Lembut

1.5K 148 7
                                    

Kelanjutan yang kemaren...








"Eugh-- semuanya, aku izin ketoilet dulu ya?"

"Mari saya antar nona,"

Aksa menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan Julian, Pria itu secara terang-terangan hendak memulai peperangan dengannya, "Maksud anda apa hah? Main antar-antar segala!"

"Lho? Saya hanya hendak mengantarkan nona (namakamu) ke toilet itu saja," Jelas Julian dengan wajah santainya

Aksa terkekeh sinis, "Banyak ngeles! Perlu anda tahu, Apa yang anda lakukan itu sudah tidak menghargai saya, anda paham?!"

"Chill bro, chill... Jangan emosi lah sa, Julian cuman--"

"Diam anda!" Desis Aksa dengan sengit pada Frans sehingga membuat pria itu menciut

(Namakamu) terlihat cemas dengan perdebatan ini, Aksa terlihat sangat marah pada Temannya itu. Mungkin ini salahnya,

"Sa, udah sa.. Jangan emosi," Sahutnya dengan lembut

"Kamu belain dia (nam)?" Tanya Aksa dengan tatapan tajamnya dijawab gelengan oleh (Namakamu)

"A-aku... aku gak belain dia sa, Nggak sama sekali."

"Ah sudahlah! Kita pulang!" Ujar Aksa seraya bangkit dan meraih pergelangan tangan (Namakamu)

"Julian, frans.. Aku sama Aksa pul--"

"Gausah pamit segala (nam)! Ayo!"






Diperjalanan menuju pulang Aksa masih terus saja menggerutu kesal atas perlakuan Julian itu, sesekali pula ia memukul stir mobil membuat (Namakamu) meringis pelan, Ia takut melihat Aksa yang terlihat marah seperti ini

"Kurang ajar! Berani sekali dia mencoba untuk mendekati kamu, Seakan-akan saya hanya patung bagi dia!" Gerutu Aksa sesekali melirik pada (Namakamu)

(Namakamu) tersenyum kecil, "Kamu jangan suudzon kayak gitu dong sa, Mana mungkin Lelaki seperti Julian suka sama aku yang jelas-jelas hanya wanita biasa,"

Aksa mendecih, "Memang pada dasarnya seperti itu (nam), Aku dan dia sudah lama berteman dan akupun tau sorotan mata dia ketika dia suka sama Lawan jenis!"

"Dan aku harap, pertemanan kamu sama dia gak putus cuman gara-gara tadi, Aku gak mau jadi perusak hubungan orang sa, sekalipun itu hubungan pertemanan."

Aksa menghela nafasnya lalu ia menarik rem dipinggir jalan, ia menatap tajam kedua mata (namakamu) yang menatapnya penuh permohonan, "Aku gak bisa membiarkan dia berusaha untuk deketin kamu (nam),"

"Sa, yang berusaha deketin aku itu siapa sih? Nggak ada. Yang ada itu kamu. Kamu yang dari awal emang berusaha untuk deketin aku," Ujar (namakamu) dengan tatapan tak sukanya

"Ya itu jelas memang niat aku dari awal seperti itu,"

(Namakamu) memutarkan bola matanya ia sudah lelah menjawab semua alasan Aksa dengan segera ia mengalihkan pandangannya keluar mobil

"Udahlah gausah ngomongin dia, Gak guna!" Ujar Aksa seraya menyalakan Mobil dan menjalankannya





"(Nam),"

Aksa berucap kembali disaat mereka hampir sampai kerumah, Membuat (Namakamu) menolehkan kepalanya seraya menanyakan kenapa

"Aku laper, Kita makan nasi goreng dipinggir jalan yuk? Mau gak?"

(Namakamu) membelalakan kedua matanya, ia mengerjab. "M-makan dipinggir jalan? K-kamu s-serius?"

Aksa kembali menghentikan laju mobilnya tepat didekat Gerobak Nasi goreng yang banyak pengunjungnya, Pria itu menoleh seraya tersenyum. "iya, kenapa? Kamu gak biasa ya?"

"Nggak, justru aku sering makan Nasi goreng dipinggir jalan kayak mereka," (namakamu) terkekeh kecil, "A-aku.. Aku cuman gak percaya aja, Ternyata kamu juga suka makan dipinggir jalan, Karena setau aku.." Ia menatap seraya tersenyum kecil, "Selama kita kuliah, kamu gak pernah makan dipinggir jalan.."

Aksa menghela nafasnya, "Ya Karena aku gak mau memperlihatkan sisi Aksa yang Mungkin menurut orang agak aneh didengar, Tapi memang aku suka aja makan disana," Ia melirik pada Gerobak Nasi goreng itu

"Tapi sa itu di pinggir jalan lho? Kamu emang gak malu kalau ada orang ngenalin kamu dan negatif thinking sama kamu?"

Aksa tertawa kecil, ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengelus pipi (namakamu), "Sayang... Kamu baruaja ngomong sama aku untuk jangan negatif thinking sama Julian, Tapi sekarang? Kenapa malah kamu yang berfikiran seperti itu, hm?"

Suara aksa kini selembut sutra, enak didengar dan mungkin mampu meluluhkan hati wanita. Tapi itu tidak membuat hati (namakamu) Luluh.

(Namakamu) tersenyum kecil, ia menurunkan tangan Aksa dari Pipinya. "Yaudah sa, kalau kamu laper kita makan aja disana."








"Gimana (nam)? Enak gak?"

(Namakamu) mengangguk kecil seraya mengunyah, ia tersenyum senang. "Iya sa, enak banget! Kamu sering makan disini ya?"

Hati Aksa menghangat ketika melihat ekspresi antusias yang (Namakamu) berikan. Ia terkekeh kecil ketika melihat sebutir nasi yang ada disudut bibir (namakamu) dengan segera ia menepis itu, "Ya.. Lumayan, Ini adalah salah satu Makanan favorite aku. Syukurlah kalau kamu suka,"

(Namakamu) melahap kerupuk lalu ia menyendokkan kembali sesendok nasi goreng, "Enak banget," desisnya

"Kamu lahap banget sayang,"

(Namakamu) menghiraukan ucapan Aksa, ia lebih memilih untuk fokus makan nasi goreng.




"Mas nanti saya bungkus 15 lagi ya? Gak pake Lama,"

"Siap mas, ditunggu."

(Namakamu) meletakkan gelas itu dimeja, "Kamu beli buat siapa sa? Kok banyak banget,"

"Buat Pembantu dan pekerja yang lain lah, Kebetulan juga kan aku disini.. Jarang juga aku beliin mereka makanan,"

"Kamu baik banget sa,"

"Dan aku yakin kamu sudah mulai menerima aku kan (nam)?" Oh ayolah! Wajah aksa terlihat sangat tampan dari dekat seperti ini, (Namakamu) tak enak dengan sekitaran






Bersambung....

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Where stories live. Discover now