Bab 8 | PDKT ala Brian

137 81 31
                                    

Seperti biasa ya, kalo ada typo langsung komen terus dikoreksi😉
Jangan lupa vote, comentnya ya! Ilysm
Happy reading~


“Semoga ini adalah awalan yang manis,
yang tidak berujung pahit.”

– Brian Megantara –

– Brian Megantara –

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Sosok gadis itu tengah berbaring dikamarnya. Setelah usai mandi dan mengeringkan rambutnya yang basah tadi.

Gadis itu menatap keatas ruangan kamarnya yang berwarna pink pastel. Ia menutup matanya. Dada Mellyana sesak saat terus memikirkan kejadian tadi, dimana dirinya berboncengan kembali dengan Eric.

Jika boleh jujur, gadis ini benar-benar rindu dengan lelaki bernama Eric itu. Andai Mellyana dapat menceritakan mengapa ia pergi, pasti sifat Eric tidak ketus padanya. Tapi mau bagaimana lagi? Mungkin memang begini takdirnya.

"Aku kangen banget sama kamu, Ric. Aku janji bakalan ceritain sama kamu semuanya disaat waktu yang pas. Intinya sekarang aku nerima kalo kamu ketusin aku lagi atau mungkin ngebenci aku?" monolog Mellyana dikamarnya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat gadis surai panjang itu menghentikan monolognya.

Tok..tok..tok..

"Siapa?" tanya Mellyana dari dalam kamarnya.

"Non ini bibi. Bibi mau ingetin, jangan lupa minum obatnya ya. Bibi tadi letakin dimeja belajarnya non," peringat Bibi dari luar.

"Iya Bi Inah. Entar Mellyana minum kok," jawab Mellyana.

"Non memang sudah makan?" tanya Bi Inah–pembantu rumah tangga dirumahnya.
Bi Inah sudah bertahun-tahun mengabdi pada keluarga Mellyana. Bahkan sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Itu membuat Bi Inah sangat menghormati anggota keluarga disini.

"Belum Bi. Ntaran Mellyana kebawah makan kalo udah laper. Soalnya ini Mellyana lagi ngerjain tugas," bohong Mellyana.

"Yaudah kalo ada perlu apa cari Bibi ya, non. Sekarang Bibi kebawah dulu." Setelah Bi Inah menjawab, akhirnya Bi Inah pergi kembali kedapur untuk menyiapkan makanan untuk Mellyana.

Mellyana yang mendengarnya hanya menarik napas kasar. Ia sudah sangat bosan harus diingatkan setiap hari untuk meminum benda pil itu.

Mellyana pun bangkit dari tempat tidurnya. Ia mengambil sesuatu di nakas dekat tempat tidurnya. Itu jaket denim milik Eric. Mellyana belum sempat mengembalikannya. Tadi terburu-buru karena hujan semakin deras.

Sebenarnya tadi, ia kasihan melihat Eric basah kuyup. Ia ingin menyuruh Eric untuk berteduh sebentar dirumahnya, tapi ia mengurungkan niatnya. Karena sudah jelas akan ditolak mentah-mentah bukan?

Bucket List [ON GOING]Where stories live. Discover now