Move

413 26 1
                                    

Harry POV

Begitu mendengar kabar yang kurang baik dari rumah aku segera mengambil tiket kereta dan pulang saat itu juga. Demi Tuhan aku tidak peduli dengan kerja samaku, yang aku pedulikan hanya bagaimana keadaan Sheryl sekarang.

Setelah panggilan ponsel dengan Sheryl malam itu berakhir aku segera membaringkan diri namun ternyata setengah jam kemudian ibuku mengabariku jika Sheryl tergeletak dengan keadaan luka parah. Ia hampir mati kehabisan darah, wajahnya saja babak belur seperti dipukuli seorang laki-laki. Tanpa pikir panjang ibuku membawanya kerumah sakit dan sekarang aku dalam perjalanan ke rumah sakit untuk mengunjungi Sheryl yang keadaannya sedikit tidak baik-baik saja.

"Mom, bagaimana keadaan Sheryl?" Tanyaku dengan panik dan juga khawatir. Ethan begitu tenang di gendongan ibuku sedangkan aku sedikit menjauhkan diri karena tubuhku basah kuyup.

"Dokter melarangku untuk menjenguknya lebih dulu karena kondisinya belum stabil,"

"Apa yang terjadi mom? Bagaimana bisa Sheryl masuk ke sini lagi?"

"Mom tidak tau. Pukul 9 aku hanya ingin mampir dan melihat Ethan karena ku pikir aku merindukan Ethan namun ternyata aku malah mendapati Sheryl bersimbah darah di lantai. Ku pikir itu rencana perampokan."

"Perampokan?" Gumamku bingung. Bertahun-tahun aku tinggal di rumah itu, tidak sekalipun aku menerima rampok di rumah ku.

"Yeah Harry, polisi juga berspekulasi demikian. Tapi beruntungnya Sheryl masih bisa di selamatkan dan Ethan tidak apa-apa."

"Apa ada yang hilang dari rumah?"

"Tidak ada. Mungkin para perampok itu masuk dan belum sempat menjarah harta mereka malah mendapati Sheryl."

"Mom katakan pada pihak kepolisian, di rumahku ada cctv. Jika benar itu--"

"Cctv sudah dimatikan dari pukul 8 malam Harry. Tidak ada bukti yang tersisa."

Apa???! Bagaimana bisa cctv-- astaga ya Tuhan! Pandai sekali?! Apa yang sebenarnya orang-orang ini incar dariku?

Kepalaku memutar keras, jika memang ini adalah kasus perampokan seharusnya mereka tidak menjalankan aksinya di pukul 9 malam. Seharusnya pukul 12 jika memang ingin merampok. Tapi ini....

"Harry tenangkan dirimu dulu, setidaknya Sheryl baik-baik saja sekarang." Ibuku mendekatiku lalu mengelus lenganku kecil. Aku menatap matanya yang tenang namun juga terselip rasa khawatir. Ibuku benar, setidaknya Sheryl masih bisa di selamatkan dari kematian kedua kalinya. Tuhan masih memberi kami kesempatan untuk hidup. Aku tidak bisa menyia-nyiakan nya dan menganggap enteng semuanya.

Jika aku sudah tau siapa pelaku sebenarnya maka sudah saatnya untukku pindah dari rumahku. Aku ingin keselamatan keluargaku yang nomer satu.

"Mom, aku akan membeli pakaian sebentar. Aku titip Ethan ya?"

*

"Hei." Sapaku setelah mendengar kabar jika Sheryl baru saja membuka matanya. Aku sedang berada di administrasi, jadi hanya ibuku dan Ethan yang menemani Sheryl di sana.

Sheryl tidak membalas sapaanku, ia hanya tersenyum kecil dan bingung mendapati eksistensi di sini. "Aku langsung membeli tiket pulang ketika mendengar kabar buruk tentangmu." Ujarku mengecup keningnya perlahan lalu duduk menggantikan posisi ibuku.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanyaku mengelus punggung tangannya yang dingin.

"Good." Balasnya dengan suara serak.

"Syukurlah. Aku tau ini mendadak tapi jangan terkejut, aku sudah membeli rumah lain jauh dari negara ini. Aku juga sudah memboyong dad kesana, kita akan pindah rumah demi keselamatan mu sayang. Aku mohon jangan terkejut."

Racing (COMPLETE)Where stories live. Discover now