22. Terlambat

4.1K 335 0
                                    

Assalamualaikum  gaes
Selamat pagi, siang, sore, malam, di sesuaiin aja deh sama waktu kalian baca cerita aku, hehe
Apa kabar? Ada yang rindu gak nih sama cerita aku?
Maaf ya up ny lama banget, karna aku tipe orang yang kalo lagi fokus sama satu hal maka hal yang lain bisa aku pending dulu
Aku ngak punya banyak waktu di wp ini, karna dunia nyata aku lagi mau di prioritaskan, jadi aku sedikit seloww ya nulisnya
Intinya terimakasih dehh buat kalian yang sudah setia baca cerita aku sampai part ini, terimakasih juga buat vote dan saran dari kalian, terimakasih banyak  banyak banyak banget ya, hehe

Oke




Happy Anniversary









Ehhh








Happy reading gaes


🌼🌼🌼

Krinngggg....

Krinngggg....

"Hoaaammm, duh berisik amat sih," dercak Nisa bangun dari tidurnya dan mematikan alarm.

"Masih jam tujuh." Nisa manggut-manggut.

Satu detik

Dua detik

Tiga det---

"APA JAM TUJUH! YA ALLAH GUE TELAT!" Nisa melotot, dia panik dan langsung berlari ke kamar mandi.

Lima menit adalah waktu tersingkat Nisa untuk membersihkan diri. Biasanya Nisa paling lama saat mandi dan bisa menghabiskan waktu satu jam, ntah apa yang dilakukannya disana. mungkin ngajak air bak ngobrol dulu kali ya...

"Awas aja ya lo, Rifki, siap-siap lo nanti!" umpat Nisa pelan yang sudah berdiri di halte bus.

Nisa ingat dan sangat yakin semalam dia telah mengatur jam alarmnya pukul 05:00 subuh, tapi kenapa tadi jam 07:00 pagi, kalo bukan ulah Rifki lalu siapa lagi? Tidak mungkin kan Bik Ina-ART Nisa yang usil. Pikir Nisa.

______
___________

"PAK! TUNGGU ... JANGAN DITUTUP DULU GERBANGNYA ... SAYA BELOM MASUK ...," teriak Nisa dari luar gerbang sekolah disela-sela berlarinya.

Nisa telat. Jam sudah menunjukkan pukul 07:25 sedangkan sekolah masuk pukul 06:55. Itu artinya Nisa sudah terlambat tiga puluh menit.

Gerbang sudah ditutup sempurna. Pupus sudah harapan Nisa untuk masuk jika sudah begini, tapi Nisa bukan tipe orang yang mudah menyerah. Contohnya sekarang, ia sedang membujuk Pak satpam sekolahnya agar membuka pintu gerbang.

"Hayolah, Pak, mau ya ya. Nanti Nisa janji deh besok Nisa gak telat lagi. Dan sebagai gantinya Nisa akan traktir Pak kopi di warung bu Ida."

Pak Yanto terkekeh. "Pintar sekali kamu ini Nis Nis." Pak Yanto menggeleng. "tapi kali ini Bapak ngak bisa bantu---."

"Selamat pagi, Pak" Sapa seorang siswa laki-laki kepada Pak Yanto.

"Pagi, kamu siswa baru itu ya?" tanya Pak Yanto mengabaikan ucapannya kepada Nisa.

Lelaki itu mengangguk. "Saya kemari karena udah disuruh masuk, Pak. Tapi untuk ngurus berkas dulu di sini. Jadi saya datangnya jam segini," jelasnya.

"Oh, monggo silahkan masuk," ramah Pak Yanto kepada siswa baru tersebut.

Lelaki itu tersenyum. "Terima kasih, Pak."

Pak Yanto membuka gerbang untuk memberi ruang lelaki itu masuk. Kemudian ia mengembok kembali gerbang itu yang membuat Nisa mengerutu kesal.

"Pak, kok dia boleh masuk. Saya dari tadi ngak boleh!" protes Nisa.

"Kamu itu sudah telat tiga puluh menit Nisa,"

"Tapi kan pak---."

"Boleh saya mengajak dia masuk juga, Pak?" tanya lelaki itu.

"Tapi nanti saya---."

"Ngakpapa, Pak. Saya yang akan tanggung dan Bapak aman. Asal Bapak tidak membocorkannya saja," ucap siswa lelaki itu ramah.

Setelah melakukan pertimbangan, Pak Yanto menyetujuinya. Nisa diperbolehkan masuk, tentunya berkat pertolongan siswa laki-laki ini yang tidak ia kenali.

"Boleh tunjukkan saya sebentar di mana ruang kepala sekolah?" tanya siswa laki-laki tersebut kepada Nisa.

"Boleh, ikut saya," ucap Nisa. Tentunya ia tidak akan tega menolak dengan orang yang sudah membantunya.

Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Di jam segini, pelajaran sudah berlangsung. Untung saja kelas Nisa sekarang jam kosong, karena guru yang mengisi mata pelajaran di jam pertamanya sedang izin melihat anaknya wisuda. Nisa mengetahui itu karena info dari group kelasnya.

Tanpa Nisa sadari, dari atas rooftop Rifki  melihat istrinya yang berjalan beriringan dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali, sepertinya bukan mengarah ke kelasnya tapi ke arah lain.

"Mau kemana dia?"

_____________________________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


_______________
____________________
__________________________

Hayo tebak, siapa laki-laki itu?
Kira-kira nanti Rifki cemburu ngak ya?

Penasaran gak nih?

Kita lihat di part berikutnya ya gaes, ini aku lagi usahain agar feelnya dapat gitu dan kalian bisa nyaman dan nyambung sama cerita aku, hehe

Ya udah sampai berjumpa di part selanjutnya ya...

Jangan lupa vote
Jangan lupa koment
Jangan lupa follow akun wattpad aku
Jangan lupa kasih tanda jika ada typo
Dan yang terakhir
Jangan lupa tersenyum, hehe

Good bye, see you :)

The Gray Love✔Where stories live. Discover now