1. Aquila Aleyshia

Mulai dari awal
                                    

"Lama." kata Al sambil melingkarkan jaket bomber miliknya pada pinggang Ila, membuat Ila melotot pada Al.

Ila memanjat dinding pagar sekolah dengan bantuan cowok di bawahnya. Iya di bawahnya. Al menekuk kakinya yang kokoh untuk tupuan gadis itu memanjat.

Aquila mengulurkan tangannya untuk membantu Al, namun Al membiarkan tangan gadis itu menjulur begitu saja. Segera Al melompat dan dengan mudahnya Al langsung berjalan seperti tidak ada dosa.

"Thanks, Al." kata Ila sambil memakai sepatunya, namun Al justru pergi menuju kelasnya tanpa berucap apa pun.

"Cowok aneh." cibir Ila yang mungkin masih terdengar oleh Al.

"Hmm, jangan lupa kembalikan jaket gue, tapi dicuci dulu." kata Al panjang lebar.

Ila mengerjapkan matanya canggung, "Eh, i-iya."

Aquila langsung pergi menuju salah satu ruangan yang bertuliskan XI IPS 1 dan mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Assalamu'alaikum ... Maaf bu, saya tadi keliling dulu cari ruangan-." kata Ila namun diputus oleh guru di depannya, "Ila?! Murid baru ya? Silahkan masuk."

Suara riuh mulai terdengar saat Ila memasuki ruangan tersebut.

Aquila mengedarkan pandangan, beberapa pasang mata secara terang-terangan menatap ke arahnya, seperti langsung memberikan penilaian tentang dirinya.

"Buset bidadari baru turun darimana nih,"
"Ditanya malah nggak jawab. Sombong lu!"
"Aaaaaaa! Cwantik banget sih. Pasti murid baru ya?"
"Biasa aja kali. Tampangnya pas-pasan juga. Ewww!"

Celutukan-celutukan yang di lemparkan teman-teman barunya membuat Ila tersenyum simpul.

"SEMUANYA DIAMMM!" guru itu menarik napasnya panjang-panjang dan berbicara sangat cepat membuat Ila yang belum terbiasa sulit mencerna kata-kata yang gurunya ucapkan. "PerkenalkansayaBuIndahSetia Bwangettt ... Murid-murid ini Ila, murid baru di sekolahan ini. Ilasilahkanperkenalkandirikamu!! Semogasajakamusukadengan SMAbarukamu. Kalauadasaranuntuk SMAYudistirasilahkantulisdikolomkomentar dibawahsini." tutur Bu Indah sambil menggerakkan kedua jari telunjuknya ke bawah. Guru itu berbicara tanpa jeda dan sangat cepat- secepat kilat membuat murid-muridnya tertawa kegirangan.

"Baik Bu Indah, terimakasih," ucap Ila hormat, "Teman-teman perkenalkan nama saya Aquila Aleyshia biasa di panggil Ila, saya pindahan dari SMA Pelita Jaya Bogor. Mohon kerjasamanya. Terimakasih."

"Swama-swama cantik."
"Duduk sama aku yukss,"
"Sama aku aja. Aku baik kok."

Anak-anak di kelas itu terus berkoceh, hingga Bu Indah menyuruh Aquila duduk, "Ila, karena bangku kelas ini sudah penuh, tinggal sisa satu. So, kamu duduk sama dia saja ya! Namanya Nia Novita Reese." tutur guru itu sambil menunjuk seseorang yang duduk di barisan tengah, tiga dari belakang.

"Baik Bu, makasih." jawab Ila langsung berjalan ke bangkunya.

"Hai, namaku Ila," sapa Aquila pada teman barunya. "Silahkan, panggil gue Nia. Ok?" gadis itu tersenyum, "Oke."

Bu Indah melanjutkan pembelajaran yang sempat terhenti tadi, "Oke anak-anak sekarang kalian keluarkan buku tulis kalian! Catat semua materi yang ada di depan ya! Ibu mau ambil tas ibu dulu."

"BAIK BU INDAH!" teriak seorang siswi yang duduk di depan Nia. Siswi itu berbalik dan mengajak Ila berkenalan.

"Hai nama gue Friska Joy Gudytha, panggil aja Friska, salken ya! Nanti ke kantin bareng gue sama Nia ya!"

"Oke Friska, salam kenal juga." balas Ila dengan ramah.

"Lo harus tahu, La. Di sini ada geng motor terbesar se-Jabodetabek namanya CLY. Jangan pernah lo berurusan sama mereka, kalau lo nggak mau mati." bisik Friska, namun tak menyusutkan tekad dan tujuan gadis itu pindah ke SMA Yudistira. "Iya, gue udah tahu," jawab Ila pendek.

"Syukurlah kalau gitu, jadi tugas kita buat jelasin ini sekolah berkurang lah. Tapi pasti kalau Lo lihat kak Altair Alvares Adelio, Lo bakal jatuh cinta banget. Udah ganteng, pintar musik, pintar olahraga, kaya, masih ori pula. Masya Allah. Tapi sayangnya kak Altair itu suka berantem, suka bolos, suka balapan liar, suka main tinju, dan masih banyak lagi, tapi kenapa gue masih lope-lope sih! Huaaa!!!! Aduh bang adek gak kuat!" ujar Friska histeris.

Ila mengeraskan rahangnya, Ila sangat benci ketika nama itu disebutkan.

Nia mengelus bahu Ila dan berkata, "Tapi senakal-nakalnya mereka itu masih wajar kok. Yang penting Lo jangan ganggu ketenangan mereka, Lo aman. Jadi Lo gak usah khawatir! Mereka gak seburuk yang dibilang orang-orang!"

oOo

A/N

Hallo semuanya, kembali lagi ke cerita aku yang kedua

Bantu follow, vote, dan comment ya <3

Jangan lupa bahagia :))

Aquila dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang