9. Menginap Lagi

45 6 0
                                    

Chapter 9
Menginap Lagi

***

Farhan melangkah keluar dari ruangan, berniat pulang. Jadwalnya sebagai dokter bedah sangat padat seminggu belakangan ini. Hampir setiap hari ada jadwal operasi, bahkan sudah tiga hari dia menginap di rumah sakit. Selama berjalan dikoridor rumah sakit, banyak orang yang menyapa Farhan. Farhan hanya mengangguk sambil terus berjalan.
Saat Farhan hampir tiba dipintu keluar rumah sakit, tiba-tiba ada ambulans yang datang. Mengeluarkan seseorang yang sedang merintih kesakitan. Farhan hanya menghela napas dan tersenyum, sepertinya dia akan menginap lagi di rumah sakit. Farhan langsung menghampiri pasien yang sedang dibawa oleh para petugas ruma sakit menuju ruang UGD.

"Ada apa?" tanya Farhan sambil mengecek keadaan pasien.

"Dia terus mengeluh sakit perut Dok. Ditambah dia terus mual dan muntah, sudah tiga hari ini dia demam." Orang tua dari anak laki-laki yang sedang kesakitan itu memberitahu.

"Sudah berapa lama?" tanya Farhan. 
Sekarang mereka sudah sampai di pintu masuk ruang UGD.

"Seminggu dok," jawab pria itu.

"Baiklah, Bapak tunggu di sini." Farhan masuk dan langsung memeriksa pasiennya.

"Sa-sakit ayah," ucap anak laki-laki itu, terus meringis memegang perut.

"Bagian ini yang sakit?" Farhan menekan bagian perut kanan bawah yang sedari tadi dipegang oleh anak laki-laki itu.

"Aww ... sakit Dok," keluh anak laki-laki itu setelah Farhan menekan dan melepas tekanannya.

"Suster! Segera lakukan tes darah, tes urine dan CT-Scan. Saya minta hasilnya harus secepatnya," perintah Farhan.

Suster langsung melaksanakan perintah yang diberikan Farhan. Farhan langsung keluar UGD setelah menyuruh suster yang lain untuk menyuntikan antibiotik dan menjaga anak laki-laki itu.

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?" tanya pria itu dengan sangat khawatir, saat melihat Farhan keluar dari ruangan UGD.

"Tenang Pak, kita tunggu hasil lab-nya. Kemungkinan besar anak Bapak menderita usus buntu, mungkin harus dioperasi. Berdoa saja semoga hasil lab-nya menunjukkan tidak terjadi infeksi dan belum terbentuk abses," jelas Farhan.

"Dok, ini hasil lab-nya." Seorang suster kembali dan membawa hasil lab yang diperintahkan Farhan tadi. Farhan membuka hasil labnya kemudian menghela napas pelan saat membaca hasil lab.

"Suster siapkan ruang operasi untuk besok pagi! Kita akan melakukan operasi apendektomi," perintah Farhan kepada suster tadi yang dibalas dengan anggukan sambil melangkah pergi.

"Apakah parah Dok?" tanya pria yang terlihat khawatir mendengar kata-kata operasi keluar daru mulut Farhan.

Farhan melihat guratan kekhawatiran dari wajah pria dihadapannya mencoba menjelaskan keadaan anaknya.

"Tidak perlu terlalu khawatir Pak. Dari hasil lab, anak Bapak memang mengalami peradangan usus buntu dan terancam akan pecah," kata Farhan khawatir.

"Tapi syukurlah hasil lab juga menunjukkan belum terjadi infeksi, tetapi sudah terjadi abses dan anak Bapak tidak menderita alergi apapun sehingga mempermudah melakukan operasi. Yang perlu Bapak lakukan sekarang adalah berdoa dan menemani anak Bapak. Selebihnya kami akan berusaha melakukan yang terbaik," ucap Farhan mencoba menjelaskan kondisi pasien.

"Kapan anak saya akan dioperasi Dok?"

"Besok pagi sekitar jam delapan. Anak Bapak harus melakukan puasa selama delapan jam sebelum operasi. Jadi sebaiknya Bapak istirahat dulu dan temani anak Bapak," jawab Farhan.

" Terima Kasih Dok," ucap pria itu tulus dan dijawab dengan anggukan oleh Farhan.

Tidak ada yang tahu bahwa seorang Farhan  yang dingin akan bersikap hangat dengan pasiennya. Diam-diam Farhan tersenyum kecil saat akan kembali keruangannya untuk istirahat, kemudian bersiap melakukan operasi pagi-pagi.

Namun, tiba-tiba Farhan dikejutkan oleh seseorang.

"Dokter butuh sesuatu?" tanya seorang pria berbaju putih membawa beberapa kantong infus saat Farhan hampir masuk keruangannya. Sepertinya pria itu tahu bahwa Farhan akan menginap lagi dirumah sakit.

"Tidur! Aku butuh tidur, Krisna!" Farhan terlihat sangat lelah dan ingin segera masuk keruangan untuk istirahat. Tapi dia teringat sesuatu.
"Rasya belum kembali?" tanya Farhan pada Krisna.

"Belum Dok. Saya dengar Dokter Rasya akan pulang sekitar dua hari lagi," jawab Krisna.

"Ingatkan saya untuk memberikan dia perhitungan, karena dia saya tidak bisa pulang selama empat hari!" tegas Farhan.

Gara-gara Rasya yang mendadak pergi ke Singapura, semua pasien Rasya harus ditangani Farhan karena jadwal Rasya sama dengan Farhan. Yang lebih menyebalkan, ponsel Rasya tidak bisa dihubungi. Entah apa yang dia lakukan di sana.

"Baik Dok. Kalau gitu selamat malam," ucap krisna, melangkah pergi tidak ingin mengganggu Farhan yang ingin beristirahat.

Terlebih, ini sudah hampir tengah malam. Setelah di dalam Farhan menuju sofa, tempat biasanya dia tidur jika sedang lembur.

Farhan menatap langit-langit ruangan, mencoba untuk menutup mata yang sudah sedari tadi lelah. Bukan hanya lelah fisik tapi juga pikiran dan hati.

"Maafkan," gumam Farhan lalu mulai terlelap dalam tidurnya.
                                    

***

Note : Apendektomi adalah operasi pembedahan untuk mengangkat usus buntu atau umbai cacing (appendix) yang telah terinfeksi (apendisitis).

***

Jangan lupa Vote dan comment...

Tertulis UntukkuWhere stories live. Discover now