1. Pertemuan kedua

1.2K 225 295
                                    

Happy Reading💜

Jangan lupa vote dan commentnya yah gais😗

Thanku luplup:3

***

"Zahra Agastya!" panggil seorang lelaki paruh baya dengan blangkon yang selalu dipakai di kepala sebagai ciri khasnya. Beliau sedang berkacak pinggang dan menatap penuh amarah Zahra yang baru saja turun dari motornya dan telat masuk 10 menit.

Aduh, mampus dah gue. Batin Zahra yang baru saja melepas helm dari kepalanya. Ketika mendengar teriakan khas dari guru kesiswaannya.

Zahra melangkah pelan menghampiri Pak Asep, Guru kesiswaan SMA Guarda dengan tampang memelasnya.

Zahra segera memasang cengiran lebarnya agar Pak Asep tidak menghukum dirinya. "Anu Pak, itu..."

Asep berdecak sambil menggelengkan kepalanya jengah. "Kamu lagi! Kamu lagi. Anu itu, Anu itu! Pinter banget ngeles kamu!"

"Lah? Ngeles 'kan emang biar pinter." ujar Zahra dengan wajah polosnya.

"Astagfirullah Zahra, Zahra... wajah boleh geulis tapi otak kamu ini." ujar Pak Asep menghina dengan mengelus dadanya melihat kelakuan muridnya yang aneh dan tidak jelas ini. Sabar pak:v

Zahra mengerutkan dahinya dan ikut menunjukkan raut wajah sedih. Lah, emang benar 'kan? Ngeles itu biar pinter? sa bodo teuing neng:v

"Ngeles ngelak, sama ngeles belajar kui beda." jelas Pak Asep memberitahu dan keadaan otak Zahra belum sepenuhnya sampai, dia hanya mengangguk-angguk saja sebagai jawaban.

"Selama kamu sekolah 12 tahun ini, Apa sih Ilmu yang kamu dapatkan?" tanya Pak Asep menatap Iba Zahra.

"Ya banyak lah Pak, Masa saya harus sebutin satu-satu sih," jawab Zahra yang membuat Asep menggeleng-gelengkan kepalanya takjub melihat salah satu siswinya ini. Yang dari kelas 10 wataknya tidak pernah berubah.

Selama Asep mengajar siswa-siswi Guarda selama 10 tahun ini, baru sekali ini dirinya mendapati siswi perempuan dengan sifat aneh seperti Zahra. Biasanya anak perempuan itu kalem, pemalu dan feminim. Lah ini? Malu-maluin, bar-bar, ketawanya keras, suka telatan, suka ngeles. Mungkin saat dikandungan ibunya dulu, dia laki-laki tapi orang tuanya mengharapkan anak perempuan dan beginilah yang keluar, perempuan macam laki-laki.

Zahra terkekeh dan nyengir nggak jelas. 'kan? sifat anehnya mulai keluar. Entah menertawakan apa, Pak Asep juga tak mengerti.

"Kamu sudah telat berapa kali, huh?!" tanya Pak Asep dengan berkacak pinggang sambil berjalan-jalan memutari Zahra.

"Mau pake alasan apalagi kamu?"

"Minggu lalu kamu berangkat telat karena ayam tetanggamu bertelor di kamarmu," Zahra memutar bola matanya malas.

Itu gara-gara Si Farhanjingan, Sepupu gak ada akhlak yang bar-bar dan menjengkelkan karena  memasukkan ayam-ayam tetangga yang mau betelor di kamar Zahra. Niatnya agar Zahra segera bangun pagi, malah Zahra telat berangkat karena harus mengurus tai ayam yang nemplok di kasurnya.

"Kemarin, kamu berangkat telat karena si Azab milikmu mau lahiran." lanjut Pak Asep menyebutkan alasan-alasan Zahra.

Zahra mengernyitkan dahinya. Azab? Maksudnya si kucing oren miliknya dipanggil Azab?! Laknat sekali memanggil kucing kesayanganya dengan sebutan Azab! tahan ra, tahan... ini guru lo.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang