10 TAHUN KEMUDIAN

3.2K 217 12
                                    

10 tahun kemudian...





"Bundaa! Adeknya gak mau ngalah nih ah,"

"Jangan rebutan dong sayang, Harus saling berbagi ya,"

"Gue gak mau kak!"

"CHAEL! PINJEM DONG BENTARAN DOANG!!!"

"GAK!"

"CHAEL!!!!"

"Eh, eh, Sstthh. Jangan berantem sayang hei!" Datanglah wanita berkepala tiga menghampiri kedua anaknya yang tengah berdebat kecil. Membuatnya harus menunda pekerjaannya yang ada di dapur

"Ada apa sih ini? Hm?"

Seorang gadis yang kini berumur 17 tahun menggerutu pada Sang Bunda, Itu adalah Cia. "Bun, Chaelnya tuh gak mau minjemin Flashdisknya, Padahalkan aku butuh buat tugas sekolah,"

"Gak mau gue kasih, Ntar rusak lagi kayak waktu itu." Sahut anak laki-aki sedang memainkan sebuah game di ponselnya ditambah kedua telinganya yang tersumpal earphone sembari duduk santai di single sofa

"Chael, Pinjemin dong sayang. Kakak kamu butuh flashdisknya," Ujar sang Bunda, tak lain tak bukan adalah (Namakamu)

Chael-- putera bungsu Iqbaal dan (Namakamu) yang kini menginjak usia ke 12 tahun menoleh kearah sang Bunda, seraya melepaskan sebelah earphonenya, "Nanti rusak lagi gimana?"

(Namakamu) menatap pada putera bungsunya itu dengan senyuman manis, "Pinjemin ya?"

"Ck, yaudah iya!" Ketus Chael sembari melanjutkan kegiatannya

"Tuh, udah dikasih pinjem. Tapi inget ya kak, Kakak Jangan rusakin lagi, Harus hati-hati, Oke?" Pinta (Namakamu) pada Cia yang kini berdiri di dekat tangga dengan tangan sebelah kiri yang bertumpu pada pegangan tangga

"Oke bunda," Cia menoleh pada Chael, "Makasih ya adek gue yang paling cakep!" Pekiknya hanya dibalas lirikan sinis oleh Chael

"Hati-hati lho kak, Inget itu punya Chael!" Peringat (namakamu) sedkit berteriak dan dibalas "Oke" dari Cia. Selepas itu tatapannya kini beralih pada Chael,  "Dek, bantuin Bunda mau gak?"

"Bantuin apa nda?" Tanya Chael tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun pada sang Bunda membuat wanita itu mendesis kecil

Ketika (namakamu) hendak menjawab, Tibatiba saja ia mengeryit. "Kamu ngapain sih coret-coret tangan mulu?"

Chael tercengir, "Gabut nda,"

(Namakamu) mendesis, "Telfon sama Ayah, Terus tanya bakalan pulang jam berapa, Kalau sore ini ayah pulang, Bunda bakalan langsung masak, Kalau Malem pulangnya, Bunda masaknya seudah maghrib aja," 

Chael menoleh dengan kening mengerut, "Emang kalau Ayah pulangnya malem, Bunda mau kemana? Ke mall ya? Adek ikut dong! Yah, yah!"

(Namakamu) terkekeh heran, "Apaan sih kamu dek? Sok tau banget! Siapa juga yang mau ke mall,"

"Ya terus kemana dong?"

"Bunda mau ke supermarket, Beli bahan makanan yang hampir habis,"

Chael tersenyum lebar, ia segera bangkit dari duduknya masih dnegan earphone yang terpasang dan ponsel yang ia genggam, "Adek harus ikut, Oke?"

"Udah gausah, Kamu diem aja disini sama Kakak. Lagian bunda cuman bentaran doang kok,"

"Yahhh bunda,"

(Namakamu) tersenyum manis pada Chael, "Udah kamu telfonin Ayah ya, Bunda mau siap-siap dulu." Setelah kepergian (Namakamu), Chael kembali duduk ditempat awal dengan raut wajah kesalnya walaupun begitu ia tetap segera untuk menelfon sang Ayah

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang