🌲52

12K 1.4K 448
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
______________

"TABRAK GUE, DEK. TABRAK!" teriak Gara bersiap tepat menghalangi Geri dengan motornya.

Geri masih tetap menggeleng, tapi jarak mereka sudah sangat dekat sekarang.

"Ya Allah ... bantu Geri." Geri berdoa memejamkan matanya saat jaraknya dan motor Gara sudah sangat-sangat dekat.

Dan———

Ciiittttt ........ Bruukk


"AAARRGHHH ... ABANGGG!" teriak Geri saat terjatuh dari motornya.

"A–abang, hiks ... sa–kit hiks ...." Geri masih belum membuka matanya dan terus menangis memanggil nama Gara dan mengeluh sakit.

"Abang hiks ... abang, hiks ... ABANG!" Geri sesegukan.

"Adek, hey ... ini gue, Dek. Buka matanya." Gara mengusap pipi Geri berusaha agar adiknya mau membuka mata.

"ADEK. INI ABANG!" Teriak Gara dan barulah Geri membuka matanya.

"Ini abang, okey. Jangan takut," ucap Gara mengecup kening Geri kemudian mendorong motor agar bisa menarik kaki Geri.

"Udah gakpapa, jangan nangis." Gara memeluk erat adiknya. Mengusap punggung Geri dan mengecup pucuk kepala adiknya bertubi.

"Doa adek di kabulin," Cicit Geri masih bisa di dengar Gara.

"Iya doa adek di kabulin, jangan takut lagi. Ada abang di sini," ujar Gara semakin memeluk Geri.

"Adek rem depa tadi," lirih Geri yang sedikit lebih tenang di pelukan Gara.

"Motornya rusak," tunjuk Geri melihat motornya yang lecet.

"Bodo amat sama motor yang penting adek abang gakpapa," balas Gara.

"Kakinya sakit," tunjuk Geri pada kakinya yang sedikit mengeluarkan darah di tulang kering.

"Kita kerumah sakit, di obatin ya?"

Geri mengangguk dan semakin memeluk Gara.

Prok prok prok

Terdengar suara tepukan tangan di belakang sikembar membuat Gara dan Geri berbalik.

"Gue pikir bakalan mati atau koma gitu," ucap orang itu dengan beberapa preman berbadan besar.

"Lah, kerjaan anjing rupanya," sinis Gara berdecih.

"Semut kayak kalian harus di singkirin," ujar orang itu menjentikkan jarinya.

"Di apain, Bos?" tanya salah satu preman bertato banyak.

"Pisahin mereka," perintah Desi.

Yups, dalangnya adalah Desi.
Yang memutuskan rem motor Geri adalah Desi. Dan yang sekarang menghadang sikembar juga Desi dan preman bayarannya.
Bayaran dengan membiarkan dirinya di pakai cuma-cuma.

"JANGAN SENTUH ADEK GUE BANGSAT!" Bentak Gara saat tangan seorang preman hampir menyentuh bahu adiknya.

"Diem atau adek lo gue tusuk pake ini!" balas seorang preman yang memainkan sebuah pisau lipat yang sangat mengkilat.

Preman itu memaksa sikembar agar melepas pelukan, seorang lagi menarik Geri dan yang lain memegangi Gara yang berontak. Geri sudah lemas karna menahan sakit di kakinya dan bahu yang di pegang sangat kuat.

"DESI ANJING LEPASIN ADEK GUE!" Teriak Gara dan langsung mendapat satu pukulan di perutnya.

"Mau adek lo di pukul juga, HAH?!"  Tanya Desi memainkan pisau lipat milik preman itu.

"SEKALI LO SENTUH ADEK GUE, SATU KLEUARGA LO KENA IMBASNYA!" Teriak Gara dengan nafas memburu.

"Duh, takut," ucap Desi berpura-pura takut kemudian tertawa puas.

"KALIAN YANG MULAI DULUAN!" teriak Desi melempari Geri dengan batu kecil-kecil dan mengenai kepala Geri yang menunduk.

"JANGAN LUKAIN ADEK GUE!" murka Gara terus memberontak agar lepas dari pegangan preman.

"PERCUMA LO TERIAK, LO GAK BISA LEPAS DARI MEREKA!" Balas Desi berteriak.

"LEPASIN GERI ATAU LO BAKALAN MATI DI TANGAN GUE" bentak Gara.

Desi tertawa mendengarnya, hey! Mati di tangan Gara? Anak kecil seperti mereka tidak ada apa-apa nya bagi Desi. Orang tuanya saja tunduk padanya apalagi sikembar yang notabennya lebih kecil dari Desi.

Ups, apa Desi lupa siapa putra kembar  ALDEBARAN yang sebenarnya?
Kuharab Desi masih bisa bernafas setelah Ini.

"Gue tusuk aja ya, abis ini baru gue lepasin," ujar Desi mulai berjalan mendekat ke arah Geri.

Desi tidak main-main dengan omongannya, Desi bahkan bisa jadi gila jika ada yang membuatnya merasa terusik. Lebih tepatnya Desi memang gila sejak dulu, Gila harta dan kemewahan. Bahkan Sampai mengancam ingin membunuh orang tuanya jika tidak menuruti semua keinginannya.

Gara benar-benar marah sekarang, matanya sudah memerah dengan tangan terkepal kuat. Dengan sua kali hentakan akhirnya Gara lepas dari dua preman itu dan berlari ke arah Geri.

Jlep

Gara mematung di tempatnya, darah mulai bercucuran di aspal dan Geri yang sudah jatuh ke punggungnya dengan lemas. Geri sesegukan dengan nafas yang putus-putus dan hampir saja hilang kesadaran.

Dan saat itu juga tiga mobil hitam datang dengan sepuluh bodyguard di dalamnya. Termasuk Faro dan Salsa yang ikut mencari sikembar dengan mobil lain di belakang.

"KABUR!" teriak Desi yang berlari duluan dan di ikuti preman di belakanganya.

Dengan secepat kilat para bodyguard Faro menangkap para preman itu dan menghajarnya saat itu juga. Sedangkan Desi lari ke dalam hutan di samping jalan.

"Abang ...," lirih Geri.

"Adek, jangan tutup matanya. Argh ..." Erang Gara di akhir ucapannya.

Salsa dan Faro menghampiri sikembar dan langsung membawanya kerumah sakit.

Sebagian bodyguard Faro mengejar Desi, dan sebagiannya lagi mengurus preman. Dua bodyguard lagi yang satu mobil dengan Faro mengangkat sikembar membawa masuk kedalam mobil membawa kerumah sakit.

🌲🌲
Twins Crazy

Mau aku double?

Syaratnya follow ig baru aku dulu😗
@fiaa757

Follow ig sikembar juga

See you

TWINS CRAZY Where stories live. Discover now