Heartbreaker 2

43 5 0
                                    

Gia terbangun dengan bantuan sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya dan tepat menyinari wajahnya. Tidak seperti biasanya, hari ini ia tidak begitu merasakan morning sickness. Ia bangun dari tidurnya, melihat keindahan Lake Mckenzie yang membuatnya takjub.

Matanya berpendar, mencari sosok Lingga di sana. Dan, tiba-tiba matanya membulat saat melihat Lingga sudah berdiri di bawah sana. Sambil melambaikan tangannya ke arah Gia. Dengan hati senang, Gia mencuci mukanya dan meraih coatnya.

Dengan masih mengenakan pakaian tidurnya yang dilapisi coat, Gia berjalan dengan perasaan antusiasnya ke arah Lingga. Dan, Lingga menyambutnya dengan bunga cantik yang entah ia dapat darimana.

Gia terpesona.

"Good morning, my liltle baby," ucap Lingga ke arah perut Gia.

Usia kandungannya saat ini sudah semakin besar. Dan, perutnya sudah terlihat semakin membuncit.

Sambil ditemani Lingga, Gia berjalan menyusuri bibir pantai Lake Mckenzie yang berkali-kali membuatnya terperangah takjub.

"Kau senang?"

Gia mengangguk antusias,"Ya, aku senang."

Lingga tertawa kecil,"Syukurlah kalau kau senang."

Lingga berjalan di samping Gia, menjaganya dengan sebaik mungkin yang ia bisa.

"Dari mana kau tahu aku suka laut?"

Lingga memutar bola matanya, berpikir sejenak,"Menebak. Karena waktu itu kau lebih memilih bepergian ke Bali, jadi aku berasumsi kalau kau menyukai laut."

Gia tersenyum lebar. Sangat lebar, sampai matanya tak terlihat.

"Aku senang jika kau senang. Karena, itu akan membuat anak kita senang juga."

Gia tersenyum,"Terima kasih sudah mau memperbaiki semua."

Lingga mengangguk. "Aku mengajakmu ke sini, agar kau bisa melepas stresmu. Aku ingin kau bahagia. Setidaknya, ini yang saat ini aku lakukan untukmu. Dan, akan semakin banyak hal yang bisa ku lakukan untukmu nanti. Waktu kita masih panjang."

Gia dan Lingga berjalan beriringan. Lingga meraih dan menggenggam tangan Gia.

Namun, dalam hitungan detik kemudian, langkah Gia terhenti. Sorot matanya tajam memandang ke arah perempuan yang sedang berdiri menatapnya dan Lingga.

"Karina."

Aigoo. This bishhh!

Gia berusaha melepaskan tangannya yang sedang digenggam Lingga. Tapi, Lingga menggenggamnya dengan begitu erat. Membuat Gia kesulitan melepas tangannya.

Lingga menoleh ke arahnya dengan dingin sambil menghela napasnya.

Gia terdiam.

"Ada apa, Karina?"

Perempuan bernama Karina itu memandang Gia dan Lingga dengan tatapan tidak suka. Jelas terlihat di wajahnya. Ia pun memandangi Gia dengan tatapan sinis dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Your wife?" tanya Karina ketus.

Lingga mengangguk.

Karina terkekeh,"Bukan 'kah seharusnya kau menjelaskan sesuatu kepadanya tentang kita?"

Gia terperanjak. Kaget. Dan, penasaran.

"Kita? Aku rasa kita sudah tidak ada lagi hubungan. Dan, hubungan kita sudah selesai malam itu, Karina."

Malam? Kapan? Di mana? Berbuat apa?

"Oh, ya? Kau yakin dapat melupakanku, Lingga?" tanya Karina sambil menyeringai, menggoda Lingga yang masih menggenggam tangan Gia.

Karina mengalihkan pandangannya ke arah Gia yang masih memandangnya di sana,"Who are you? Hm, G-Gia? Right?"

Dengan pandangan ketusnya, ia melangkah maju, mendekati Gia. Tapi, Lingga segera menghentikannya.

"Berhenti, Karina."

Karina tersenyum getir,"Kau membelanya sekarang?"

"Ya, dia istriku. Dan, i'll protect her at all cost."

Karina tertawa. Seakan ada yang lucu dari perbincangan mereka. Gia masih diam sambil berdiri di belakang Lingga. Laki-laki itu melindungi Gia.

"Sekarang kau membelanya, tapi apa 'kah kau ingat saat di hari pernikahanmu? Kau datang menemuiku. Dan, kita bahkan ber..." Karina berusaha memprovokasi Gia. "...Kiss?"

Berhasil.

Jika itu niat Gia saat ini, ia jelas berhasil membuat Gia marah dan meninggalkan Lingga tanpa penjelasan.

Karina tertawa bahagia.

Dan, Lingga sibuk mengejar Gia yang setengah berlari.

"Gi, berhenti!" teriak Lingga.

Namun, suara kencangnya tak dihiraukan. Gia terus meninggalkannya, bahkan saat Lingga belum sempat menjelaskan apa-apa.

 Gia terus meninggalkannya, bahkan saat Lingga belum sempat menjelaskan apa-apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
StayWhere stories live. Discover now