13. Nyebelin

3.7K 344 14
                                    

'Kecantikanku, terletak pada rasa sabarku (Putri, 2020).''
___Annisa Mutia Alvero___

-Happy Reading-


🌸🌸🌸


"Udah, yok," ajak Rena setelah selesai memilih-milih buku yang ia cari.

Putri menyambar buku yang berada di kuasa Rena. "Ebuset, novel semua," kaget Putri setelah melihat-lihat buku yang diambil Rena.

"Hehe ... mumpung lagi ada diskonnya, kan sayang kalo gak diambil." Rena mengambil alih kembali buku itu. "lo pada gak minat beli buku apa gitu, mumpung lagi diskon? Biasa cuci gudang," lanjutnya sekaligus meracuni teman-temannya.

"Gue gak suka baca. Yang gue suka itu nonton drakor atau seriesnya. Gue suka gak dapet feel ceritanya kalo baca. Lagian gak level juga." Putri mengibaskan tangannya dengan angkuh.

"Nyenye." Rena memonyong-monyongkan mulutnya, meledek Putri.

"Gaya lo, Put," ucap Nisa menjitak dahi Putri, yang langsung terdengar ringisan dari empunya dahi.

Sambil mengusap-ngusap dahinya yang sebenarnya tidak begitu sakit akibat dari jitakan Nisa, mengingatkan Putri pada sesuatu. Seolah jitakan Nisa memberikan sebuah ingatan yang beberapa menit yang lalu mengundang rasa penasarannya.

"Nis, gue tadi lihat lo ke rak buku resep makanan, ngapain lo? Mau belajar masak? Tumben," goda Putri sedikit berbisik.

"Lo pikir? Beli baju?" ucap Nisa malas.

Putri mengerucutkan mulutnya kesal
"Gak asik lo ah."

"Itu buku apa, Nis?" tanya Rena yang tidak sengaja melihat buku yang disembunyikan Nisa dibalik hijabnya.

"E-h ... g-gak kok. Bukan apa-apa," jawab Nisa sedikit tergagap, kemudian ia berlalu pergi ke kasir meninggalkan dua sahabatnya yang saling bertatapan, bingung.

Putri yang rasa penasarannya semakin menjadi-jadi, mengekori Nisa dari belakang diam-diam. Mirip sekali seperti jambret yang akan siap....

Hap

Berhasil. Putri berhasil merebut buku Nisa yang sedikit lagi sampai ke meja kasir. Untungnya antrian tidak begitu rami. Jadi ia tidak perlu terjebak pada adegan tabrak menabrak.

"Astagfirullah. Putri!" pekik Nisa kaget.

Semua orang yang berada di sekitar mereka ikut terlonjak kaget. Andai saja Nisa tidak menyebut nama 'Putri', yang diartikan oleh orang disana bahwa ia kenal sama orang yang barusan mengambil buku itu. Maka bisa dipastikan, sekarang Putri sedang dikejar-kejar orang karena dianggap pencopet,

Buku.

Putri berlari terbirit-birit karena sekarang dikejar oleh Nisa. Mereka sekarang seperti sedang main kejar-kejaran seperti bocah. Beberapa pengunjung mulai merasa terganggu melihat kelakuan mereka yang bisa dikatakan pemecah konsentrasi membaca saja.

"Eh, dek! Kalo mau main kejar-kejaran di lapangan sana! Udah gede tingkah kayak bocah!" Ucapan salah satu pengunjung itu berhasil menghentikan Nisa dari aksi mengejar Putri.

"Ush ... ush ... ma-af, ka-k," ucap Nisa sedikit ngos-ngosan, ia mengatur napasnya terlebih dahulu. "sekali lagi kami maaf ya, kak." Nisa tersenyum ramah.

Setelah cukup merasa aman dan Nisa tidak berusaha mengejarnya lagi, Putri berhenti untuk mengatur napasnya. Kemudian ia membaca judul buku yang sebentar lagi akan menjadi milik Nisa. Setelah mencerna apa maksudnya, Putri tertawa lepas sehingga mendapat tatapan aneh dari pengunjung disana.

The Gray Love✔Where stories live. Discover now