XV: In My Mind

6.6K 1K 18
                                    

Happy reading y'all
.
Happy islamic new year
.

☆☆☆

Harry mengulum senyum, Thomas baru saja menerima sebuah tantangan dari Ron untuk mengalahkannya makan cabai dan berakhir seri. Ron dan Thomas sama-sama menyukai rasa pedas.

Harry memberikan botol air mineral pada Thomas yang wajahnya sudah merah seperti halnya Ron.

"Akan ku ambilkan air hangat ya." Harry menawarkan dan bangkit masuk ke dalam villa menuju area dapur di mana ada dua orang wanita yang sedang membersihkan meja makan.

"Permisi, boleh aku minta air hangat dua gelas?"

"Tentu, anda masuk saja ke dapur dan minta pada wanita yang bertugas di sana." Ujarnya.

"Terima kasih, Nyonya."

Harry mengikuti instruksi wanita tadi dan menemukan wanita yang dimaksud nyonya tadi. Ah, ada Draco juga di sana dengan temannya yang berkulit hitam.

Ayo Harry, kau pasti bisa!

"Malfoy," Harry memanggil mencoba memusatkn netranya pada cabinet dinding di belakang Draco. "Aku minta maaf." Setelah Harry menerima nampan berisi dua gelas air hangat dan berujar terima kasih, Harry segera pergi.

Sesuatu yang sempat mengganjal dadanya sudah hilang sekarang, rasanya plong sekali.

"Tunggu, Harry." Draco mencegatnya dengan berdiri di depan Harry.

Harry menghindar, mengambil sisi kiri, Draco menghalangi, Harry mengambil sisi kanan, Draco juga menghalangi.

"Apa?" Desahnya.

"Bisa kita bicara?"

"Tidak." Harry menjawab spontan, mengambil sisi kanan kembali dan Draco mencoba menghalangi namun malah menyenggol nampan yang dibawa Harry, gelasnya bergoyang sedikit dan membuat beberapa mili air hangat tumpah ke nampan.

"Blaise, bawa nampannya." Draco menarik nampan Harry dan mengopernya kepada Blaise dan menarik Harry ke suatu ruangan yang cukup privat.

"Toilet?"

"Ya, ini cukup memberi kita privasi." Draco beralasan.

Toilet. Sebuah ruangan yang memang menyediakan privasi tapi apa perlu mereka bicara di sini?

"Ada apa?" Tanya Harry tidak sabaran.

"Aku ingin minta maaf--"

"Aku minta maaf padamu bukan berarti kau berbuat salah padaku, Malfoy."

"Dengarkan aku dulu, Harry!" Draco mencengkram kedua bahu Harry dengan erat, "tolong, jangan menghindar dari ku."

Setelah semua yang kau katakan?

"Itu akan sulit. Aku tidak bisa." Harry menepis tangan Draco dari tubuhnya.

Draco bersedih, kepalanya menunduk dan melangkah hingga punggungnya membentur tembok.

"Harusnya aku tidak mengatakannya dan membuatmu menjauh," Draco mulai meracau, "aku benar-benar lelah dengan Asto, dia selalu menempel dan aku selalu mau saja karena.." Draco berhenti membuat Harry penasaran.

"Karena?" Lirih Harry.

"..kami di jodohkan, sejak bayi. Pihak Greengrass menulis sebuah kontrak yang isinya.. mustahil untuk di batalkan."

Ini bukan urusannya! Harusnya Harry pergi sejak tadi bukan malah mendengarkan racauan Draco yang tidak ingin Harry ketahui.

"Aku janji padamu--"

"Hentikan, Draco! Kau meracau," Harry memenggal kalimat Draco, "sekali lagi, aku minta maaf aku tidak bisa. Kau juga tidak perlu minta maaf karena kau menyukaiku, itu hak mu untuk mencintai siapapun." Harry membuka pintu toilet dan pergi dari sana untuk kembali ke kamarnya.

Entahlah, Harry baru kali ini melihat orang serapuh itu di depannya. Harry mau sekali untuk membantu tapi tidak kalau ada perasaan di antara mereka. Draco sudah bertunangan, Harry mengulang kalimat tersebut berkali-kali.

Baca cerita lengkapnya di karyakarsa Vwatson_drarry ya guys, hanya 3.000 rupiah per chapternya

a/n: pestanya senin depan yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n: pestanya senin depan yaa.

A.B.OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang