," jelas Bodyguard itu.

"Lah, mereka makan bakso?" tanya Salsa.

"Iya nyonya, lokasinya benar di sana."

"Tapi sekarang lokasinya berpindah," ujar bodyguard yang sedang mengotak atik laptop yang bersambung ke tv.

"Dimana?" tanya Faro.

"Jalanan sepi yang dikabarkan banyak preman dan begal, Tuan."

"Kesana sekarang!" Perintah Faro mutlak yang diangguki cepat oleh para bodyguard lainnya.

🌲🌲

"ABANG!" teriak Geri agar terdengar oleh Gara karna mereka memakai helm dan sedang mengendarai motor.

"KENAPA?"

"KOK PERASAAN GUE JADI IKUTAN GAK ENAK, YA?"

"GAKPAPA. ADA GUE, DEK!"

"GAK USAH NGEBUT, SANTAI AJA."

"I—." Jawaban Geri tertahan saat ingin mengerem.

"INI REMNYA GAK BERFUNGSI!" Panik Geri mencoba mengerem motornya tapi gak bisa.

"JANGAN BECANDA!" ucap Gara yang sudah di selimuti kepanikan.

"BENERAN. TAKUT A–ABANG!" Geri sudah menangis karna takut.

Gara mempercepat laju motornya dan berhenti tepat di hadapan Geri.

"TABRAK GUE, DEK!" teriak Gara.

Geri menggeleng dengan kuat dan terus berusaha mengerem . Jarak keduanya sudah sangat dekat sekarang.
Geri sudah sesegukan menangis dan terus berusaha mengerem.

Dan____

🌲🌲
Twins Crazy

Guys, ig aku gak bisa dibuka lagi😭

Sementara ini follow aja ig story_fiaa
Oke?

Follow juga ig sikembar

See you

Mangap lama update
❤🤭

TWINS CRAZY Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz