Lembut

1.7K 174 14
                                    

Keknya ini part B aja deh.






"Bi wati udah berapa lama kerja sama Aksa?"

Pertanyaan itu muncul dari (Namakamu), Wanita itu tengah memperhatikan Wati yang sedang Cuci Piring. Ingin sekali ia membantu wanita tua itu, tapi Wati melarangnya. Jadi mau tidak mau ia hanya memperhatikan saja, Kalau ada kesempatan Ia pasti akan membantu Wati, ya sejenis Curi-curi.

"Saya sudah lama nya, Hampir 10 tahunan lah."

"Ohya? Lama juga ya bi,"

Wati terkekeh, "iya lah nya, soalnya saya itu dulu pembantu Orangtuanya Tuan, tapi karna mereka sudah pindah ke Luar Negri jadi saya ditugaskan untuk tetap bekerja bersama Tuan Aksa, alhamdulillah saya gak dipecat, padahal.." Wati menatap (namakamu), "Saya sudah was-was sekali nya, Kalau saya benar-benar dipecat, saya gak bisa nafkahin keluarga saya,"

"Iya bi aku tau, Aksa pernah cerita tentang Orangtuanya." (Namakamu) tersenyum haru, "Alhamdulillah ya bi, Aksa masih mau mempekerjakan Bibi lagi, Dengan begitu Bibi bisa nafkahin keluarga bibi. Eum-- kalau aku boleh tau, emang suami bibi kemana?"

Wati yang sedang menyabuni piringpun seketika terhenti, itu lantas membuat (namakamu) tak enak hati. "Eugh--m-maaf bi, A-aku.. nggak ada maksud--"

"Nggak apa-apa kok nya, Suami saya kebetulan sudah meninggal,"

"Innalillahi... Maaf ya bi,"

"Iya gapapa kok nya, Wajar Nyonya bertanya seperti itu,"

(Namakamu) tersenyum kecil, tangan kirinya terulur untuk mengelus pundak kanan Wati, "Aku percaya bibi pasti kuat, Yang sabar ya bi."

"Iya nya terima kasih,"

(Namakamu) mengangguk disertai senyumannya, Tjbatiba ada segelintir pertanyaan datang. "Ohiya bi, Aku mau tanya Soal Aksa, Aku nanya soal itu sama Bibi.. Karna aku yakin bibi seenggaknya tau sedikit tentang dia,"

"Nanya apa nya?"

(Namakamu) berdehem sejenak, "Aku kan... Tinggal disini atas paksaannya Aksa, dan.." ia mengangkat kedua bahunya, "Aku yakin, Bibi pasti udah tau tentang itu, Aku sebenarnya gak enak Bi untuk tinggal disini, berdua sama Aksa, ya walaupun Ada Bi Wati, Bi ira, dan yang lainnya juga tinggal disini, tapi itu gak menjamin Tetangga gak ngomongin Soal aku. Aku ini wanita yang masih terikat dnegan pernikahan, Dan Aksa? Dia masih sendiri, belum terikat oleh apapun, Dan pasti.." (Namakamu) menghela nafas, "Banyak banget gunjingan-gunjingan dari orang lain,"

Bi wati menatap pada (namakamu) yang menyorotkan kesedihan, Ia tahu wanita cantik ini sangat sedih atas apa yang dialaminya. "Nyonya bener, Setiap kali bibi belanja didepan sana, Ibu-ibu komplek disini pasti ada yang ngomongin Tuan sama Nyonya, Dan Bibi.. C-cuman bisa senyum aja, Bibi suka sedih kalau ada Oranglain yang ngomongin Tuan sama Nyonya, terutama Nyonya yang mereka sendiri belum tau permasalahannya seperti apa,"

(Namakamu) tersenyum kecil namun kedua matanya tengah menahan airmatanya, "Aku udah menduga itu bi,"

"Tapi nya, Selama bibi kerja sama Tuan. Bibi belum pernah melihat Tuan membawa teman perempuannya kerumah, Karena pada saat itu, Bibi sempat mendengar kalau Tuan itu sangat mencintai Wanita yang bernama (Namakamu) Zahitta. Dari sana Bibi nyimpulin Kenapa Tuan gak pernah membawa teman perempuannya kerumah,"

(Namakamu) sedikit terkejut akan itu, Pantas saja pada saat mereka masih Berkuliah. Ia sama sekali tidak pernah mendengar Aksa Menjalin hubungan dengan Wanita lain, Dekatpun ia tidak pernah mendengar. Padahal, Aksa itu digandrungi banyak wanita yang sekampus dengan mereka, Mungkin karena parasnya yang sangat tampan.

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Where stories live. Discover now