•Part 46|| Menjalani Dengan Rasa

27.8K 1.8K 31
                                    


"Didunia ini gak ada yang instant, mungkin hanya mie instant?"

Seketika gelak tawa menggema dari semua peserta, saat Fara bercanda di sela-sela pemberian materinya.

"Tapi menurut saya, mie istant pun gak se instant yang dibayangkan. Setuju gak?" Fara memberi jeda dengan meminta persetujuan.

"Mungkin yang di anggap instant, karena cara buatnya yang mudah dan tidak memakan banyak waktu. Tinggal direbus di air mendidih terus tunggu beberapa menit, udah deh selesai. Tapi, tetap aja semuanya tidak lepas dari yang namanya proses. Mulai dari membeli mie, terus merebusnya di air mendidih, sampai akhirnya tersaji dan bisa kita nikmati."

"Begitu juga dengan sebuah impian, harapan ataupun keinginan. Ada proses, usaha, dan doa untuk menggapai nya. Kerja keras sangat dibutuhkan, begitupun kesabaran. Karena tidak selamanya kita berhasil dalam satu kali, ada jatuh bangun yang harus kita lalui sebelum meraih apa yang menjadi tujuan kita."

"So, never give up! Terus berusaha, tetap optimis, selalu semangat dan yakin bahwa apa yang di impikan bisa di wujudkan. Satu lagi, jangan lupa untuk terus berdoa! Karena semuanya sudah Tuhan tentukan, dan kita hanya mampu merencanakan."

Suara gemuruh tepuk tangan menggema di dalam aula, sebagai tanda apresiasi untuk Fara.

"Dan inget selalu pesan saya, bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil."
Pesan terakhir Fara, sebagai penutup materi hari ini.

"Sekian untuk hari ini, kurang lebihnya mohon maaf. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Jawab salam serentak semua peserta, sebelum mereka keluar aula dan terlebih dulu menemui Fara. Ada yang sekedar meminta tanda tangan, atau hanya untuk foto bersama.

"Kamu disini A?" Seru Fara, yang sempat terkejut karena mendapati Alvin yang sudah menunggunya di dekat pintu masuk. Karena sebelumnya, Alvin tidak memberi tahu akan menjemputnya. "Sejak kapan?"

"Sejak Ibu Fara ini membahas soal mie instant."

Fara terkekeh. "Kok bisa tau aku disini?"

Alvin mengendikkan bahu. "Aku udah hapal kali, dimana jadwal kamu stiap hari rabu." Jawabnya jemawa.

"Hmm, manis sekali." Gumam Fara seraya menatap suaminya.

"Kamu udah selesai kan? Bisa kita pergi sekarang?"

"Udah kok, tunggu sebentar aku pamit dulu sama yang lain."

"Ok." Jawab Alvin, membiarkan istrinya untuk berpamitan terlebih dahulu.

Sudah menjadi kebiasaannya kini, untuk mengantar atau menjemput Fara ke tempat kerja. Setelah hubungan mereka membaik, walaupun tidak bisa dikatakan membaik sepenuhnya. Alvin benar-benar berusaha untuk membuktikan ucapannya untuk memulai semuanya dengan sungguh. Sedikit demi sedikit, ia ingin memperbarui kehidupan pernikahannya bersama Fara.

"Loh, ini kan bukan arah jalan pulang A?" Tanya Fara, saat arah mobil yang dilajukan Alvin berbeda dari biasa.

Sekilas Alvin menatap istrinya. "Kata siapa kita mau pulang?"

"Terus mau kemana?" Tanya Fara keheranan.

"Rahasia." Jawab Alvin dengan suara tertahan.

Fara merenggut kesal. "Gitu ya, mulai main rahasia-rahasiaan." Cibirnya dengan wajah cemberut.

Alvin terbahak, melihat wajah kesal istrinya. "Terserah aku dong."

"Mau kemana sih?" Fara kembali bertanya, untuk menuntaskan penasarannya.

Perfect With You [END]Where stories live. Discover now