28. Justin

16.6K 1.1K 10
                                    

"Apa?!" Ucap seorang lelaki berjas dengan nada kaget.

"Saya kesana" Ucap nya dan mematikan sambungan telpon.

Lelaki tersebut dengan cepat mengambil kunci mobil yg ada di meja ruang kerjanya.

"Mr. sebentar lg metting akang segera di mulai" Ucap sang sekertaris saat melihat atasan nya keluar ruangan dengan terburu buru.

"Batalkan semua jadwal hari ini" Ucap nya dan segera pergi dengan terburu buru.

Setelah sampai lantai bawah, lelaki tersebut dengan segera memasuki mobil yg sudah di siapkan.

Dengan kecepatan di atas rata rata. Lelaki tersebut pergi menuju tempat yg menjadi tujuan nya.

Setelah sampai tujuan, Lelaki itu pun memarkirkan mobil nya asal dan segera berlari. Namun saat di tengah berlari dirinya tertabrak oleh orang yg juga sedang berjalan.

"Bang justin!" Pekik orng yg tertabrak dengan nada kaget.

"Tumben bang kesini?" Tanya orang yg lain.

Justin tak menghiraukan pertanyaan adik dan sahabat nya ini. Dirinya terus berlari menuju ruangan yg harus ia kunjungi.

Alatha dan kedua sahabt nya pun diam dan saling lirik saat melihat tingkah justin yg terlihat buru buru.

Alatha yg memiliki firasat kurang mengenakan pun segera menyusul abang nya. Dengan berlari yg di ikuti kedua sahabat nya.

Setelah sampai mereka melihat ke arah seorang dokter yg sedang memeriksa ibu nya.

"Begini. Keadaan nyonya Tiara semakin menurun. Dari info yg suster bilang bahwa  nyonya Tiara barusan mengakui salah satu pasien bahwa pasien adalah anaknya. Itu membuat keadaan semakin memburuk. Dimana nyonya tiara akan menganggap orang yg seumuran tuan alatha adalah anak nya. Dan nyonya tiara juga akan menganggap setiap orang dewasa adalah pelaku sebagai orang yg mengambil anaknya" Jelas dokter tersebut kepada orang yg ada di hadapannya.

"Kenapa tante tiara bisa keluar dari ruangan? Bukannya penjagaan disini ketat yah?" Tanya arion heran. Yang arion tau Sudah lama tante tiara masuk sini dan belum ada laporan jika tante tiara kabur dari ruanganya.

"Untuk itu kami mohon maaf atas keteledoran kami. Saat sedang memeriksa nyonya, nyonya tiara mengamuk dan keluar dari ruangan" Jelas dokter tersebut dengan tidak enak. Karna ini adalah kesalahan pertama dalam menangani orang yg berpengaruh.

Justin dan alatha hanya diam dengan wajah datar mendengar penjelasan dokter tersebut. Ada kemarahan sedikit karna keteledoran yg mereka perbuat.

"Saya tidak mau kejadian ini terulang!" Alatha bersuara dingin menatap sang dokter yg menatapnya juga dengan tatapan takut.

"Ma-maaf tuan. Kami janji ini yg terakhir" Dokter tersbut menjawab dengan menahan rasa takut saat melihat aura yg di keluarkan oleh orang yg bersuara dingin tersebut. Dua pemuda dari orang perpengaruh. Hawa pun sangat berpengaruh saat melihat perubahan dari kedua pemuda tersebut.

Justin hanya menatap nya dingin. Terlalu malas menanggapi orang yg tidak becus dalam bekerja.

"Ya sudah terima kasih yah dok" Kenzi pun berterima kasih ke pada sang dokter. Walapun sempat lalai dalam bekerja tetapi kenzi akan mewakili dari kedua manusia tembok ini. Karna dirinya percaya mereka berdua akan susah untuk berterima kasih.

Dokter pun tersenyum sekaligus mengangguk menanggapi ucapan sahabat dari tuan nya. Dan pamit undur diri setelah mengucapkan sesuatu.

Mereka masuk ke dalam ruangan dan melihat ibu dari dua orang pemuda berwajah datar tersebut.

Different [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz