•Part 32|| Mulai Terkuak

25.2K 1.9K 69
                                    

"Tetap berusaha, terus kerja keras, nikmati setiap prosesnya dan jangan lupa berdoa untuk kemudahan disetiap jalannya. Percaya, hasil yang manis pasti akan kita rasa."

Seperti biasa, Fara mengakhiri pemberian materi dengan sebuah kutipan motivasi.

"Sekian untuk pertemuan kali ini, terimakasih untuk apresiasinya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh."
Jawab serentak semua peserta dengan diakhiri dengan suara riuh tepukan tangan.

Butuh beberapa waktu, untuk Fara melayani peserta yang ingin berfoto atau meminta tanda tangan nya. Sebelum akhirnya ia selesai dan bersiap pulang.

"Langsung pulang Mba?"
Tanya Fara, saat Dewi baru menghampirinya.

"Curi start ya, harusnya aku yang nanya duluan loh." Dewi mencibir.

Fara terkekeh. "Gantian lah Mbak."

"Hari ini aku free jadi langsung pulang aja. Kamu sendiri?"

"Sama Mba, aku juga gak ada job lagi."

"Bagus, kebetulan kalau begitu." Terdengar suara seorang pria yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Mas Ibrar, ngagetin aja." Dewi mendelik tajam kepada sang pelaku utama.
"Bukannya tadi udah keluar?"

"Ada yang kelupaan?"

"Apa?" Tanya Fara.

"Ngajak kalian makan."

"Kita?"
Pekik Fara dan Dewi bersamaan.

"Iya. Kebetulan udah waktunya makan siang, kalian juga lagi free kan?"

"Iya sih. Tapi traktiran kan?" Tanya Dewi memastikan.

"So pasti dong."

"Tumbenan nih, ada acara apa?"

"Anggap aja ini syukuran, soalnya buku aku udah selesai dan di acc penerbit."

"Serius Mas?" Tanya Fara tidak percaya.

"Hebat ya, cepet banget prosesnya." Imbuh Dewi, yang tidak kalah terkejutnya.

Ibrar tersenyum bangga. "Ini juga berkat kalian berdua yang udah banyak bantuin aku. Kalau bukan karena kalian, aku mana paham?"

"Itu udah jadi kewajiban kita disini Mas."

"Iya Mbak Dewi, pokoknya aku berterima kasih banget sama kalian."

"Sama-sama Mas."
Jawab Dewi dan Fara bersamaan.

"So, anggap aja makan siang kali ini sebagai tanda terima kasih aku sama kalian."

"Kalau gitu,  aku punya rekomen restaurant yang makanannya enak-enak. Gimana?" Tentu dengan senang hati Dewi dan Fara menerimanya.

"Boleh banget Mbak."

••••••••••

"Kayaknya tempatnya penuh deh?" Ucap Fara saat mereka baru saja memasuki restaurant.

Dewi mencebik. "Banget malahan."

"Wajar sih, waktunya jam makan siang." Ibrar menengahi.

"Terus gimana?"

"Kalian tunggu dulu, aku mau cari tempat yang kosong." Dengan cepat Ibrar segera bergegas menelusi area restauran.

Ringkuh sebenarnya, ketika Fara mendapatkan tatapan dari pengunjung yang mungkin saja mengenalnya, ia serasa menjadi pusat perhatian. Berbeda dengan Dewi yang merasa biasa-biasa saja.

Perfect With You [END]Where stories live. Discover now