52. Tragedi [2]

12K 808 68
                                    

'Seperti kaca yg sudah pecah, lalu aku menginjak pecahan tersebut. Menyakitkan!'

。。。。。。。
。。。。。。。

Mereka semua terus bergulad dengan tidak seimbang. Namun kekuatan mereka seperti seimbang. Arthur terus mencari celah agar tidak terkena pisau lipat yg di bawa lawannya. Amarah yg sedari tdi menguap semakin menguap mengingat ananya terluka karna dirinya. Harusnya ia saja yg menggantikan posisi ana, sebab sumber yg ingin dibunuh adalah dirinya bukan ana!

Justin tetap tenang melawannya walapun tatapan tajam nya berhasil membuat lawannya terkecoh. Untuk saat ini justin tidak akan mengeluarkan senjata yg ia bawa. Selagi belum keadaan genting ia tidak akan melakukan hal tersebut.

Semua bekelahi dengan amarahnya masing masing. Beda dengan bayu yg seperti kewalahan. Lawan nya terlalu berat untuknya. Bayu pun mendapat pukulan di perutnya membuat ia menggurutu.

"Bentar dulu dong om. Saya cape niii. Om ga bisa liat apa perbedaan badan kita" Gerutunya dengan nafas yg tak beratur.

"Bentar om bentar saya nafas dulu" Ucapnya lg membuat lawan nya menggeram kesal karna kebawelan bayu.

"Berisik!" Dengan segara orang tersebut memukul bayu tpi dengan segara bayu mengecohnya dan menendang bokong lawannya.

"Udah di bilang saya nafas dulu om. Ngeyel banget di bilangin" Bayu pun kembali menyerang lawannya. Walapun perbedaan badan yg tak seimbang, tidak akan membuat bayu takut.

"Makanya om olahraga biar perut jadi kotak bukan jadi bulet" Bayu lg lg berbicara tak penting saat berkelahi. Dirinya meninju perut lawannya dengan keras membuat lawannya mundur.

Wahyu yg memang tidak jauh dari bayu pun harus menghela nafasnya. Mengapa disaat seperti ini bayu malah berkomentar tidak jelas?!

Alex sudah menumbangkan lawannya dengan mudah. Begitupun samuel, mereka menatap datar fian yg sedang menyeret ana dengan kasar. Alex harus menahan amarah yg bergejolak di dalam dirinya agar tidak menjadi pembunuh.

"Masalah lo sma kita, bukan sama anak kita!" Alex berucap dingin yg di balas kekehan sinis dari fian.

"Kalo aja si brengsek itu ga ngambil clara dari gue, gue ga akan kaya gini!" Fian berucap dengan manatap samuel tajam.

"Clara yg milih gue" Ucap samuel tenang, tpi tidak dengan dalam hatinya.

"Cih. Kalo lo ga dateng di antara hubungan gue sma clara, clara ga akan milih lo!" Fian berucap tajam dengan mengkencangkan cengkraman tangannya di leher ana membuat ana terbatuk karan susah bernafas.

Alex menggeram marah melihat hal tersebut. Ia tidak akan membiarkan putrinya terluka.

"Lepasin anak gue!" Geram alex mengepalkan tangannya.

Tepat saat alex dan samuel ingin berjalan tiba tiba ada seseorang yg memukul tengkuk mereka membuat mereka sedikit meringis karna pukulan keras tersebut. Untungnya tidak sampai pingsan.

Fian terkekeh sinis melihat musuhnya meringis karna pukulan dari anak buahnya.

"Gue akan buat hari bahagia untuk kalian" Fian mengeluarkan pisau lipatnya dari saku nya. Dirinya dengan sengaja menggoreskan pisau tersebut pada lengan kiri ana membuat ana meringis dengan darah yg keluar dari lengannya.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang