7. M R T

413 52 20
                                    

[ SEMUA TEMPAT DAN UNSUR LAINNYA YANG TERKANDUNG DI CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. DARI TIDAK ADA PUN BISA JADI ADA DI SINI, SEKIAN TERIMAKASIH]

☘️☘️☘️

Kini Arjuna dan Yerika memutuskan untuk pergi menggunakan transjakarta terlebih dahulu karena di sekitar sini tidak ada stasiun terdekat. Dari halte Ps. Rebo, sampai ke halte Senayan, mereka hanya perlu duduk manis tanpa harus berhenti di pemberhentian. Ini hari minggu jam sembilan pagi, jadi transjakarta tidak terlalu ramai, termasuk beruntung karena bisa duduk, Yerika dan Arjuna pun masih bisa pindah kesana kemari saking kosongnya.

"makan di emperan aja kali ya?" tanya Yerika, memikirkan apa yang harus dilakukan sesampainya di sana nanti.

Arjuna mengangguk setuju, "boleh tuh, nanti saya ajak ke tukang ketoprak kesukaan saya, mau gak?"

"hm ketoprak? Aku juga sering makan ketoprak disana loh, jangan-jangan sama?"

"haha mungkin."

Perjalanan cukup memakan waktu yang lama, satu-satunya cara menghilangkan rasa bosan adalah bermain ponsel, Arjuna mengeluarkan ponselnya dan menyalakan musik, tak lupa dengan earphone yang menempel di telinga.

"Arjuna!"

Arjuna menengok ke samping, "kenapa?"

Yerika menunjuk-nunjuk telinga, "mau."

Mengerti maksud Yerika, Arjuna memberikan satu earphonenya pada Yerika, tenang, yang dipakai itu earphone bluetooth bukan earphone biasa, jadi walaupun berbagi tidak perlu mengikis jarak.

"lagu apa nih?" tanya Yerika.

"lagu Maudy Ayunda, kamu dan kenangan."

Arjuna menatap Yerika, tak lama Yerika juga menatap Arjuna, keduanya saling diam dan saling menatap. "Yerika..."

"iya?"

"gak apa-apa haha."

Yerika memasang wajah masam, semudah itu Arjuna membalikkan suasana, tangan Yerika pun tidak bisa ditahan untuk tidak memukul, "untung di bis, coba kalo di rumah, udah aku bikin bonyok."

"udah ah, udah mau sampe."

Benar saja, tak lama bis berhenti, Arjuna beranjak dari kursinya dan keluar bis, diikuti Yerika di belakangnya. Keduanya berjalan berirngan, suara jembatan penyeberangan yang terbuat dari bahan seng itu sedikit menimbulkan suara, tentu saja karena dua manusia tengah berjalan di atasnya.

"yah tukang ketopraknya kok gak ada?!" Yerika merengut kesal karena tempatnya kosong, tidak ada gerobak ketoprak yang biasanya terparkir rapih.

"sssttt, jangan teriak-teriak, kita cari tempat makan yang lain," ujar Arjuna.

"yah tapi maunya ketoprak!"

Arjuna menghela napas, sedikit susah menghadapi Yerika yang selalu ingin kemaunnya dituruti seperti anak kecil, "kita ke mall aja deh, bisa sekalian nonton bioskop," ujar Arjuna, berusaha membujuk si tuan putri Yerika.

"boleh boleh," Yerika mengangguk senang.

☘️☘️☘️

Sesuai rencana, sepulang dari mall, Yerika dan Arjuna akan menggunakan MRT untuk pulang. Selagi menunggu, Yerika menatap khawatir Arjuna, tiba-tiba saja wajah Arjuna pucat dan berkeringat dingin, jadi mereka memutuskan untuk segera pulang.

Ting nong!

"Arjuna ayo," Yerika menarik tangan Arjuna, masuk ke dalam kereta. Yerika maupun Arjuna terpaksa berdiri sambil berpegangan, karena kereta sedang penuh dan tidak ada sisa kursi, sedikit mengherankan sih tapi tidak salah juga jika kereta penuh di hari minggu.

Yerika dan Arjuna berdiri berhadapan, Yerika menatap lamat-lamat wajah Arjuna, sedangkan Arjuna menatap lurus ke depan. "kamu gak apa-apa?" tanya Yerika.

Arjuna mengangguk, "iya, paling cuma kecapean aja."

"aku udah telepon pak Hariz buat jemput, mau ke rumah sakit dulu?" tanya Yerika.

Arjuna menggeleng kuat, "enggak, gak usah, nanti dikasih teh anget juga sembuh."

"tapi-"

"Yerika, jangan berlebihan, saya gak apa-apa," alis Arjuna menukik, tanda kekesalannya pada Yerika.

Yerika mendengus kesal, "aku bukannya berlebihan, tapi khawatir, ngerti gak sih?!" merasa kesal dengan Arjuna, Yerika membalikkan badannya agar tidak menghadap Arjuna, tapi sedetik setelah itu Yerika berbalik lagi, jika ia berbalik dan membelakangi Arjuna, ia berhadapan dengan pria setengah baya, karena takut, Yerika kembali seperti posisi awal, persetan dengan gengsi, keselamatan lebih penting.

Tubuh Yerika sedikit bergetar saat Arjuna hampir limbung ke depan, dengan refleks, Yerika memegang kedua bahu Arjuna, "ck, bentar deh aku cariin kursi yang kosong."

Tapi Arjuna langsung menahan Yerika, "enggak, gak usah, dikit lagi sampe kok."

"Arjuna, kamu mimisan!" Yerika langsung mengambil tisu di tasnya dan mengelap hidung Arjuna. Sedangkan sang empunya hanya diam memperhatikan.

"mbak, mas nya duduk aja disini," salah satu penumpang, wanita sekitar 20 tahunan, menawarkan bantuan.

Dengan cepak Arjuna menolak, "mbak gak usah mbak," tapi yang namanya Yerika, ia menarik lengan Arjuna dan mendudukkan Arjuna secara paksa.

"gak usah ngeyel kalo dibilangin!" ujar Yerika. Kini posisi Yerika tengah berjongkok di bawah kursi Arjuna, terus memberikan lembar tisu kepada Arjuna karena mimisannya tak kunjung berhenti.

"mau minum?" tanya Yerika.

Arjuna menggeleng.

"makan?"

Arjuna menggeleng lagi.

"sebenernya kamu tuh kenapa sih?!" gumam Yerika, dengan suara pelan, sangat pelan, mungkin Arjuna pun tidak mendengar.

☘️☘️☘️

Mulai ye sakit sakitnya wkwkwwk

Sesuai perkiraan ini memang sad ending, sudah tidak ada harapan lagi untuk happy ending hahahahaha

Okey, See u!

Leukimia | Xiaojun Yeri ( ✔ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang