2. Tingkah Ajaib Yasna

212 25 20
                                    

Chapter 2

Tingkah Ajaib Yasna

"I hate losing! Especially when it’s about you."

Anugrah Salma Aditama

***

Yasna dan Fina, keduanya saling mengangkat bahu setelah melemparkan pandang satu sama lain. Karena melihat seorang perempuan yang tiba-tiba menarik lengan Farhan, seorang dokter yang  tadi telah mengobati luka-luka Fina.

Pasalnya, mereka seperti melihat adegan menarik tangan ala FTV yang tayang tiga kali dalam sehari. Dari pandangan antara Yasna dan Fina itu, tak perlu saling bicara pun sepertinya mereka sama-sama menyimpulkam hal yang serupa.

"Jadi, dokter Farhan yang ngobatin luka lo, Fin?"  tanya Reyhan saat Yasna dan Fina masih saling pandang.

Pertanyaan Reyhan membuat keduanya melirik laki-laki yang ada dihadapannya dengan kening mengerut.

"Lo kenal sama dokter tadi, Rey?" tanya Fina terlihat penasaran.

"Dokter Farhan itu temen Kakak gue pas zaman kuliah," jawab Reyhan masih fokus menatap layar dilaptopnya.

Inilah kelebihan Reyhan, jika orang lain tidak bisa fokus mengerjakan tugas sambil mengobrol, tetapi Reyhan bisa fokus mengerjakan tugas. Hal yang tidak bisa dilakukan Yasna atau Fina sekalipun. Wajar saja, Reyhan memang salah satu mahasiswa dengan sejuta potensi dan pesona diangkatan mereka, khususnya program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Terbukti sedari tadi dia hanya fokus mengerjakan tugas. Padahal sedari tadi banyak mahasiswi yang setingkat maupun kating alias kakak tingkat memperhatikan Reyhan dengan tatapan memuja. Bahkan ada yang terang-terangan memuji Reyhan. Namun jangan lupakan kekurangan Reyhan. Sebab manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Oh! Jadi dokter tembok es itu temen Kakak lo, Rey?" Kali ini Yasna yang bertanya dengan nada tinggi membuat semua orang yang berada di kantin melirik ke arah mereka.

Fina yang mendengar suara cempreng Yasna itu pun hanya bisa k menggeleng. Bisa-bisanya Yasna memberikan julukan seperti itu pada dokter tampan tadi. Oh iya, Fina hampir saja lupa. Sahabatnya ini kan memang seperti itu. Sedangkan Reyhan, hanya terkekeh mendengar julukan aneh yang keluar dari mulut Yasna.

"Bagus juga julukan lo buat dokter Farhan, Yas," jawab Reyhan seraya tersenyum.

"Gue akui dokter Farhan memang sikapnya dingin dan kaku, tapi dia itu salah satu dokter muda dengan lulusan terbaik lho," jelas Reyhan, sepertinya dia juga mengakui kecerdasan dokter itu.

"Gak peduli tuh, percuma dia lulusan terbaik kalau dia gak peka sama pasiennya. Ya kali gue minta bantuan dia buat obatin luka Fina tapi dia malah diem aja, dan gue paling gak suka sama muka datar plus dinginnya itu, udah kayak kulkas berjalan aja, sok dingin ,sok cool, gak ada ramah-ramahnya. Boro-boro ramah, senyum aja pelit," jelas Yasna, mengeluarkan semua kekesalannya yang belum tuntas.

Fina yang mendengar Yasna mengomel pun hanya memutar bola mata kemudian berkata, "Ya ampun! Yasna lo tuh ya, kebiasaan. Kalo ngomong kayak enggak napas, lagian lo aja yang lebay, luka gue kan enggak parah. Tapi hebohnya kayak orang ditinggal mantan."

"I don't have ex boyfriend. Lagi pula emang lo pernah heboh karena ditinggal mantan? Bukannya lo jomlo?" tanya Yasna dengan polosnya.

Tertulis UntukkuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon