Almost

38 6 0
                                    

Lingga tertunduk lemas saat mendengar Gia masuk ke sebuah rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lingga tertunduk lemas saat mendengar Gia masuk ke sebuah rumah sakit. Di sana, ia menggenggam tangan Gia yang masih belum sadarkan diri. Ia beberapa kali menarik panjang napasnya. Ia juga memijit batang hidungnya, mencoba untuk melepaskan rasa bersalahnya.

Tanganna mengusap keringat yang ada di dahi istrinya. Ia mencium punggung tangan Gia yang sedang ia genggam. Berharap Gia akan segera sadar dan calon bayinya baik-baik saja.

Setelah menunggu selama dua jam, Gia pun akhirnya tersadar. Dengan berat, ia membuka matanya. Mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang dominan bernuansa putih. Ia melihat beberapa perawat dan dokter yang sedang berdiri menatapnya.

Lalu, ia juga beralih ke arah Lingga yang sedang tersenyum kepadanya.

Tunggu.

Lingga?

Di saat yang bersamaan saat ia menyadari kehadiran Lingga, di saat itu juga Gia langsung bereaksi panik.

"My baby," ucapnya sambil mengusap perutnya dan melemparkan pandangan khawatirnya pada Lingga.

"Dia baik-baik saja," ucap dokter yang sedang berdiri di samping Gia.

Gia menghela napas lega.

"Tapi –"

Gia dan Lingga menoleh secara bersamaan.

"Keadaan sang ibu tidak baik-baik saja, dan jelas itu akan membahayakan calon bayi kalian."

Gia menelan ludah kering.

"Vitamin yang dikonsumsi kurang, ditambah kurangnya asupan makanan yang bergizi. Dan, terindikasi kelelahan dan stres berlebihan."

Gia terdiam.

"Di masa hamil muda seperti ini, tidak baik jika sang ibu terlalu banyak pikiran. Nikmati masa kehamilanmu dengan rasa bahagia. Maka, itu akan baik untukmu dan calon bayi kalian."

Lingga menyimak setiap kata yang dokter ucapkan.

Gia mengangguk, merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan.

Sambil tersenyum, sang dokter menatap Lingga,"Pengantin baru, wajar kalau masih kaku soal menghadapi istri yang sedang hamil. Tapi, ada baiknya kalau sang istri lebih diperhatikan lagi, ya. Jangan sampai stres, itu yang paling utama. Buat ia sebahagia mungkin. Itu akan baik untuk kalian bertiga. Dan, jangan lagi datang terpisah seperti ini. Jujur, kalian benar-benar mengkhawatirkan. Tolong, dijaga istrinya dengan baik ya, nak Lingga. Jika kalian ingin melihat calon bayi kalian nantinya," pinta sang dokter pada Lingga yang langsung mendapatkan respon dari Lingga.

"Baik, dok. Terima kasih."

"Kalau begitu, habiskan infusnya terlebih dahulu, baru kalian boleh kembali pulang."

Gia dan Lingga mengangguk.

Selepas peninggalan dokter, Lingga berdiri dan mengacak rambutnya frustasi.

"We're going to home, tonight," ucapnya tegas.

Gia hanya diam. Tidak berani membantah dan mempertanyakannya. Karena, ini memang salahnya yang tidak menjaga dirinya dengan baik. Ini juga salahnya yang terlalu egois yang selalu memikirkan dirinya sendiri. ini juga salahnya yang tidak pernah memikirkan kesehatan calon bayinya.

Menyadari kesalahannya, Gia menangis tersedu-sedu.

Lingga menghela napas. Kemudian, ia duduk di samping Gia. Menarik tubuh Gia ke dalam pelukannya dan mengusap punggungnya.

"It's okay. The baby is okay. Don't worry. I'm here," ucap Lingga menenangkan. "Kita akan pulang, oke?"

StayWhere stories live. Discover now