Bab 12 | Mellyana sakit

92 40 15
                                    

Sebelum baca alangkah baiknya vote dulu😁
Udah belum???
Happy reading ya guys ~

“Hei. Kira-kira siapa yang paling bahagia di dunia ini?”

“Dia adalah orang-orang yang tak pernah berharap lebih. Hanya mengikuti arusnya hidup ini.”

(Tanpa bagan judul dulu. Karena dari tadi error mulu pas di tambahin fotonya)


***

Mellyana terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan dan menatap sekelilingnya. Dengan hati-hati Mellyana terbangun.

"Loh, kok aku dirumah?" tanyanya pada diri sendiri.

Mellyana mencoba bangun, akan tetapi tidak lama dari itu mamanya datang untuk membantu anak gadisnya itu.


"Kamu udah bangun, sayang?" tanya Ayuna.

Mellyana pun mengangguk. Kini Mellyana duduk dengan perasaan bingung.

"Ma. Kok aku bisa dirumah? Mellyana juga ngerasa kepala Mellyana sakit banget," ucap Mellyana.

Ayuna menghembuskan napasnya.

"Tadi kamu pinsan. Terus Brian yang anterin kamu kerumah, sayang," jelas Ayuna.

Mellyana membelakkan matanya. Ia sadar akan sesuatu.

"Oh iya! Tadi aku sama Brian ke Kota Tua. Terus gak lama aku ngerasa pusing," ujar Mellyana sambil menepuk dahinya.

Bagaimana bisa ia mengacaukan acara tadi malam? Pasti Brian kesal padanya. Mellyana segera mencari ponselnya didalam tas slingbagnya.

Ayuna yang melihat itu dengan cepat mengambil ponsel anaknya. Pasti anaknya ingin menghubungi Brian.

"Ma? Balikin hp aku. Aku mau telfon Brian, Ma," mohon gadis itu.

Ayuna menggelengkan kepalanya kecil. "Besok aja ditelfon. Kasi Brian istirahat dulu. Dia pasti capek," kata Ayuna lembut.

"Kamu sekarang minum obat. Terus ke kamar lanjut istirahat. Pokoknya besok kamu jangan sampai lupa minum obat lagi. Mama gak mau-" ucapan Ayuna terpotong.

"Iya, Ma. Hal itu bakalan enggak terjadi. Mellyana janji sama Mama," sambung Mellyana.

Ayuna tersenyum. Akhirnya mereka kembali berpelukan. Memberikan kasih sayang mereka masing-masing.

Ayuna mengelus rambut halus Mellyana. Mellyana yang merasakan itu, langsung merintikkan air matanya dengan senyuman harunya. Ia sangat memohon dengan Tuhan, untuk memberikan waktu panjang, agar dia bisa menikmati hal sederhana seperti ini.

"Minum obat dulu, gih. Mama juga harus ngerjain file yang masih kesisa. Gak apa kan, Mama duluan ke kamar?" ucap Ayuna.

Mellyana pun melepaskan pelukan itu. Lalu mengangguk sambil tersenyum. Mellyana sangat menyayangi seseorang yang dihadapannya sekarang. Mamanya selalu ada untuknya. Mamanya selalu melindunginya, membuat Mellyana benar-benar begitu bersyukur dapat memilikinya.

"Semangat, Ma. Kalo capek jangan dipaksain. Mama juga perlu istirahat. Mellyana gak mau, mama juga jadi ikutan sakit." Ucapan Mellyana membuat Ayuna mengangguk lemah. Lantas mencium kedua pipi sang anak dan beranjak menuju kamarnya.

Mellyana menatap Mamanya yang sedang berjalan di anak tangga sambil tersenyum. Akhirnya beberapa detik setelah itu, Mellyana berdiri, berjalan menuju kamarnya.

Bucket List [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora