1. Tabrak Lari Tong Sampah

428 40 30
                                    

Chapter 1
Tabrak Lari Tong Sampah

***

"Yasna awas!"

Setelah suara cempreng itu senyap, guratan kehawatiran pun timbul. Wajah cantik Yasna nampak serius. Tak lama kemudian Yasna menarik lengan Fina ke suatu tempat. Meninggalkan motor yang masih tergeletak di sana.

"Oh iya, Rey. Lo tolong pindahin motor Fina ke tempat parkir, ya," pinta Yasna sebelum pergi.

Reyhan pun mengangguk pasrah dengan mulut yang terbuka tentunya. Reyhan masih setia menatap kepergian dua perempuan berbeda karakter namun selalu kompak dalam setiap keadaan. Lalu memarkirkan motor yang telah membuat dua teman perempuannya heboh.

Sampai di depan rumah sakit, Fina terus menarik tangannya yang masih setia digenggam oleh Yasna. "Yas, lepas! Ngapain ke rumah sakit?"

"Periksalah! Ya kali mau kondangan," jawab Yasna, terus berjalan masuk.

Sampai di dalam, mata indah Yasna menangkap sosok laki-laki bertubuh tinggi. Mengajak Fina untuk menghampiri. Namun Fina terus menarik tangannya, berharap bisa lepas dari genggaman Yasna.

"Yas, lo gila! Mau ngapain coba ke sini. Malu tahu dilihat orang," ucap Fina tepat ditelinga Yasna.

Yasna hanya menoleh dan terus berjalan. Sampai tiba di depan laki-laki berseragam putih, Yasna berkata, "Pak dokter, tolong periksa teman saya ini. Dia baru saja mengalami kecelakaan. Soal biaya gak usah khawtir, kita bukan orang susah kok."

Laki-laki yang dipanggil dokter oleh Yasna itu hanya menatapnya datar dengan dahi yang mengerut. Fina menutup wajah karena malu menggunakan jilbab. Sedangkan Yasna dia sedang menghela napas.

"Pak dokter yang terhormat bisa dengar saya?" tanya Yasna berdiri lebih dekat dengan laki-laki itu, membuat sang dokter mundur beberapa langkah.

Fina menepuk jidat dan berkata, "Maaf ya dok, teman saya lagi sakit. Pamit dulu ya Pak dokter."
Kemudian Fina menyeret Yasna untuk keluar. Sedetik kemudian Yasna yang menarik Fina kembali ke depan laki-laki tadi. Yasna melirik nama yang tertera di jas putih milik dokter itu.

"Muhammad Farhan. Oke, dokter Farhan, saya minta tolong periksa teman saya ini," kata Yasna menujuk Fina.

Fina melotot seraya menggeleng. "E-enggak usah dok, saya gak apa-apa."

"Udah lo diem aja. Tangan lo itu berdarah, lecet harus diperiksa. Kalo lo kehabisan darah gimana? Entar lo mati, gue sendirian dong," ucap Yasna panjang lebar dengan wajah yang dibuat sendu.

"Maaf, saya ha---"

"Ya udah ayo masuk ke ruangan," ajak Yasna menarik kedua orang tersebut. Sebab respon sanh dokter lamban.

"Oke, kita keluar sekarang," ucap Farhan menarik lengan Yasna. Dan Yasna menarik lenngan Fina. Jadilah seperti kereta yang bergandengan.

Kala berjalan keluar rumah sakit Yasna terus mengerutkan kening. Kenapa dokter muda ini menarik mereka keluar bukan mengajak masuk ke ruangan?

Sampai di depan taman kampus, laki-laki bernama Farhan hanya memperhatikan tingkah perempuan aneh yang mengusiknya sedari tadi. Namun, entah kenapa Farhan malah membiarkan saja tanpa mau mengusirnya.

Tertulis UntukkuWhere stories live. Discover now