17. Jealous

2.9K 382 46
                                    

Orang dingin,
sekalinya cemburu ya kamu mampus.

🌏🌏🌏

Ada beberapa hal yang membuat setiap orang berbeda. Entah karena waktu, perasaan, dan banyak hal lainnya.

Nadir merasa ia berbeda dari sebelumnya. Insiden kelas 10 dimana Pak Radi berhasil membuatnya kesal setengah mati, kini Nadir malah menganggap hal itu lucu.

Bagaimana gadis itu menyimpan kesal luar biasa pada seseorang, padahal jika dipikir lagi ia sendiri yang salah.

Dan kini, Nadir jelas paham ada yang berubah dari rasa kesalnya. Sikap dingin Pak Radi, galaknya guru itu, senyumnya yang jarang terbit, bicaranya yang ngebass, sampai ketikan dari chat Pak Radi, kini semuanya terasa menarik bagi Nadir. Walaupun Nadir juga menyadari sepenuhnya bahwa ini bukanlah hubungan yang nyata. Ya, sayangnya Nadir harus jadi sebucin ini karena guru itu.

"Ngapa lo?"

Nadir melirik Anggun. "Lo sama Yudha gimana?"

Anggun mengernyit heran ketika ditanya balik. "Apanya?"

"Hubungan lo sama Yudha?"

"B aja tuh, gue mah udah biasa ribut sama dia. Kemaren gue di bully di lapangan, terus pulangnya gue tabok tu orang. Dia marah lah anjir, katanya jadi cewek jangan kasar."

Nadir mengangguk. "Terus tetep aja ujungnya lo di peluk, ya. Gue liat di ig story nya si Yudha kemaren."

Anggun ngakak. "Ih anjir, lo liatin ig story si Yudha. Eh eh, lo liat postingan Pak Radi gak?"

Nadir mendengus. "Gak."

"Dih, lo sih follow-nya pake akun fake." Anggun menyodorkan hpnya ke Nadir. "Nih liat, siapa tuh? Kayanya lo kenal."

Nadir melotot melihat postingan itu. "Sumpah, lo! Anjir!" katanya sambil mengambil hp Anggun. "Ini keliatan gue-nya engga sih?!" refleksnya.

Anggun ngakak. "Gue kan cuma bilang kayanya lo kenal. Eh malah ngaku."

Nadir melirik Anggun galak. "Awas lo kalo ember, gue laporin si Yudha kalo lo deket sama Deo. Ngamuk-ngamuk dah tu si Yudha!"

"Bodo amat. Laporin sana. Gak takut gue."

Nadir melempar pelan hp Anggun. Lalu berjalan keluar kelas.

"Kemana lo, woy?!" tanya Anggun berteriak.

Yang ditanya cuek saja. Tidak menjawab apalagi menoleh.

🌏🌏🌏


Setelah merasa segar, Nadir keluar dari toilet. Bertepatan dengan itu, pemberitahuan jam pelajaran baru terdengar.

Nadir menepuk pipinya, mencoba bersikap seperti biasa. Bisa dibully abis-abisan Jika Anggun tau apa yang dilakukannya barusan di toilet.

Di dalam toilet Nadir kebanyakan tersenyum. Siapa lagi ulahnya kalo bukan Pak Radi. Nadir jelas ingat saat ia diantar pulang oleh Pak Radi setelah dari astro room pria itu. Foto itu diambil secara candid, saat Nadir sedang mengambil gambar senja.

Di foto diam-diam, lalu diam-diam juga di post di Instagram. Tolong, bayangkan gimana perasaan Nadir. Gimana gak senyum-senyum, kalo Pak Radi terus begitu.

Namun, tidak semua dibalik senyum adalah senyum. Nadir juga jelas menyadari hubungan mereka.

It's cause Lyra.

Ya. Pak Radi bilang ia harus melakoni perannya sebaik mungkin agar Lyra tidak curiga. Dan pria benar-benar menepati ucapannya.

Dibalik semua kebohongan itu, Nadir malah benar-benar menyimpan rasa untuk Pak Radi.

Nadir menghela nafas pelan. Kenapa ia harus muncul saat Nadir memikirkannya?

"Nadir?"

"Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong ke meja saya sebentar. Ambil kertas ulangan kelas kamu yang kemarin," titah Pak Radi. "Dar, tunggu saya di kelas. Tolong sekalian pasangin proyektornya," lanjutnya pada murid cowok di sebelahnya.

"Ya, Pak," balas Darriel. Sebelum cowok itu pergi, ia sempat melirik Nadir sebentar, lalu tersenyum ramah.

Siapa yang gak tau Darriel. Cogan SMA Utamadi yang masih satu tongkrongan dengan Yudha. Disenyumin seperti itu, Nadir jelas tersenyum balik.

Nadir beralih pada Pak Radi setelah Darriel pergi. Namun gadis itu malah kaget saat Pak Radi menatapnya dingin.

Nadir berdeham. "Pak, jadi ambil kertas ulangan yang kemarin?"

"Don't smile like that to other guys!" ucap Pak Radi dengan nada rendah yang ditekankan.

Nadir jelas mendengar. Namun ia malah menyipit, mencoba menalaah maksud Pak Radi. Memangnya tadi ia tersenyum bagaimana? Rasanya Nadir juga selalu tersenyum seperti itu ke semua orang.

"Gak. Suruh ketua kelas kamu yang ambil sebelum pulang di meja saya," balas pria itu akhirnya, lalu pergi ke arah kelas yang akan ia ajar, tanpa kembali menoleh pada Nadir.

Nadir mengernyit heran. "Apaan sih! Gak jelas banget. Dasar orang ganteng!"

 Dasar orang ganteng!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🌏🌏🌏

9 Agustus 2020.
Nadir gak sadar ya, kalo Pak Radi cemburu.

Sir-ius? [Completed]Where stories live. Discover now