Birthday

45 6 0
                                    

Gia mengerjapkan matanya berkali-kali setelah indera penciumannya mencium sesuatu yang begitu familiar untuknya.

"Good morning," ucap Lingga dengan senyuman di wajahnya yang duduk di samping Gia tertidur.

"Morning," balas Gia setengah sadar.

MORNING?

Seketika, Gia membelalakkan matanya. Dan, menatap aneh pada Lingga yang duduk di sana.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gia kaget.

"Menjemputmu."

Mulut Gia langsung membentuk huruf 'O' sambil mengangguk. "Sudah pulang? Secepat itu?"

Lingga terdiam. Matanya menatap Gia dengan serius.

"Aku sudah berjanji akan segera pulang, 'kan? Dan aku menepati janji itu. Apa kau tidak senang?"

Kembali, gia membentuk mulutnya seperti huruf 'O' dan mengangguk.

"Ayo pulang. Aku sudah mempersiapkan sesuatu untukmu," ajak Lingga sambil menggenggam tangan Gia.

Sesuatu? Hah? Apa aku tidak salah dengar? Atau, aku masih berada di mimpi saat ini?

-

Lingga membuka penutup mata Gia saat mereka berdua memasuki rumah Lingga. Gia terperangah kaget melihat kehadiran Ina, Ibunya, adik Lingga, hingga orang tua Lingga di sana.

"Surprise," ucap mereka secara bersamaan.

Gia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Lalu, menoleh ke arah Lingga yang tersenyum.

"Happy birthday, my wife. My one and only wife," ucap Lingga sambil merengkuh pinggang Gia. Di hadapan semua orang, Lingga mendekatkan wajahnya dan berbisik kepada Gia.

"Can we get our honeymoon for a few days?" bisiknya.

Gia menepuk dada Lingga yang bidang dan menjauhi Lingga yang mulai menyeringai nakal.

Ia berjalan mendekati keluarganya yang sudah menunggunya di sana.

"Happy birthday to our mother to be," ucap Ina sambil memeluk Gia dengan erat. "Sehat-sehat sampai adik kecil ini lahir."

Gia tersenyum,"Thanks."

Gia beralih menuju sang Mama yang menyeka airmata harunya melihat putrinya berdiri dengan senyuman indahnya.

"Selamat ulang tahun, anak Mama," setelah sekian lama sejak pernikahannya, ia belum lagi bertemu sang Mama. Akhirnya, hari ini, ia bisa kembali melihat sang Mama berdiri di sampingnya. "Sehat selalu sampai cucu Mama lahir, ya."

Gia mengangguk.

Gia cukup terkejut melihat mertua dan adik iparnya bisa berada di sini juga. Pasalnya, baru saja ia kembali dari rumah mereka. Dan, mereka sudah lebih dulu berada di sini untuk menyambutnya.

"Happy birthday to our daughter in law and mother to be," ucap Mama Lingga sambil mencium pipi Gia. "Bahagia selalu. Dan, terima kasih sudah hadir di hidup Lingga."

Ucapan demi ucapan yang membuatnya bahagia itu sukses menjadi dopamin untuknya hari ini. Tak disangka, diperayaan ulang tahunnya yang ke-25, ia memiliki keluarga kecil yang hampir lengkap. Ia mengusap perutnya yang mulai menggendut. Melontarkan do'anya untuk sang buah hati.

"Let's we meet under the sun, baby. I will, always be your proud mother. And, i love you so much," ucapnya dalam hati.

"Kak Lingga yang menyiapkan semua ini, loh," ucap Dinda, adik Lingga, pada Gia.

"Oh, ya?" kata Gia sambil meledek ke arah Lingga.

Lingga tersenyum malu sambil terus mengupas buah-buahan untuk Gia.

"Aku tidak tahu apa yang kau sukai. Jadi, aku hanya mempersiapkan ini," ucap Lingga sambil menunjukkan sebuah tiket berlibur untuknya dan Gia dari tasnya.

Gia terkejut,"Kita akan benar-benar honey –"

Sebelum melanjutkan kalimatnya, Gia baru tersadar di sampingnya ada Dinda yang sedang menatap ke arah mereka berdua dengan senyum nakal di wajahnya.

Saat Dinda melihat Gia dan Lingga menoleh padanya, ia baru menyadari bahwa kehadirannya membuat keduanya canggung.

"Baiklah, akan ku tinggalkan kalian untuk berdua. Jangan bertengkar," goda Dinda.

Yang digoda hanya tersenyum sambil melihat tiket pesawat yang tengah ia pegang.

Sydney.

Sydney

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
StayWhere stories live. Discover now