Bab 14 | Bimbang

72 32 4
                                    

“Untuk apa bimbang dengan perasaanmu yang belum tentu benar?”

“Untuk apa bimbang dengan perasaanmu yang belum tentu benar?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Laki-laki dengan tinggih tubuh kurang lebih 175cm, berlari dengan kencang. Hingga ia sampai pada satu tempat dengan napas yang terengah-engah.

Ramai.

Itulah yang terjadi ditempat toilet cewek sekolah. Entah apa yang sebenarnya terjadi disana, Eric sendiri pun tidak tau lebih lanjut. Eric mengusap wajahnya dengan gusar. Dia sendiri bingung harus kemana.

"Permisi. Boleh tau ini ada apa?" tanya Eric pada salah satu siswi disebelahnya.

"Oh. Ada cewek ternyata di dalem toilet. Mukanya bener-bener kayak frustasi gitu. Dan, kata buk Ningsih, cewek itu hampir mau nyelakin diri. Soalnya dilantai ditemuin silet," papar gadis itu.

Eric jelas memasang wajah syok. Dia berdoa untuk tidak terjadi sesuatu pada Aqila. Tanpa lama-lama lagi, Eric langsung melangkahkan kakinya menuju toilet dengan pintu yang sedikit terbuka.

"Lo..., Eric kan?" Eric menghadap kebelakang, karena ada seseorang yang memegang pergelangan tangannya.

"Iya."

"Kenalin gue Mesya yang tadi telpon lo," ucap Mesya seraya mengulurkan tangannya.

Eric mau tak mau menyambut uluran tangan itu. "Gue Eric."

Lelaki itu langsung melepaskan tangannya. Eric kembali mengedarkan pandangannya pada toilet itu. Namun nihil, dia tidak melihat apa-apa disana.

"Gue boleh tanya? Sekarang keadaan Aqila gimana?" tanya Eric.

Mesya mengangguk. "Tenang. Aqila udah dibawa ke UKS sama pak Abraham. Lo mending langsung samperin dia deh."

Sekarang giliran Eric yang mengangguk.

"Thanks buat infonya. Gue duluan," ucap Eric sambil menepuk bahu Mesya.

Saat itu juga, Eric melenggang pergi dengan tarikan napas yang lama-lama berubah lemah.

Aqila.

Seorang gadis yang mampu membuat Eric khawatir setelah Mellyana.

.....

"Bro, si Aqila kenapa bisa kayak gini?" tanya sosok laki-laki alis tebal itu–Leo.

Eric terdiam membeku di depan ranjang yang ditiduri oleh Aqila. Lelaki itu bahkan kini hanya diam membisu, seolah ia tau apa yang terjadi pada sosok yang tengah berbaring.

Bucket List [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang