3. NERAKA UNTUK BULAN

8.6K 887 277
                                    

Happy reading

****

Motor yang Bintang kendarai memasuki garasi rumah. Setelah memarkirkannnya, cowok itu bergegas memasuki rumah lewat pintu samping yang menyambung dengan garasi.

Kebiasaan yang selalu Bintang lakukan adalah mencari seseorang. Seperti itu dari dulu. Sejak ia kecil. Sosok perempuan hebat dan sangat ia cintai.

Sifat Bintang yang dingin, judes, irit bicara, dan datar, semua berubah jika berada di rumah. Tidak sepenuhnya berubah, hanya saja tidak sedingin di sekolah.

Senyum tipis terulas saat mendapati sosok wanita sedang mencuci piring. Tanpa basa-basi, ia langsung menghampiri lalu menepuk kedua pundaknya dari belakang.

"Bunda!" Ucapnya mengagetkan Letta.

Wanita itu membalikkan badan agar dapat melihat sosok anaknya yang tingginya hampir sama dengan Rakha.

Bintang langsung menyalami tangan kanan Letta sebagai rasa hormat pada orang tua, sambil tersenyum tipis. Segaris senyum yang sangat mirip dengan Rakha. Walaupun tipis, tapi Letta bisa melihat sosok Rakha disana.

"Ngagetin aja kamu!" Ucap Letta terkekeh.

"Maaf, bun. Kebiasaan." Jawab Bintang menaikturunkan kedua alis lalu menyandarkan tubuhnya di meja samping wastafle.

"Gimana hari ini?" Tanya Letta yang kini kembali melanjutkan akrifitasnya.

"Biasa aja bun," jawab Bintang. Cowok jangkung itu beranjak menuju kulkas, mencari satu kotak L-Men berukuran sedang rasa coklat.

"Biasa aja gimana? Emang kamu enggak ada hal yang menarik di sekolah?"

Bintang berfikir sambil memutar sedotan putih itu, lalu bersandar di kulkas yang sudah tertutup.

"Ada yang baru, tapi ganggu." Jawabnya dengan ujung mulut yang menghisap sedotan, tangan kiri pun ikut masuk ke dalam kantung celana.

"Ganggu? Ganggu kayak gimana?" Letta mengernyit bingung.

"Enggak jadi." Bintang membuang kotak susu itu kedalam tong sampah setelah habis. Enggak guna juga nyeritain tentang Bulan.

"Loh? Kenapa? Kamu ada masalah ya?"

"Enggak. Bintang mandi dulu. Bye Bunda," ucapnya sekilas mengecup pipi Letta lalu pergi menuju kamarnya untuk membersihkan badan yang terasa lengket.

Letta hanya menggeleng dengan senyum yang tercetak. Sifat Bintang persis seperti Rakha.

Bintang melempar tas kesembarang arah lalu merebahkan tubuhya di atas kasur king size dengan tangan yang dijadikan bantalan. Memejamkan mata sejenak sebelum mandi, hanya memejamkannya. Bukan tidur.

Suara dentingan yang berbunyi secara terus-menerus itu membuatnya terusik. Dengan segela keogahan, Bintang merogoh ponsel dari dalam saku celena untuk melihat notifikasi.

0812xxxx
Haii!
Bintang! Simpan nomor ponsel Bulan ya!

Bintang mengernyitkan dahi bigung. Bulan? Dari mana cewek itu bisa punya nomor ponselnya? Perasaan, ia tidak pernah membagi nomornya pada siapapun.

Bintang lagi apa?

Karena tidak penting, Bintang memilih acuh lalu mensilent ponselnya membiarkan cewek resek itu terus menchatnya. Nanti juga lelah sendiri. Bintang benar-benar merasa risih saat Bulan selalu meracaunya.

Mulai dari berangkat sekolah, istirahat, di lapangan, kantin, kelas, bahkan saat pulang. Bulan selalu mengganggunya.

"Lo siapa sih?" Gumam Bintang.

WIIL YOU BE MY LIGHT?Where stories live. Discover now