Bab 16 | Dibalik kehidupan Aqila

86 20 10
                                    

Tolong sebelum baca di vote dulu ya😁
Selamat membaca~



“Ada satu hal yang menyakitkan dalam hidup adalah ketika sosok keluarga menjadi alasan kita enggan untuk melangkah pulang.”

– Aqila Rosalia –

(Tanpa bagan dulu ya. Wattpad aku lagi error. Buat masuin gambar aja loading)

***


"Jadi, kamu maksa aku buat kesini..." Mellyana berdiri kaku menatap rumah di depannya. Dia menatap Brian yang sedang membuka helmnya. "Ke rumah kamu?"

Brian mengangkat alisnya. "Iya. Emang salah?"

"Nggak sih. Aneh aja, tumbenan banget kamu ngajakin." Mellyana menyipitkan kedua matanya.

"Dih? Di rumah juga banyak orang. Otak lo jangan traveling terus," ucap Brian seraya turun dari motornya dan menarik tangan Mellyana, menuntunnya untuk masuk.

Brian sengaja mengajak Mellyana untuk singgah di rumahnya. Iseng aja sih sebenarnya. Hitung-hitung giliran.

Hari sudah semakin gelap. Sejak Brian memberhentikan motornya di depan halaman rumah itu, Mellyana langsung menebak asal bahwa rumah di depannya itu adalah rumah keluarga Brian.

"Nggak usah grogi gitu. Dibawa kalem aja," sahut Brian.

"Emang siapa yang grogi?" omel Mellyana. "Emang aku pacar kamu terus gugup karena bentar lagi bakalan ketemu calon mertua?" Mellyana memutar bola matanya. Kenapa Mellyana tiba-tiba sensi gini? Padahal arah pembicaraan Brian nggak kesana...

"Sorry. Aku gak tipe kaya gitu," desis Mellyana.

Brian mendadak bingung. "Ini lo kenapa sih? Gue gak ada maksud kesana loh."

Saat itu juga Brian terdiam. Tidak lagi menjawab. Lelaki itu hanya menunduk dan melihat Mellyana dalam diam. Sedangkan yang ditatap segera membuang muka ketika Brian tersenyum kearahnya.

"Sinting," gumam Mellyana kecil yang dapat di dengar oleh Brian.

"Gue sukaan lo yang kalem dan suka blushing," ujar Brian sambil samar-samar tersenyum.

Tersadar dengan sebuah tangan yang ternyata memegangnya sejak tadi, Mellyana langsung menarik tangannya menjauh. Melihat itu, Brian mengangguk mengerti. Kemudia dia membuka pintu dan suara berisik di rumah itu mulai terdengar lebih jelas. Mellyana yakin, itu adalah suara teriakan anak-anak.

Di ruang tamu, ada seseorang cewek kira-kira masih SMP sedang merangkak. Ada seseorang laki-laki kecil diatas punggungnya. Si anak SMP langsung berhenti bergerak saat melihat kakaknya–Brian dan seseorang perempuan di sebelahnya. Anak SMP itu kemudian berdiri sambil menggendong anak laki-laki itu di punggungnya.

"Bisma, Bisma. Lihat tuh. Kakak Iyan bawa cewek!" Si anak cewek SMP itu menyeringai ke Mellyana. "Kok kakak mau sih sama modelan kak Brian?"

Mellyana melotot kecil. "Ma-maksudnya? Ah, aku sama kakak kamu cuma sebatas temen aja kok."

"Wih. Temen atau demen?" Si cewek itu menoleh ke belakang, melihat adiknya. "Menurut kamu gimana? Kakak itu cantik gak?"

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Aug 01, 2020 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Bucket List [ON GOING]Kde žijí příběhy. Začni objevovat