Giving Birth

531 31 0
                                    

Ini memang sengaja di percepat karena aku kehabisan ide wakakaka :)

9 months later.....

Sheryl POV

Seminggu ini aku terus uring-uringan karena rasa sakit di perutku kian menusuk. Aku tidak pernah bisa tidur di malam hari walau nyatanya tubuh Harry sering membuatku nyaman. Entah kenapa detik-detik menjelang kelahiran anak pertama kami aku merasa sangat gugup dan takut. Aku selalu terbayang rasa sakit yang akan kurasakan nanti, terlebih aku masih muda, apapun bisa terjadi jika aku benar-benar tidak siap dengan kelahiran ini. Namun Harry selalu menenangkanku.

Dia yang selalu memberiku semangat setiap harinya. Dia yang sangat antusias menyambut kedatangan bayi pertama kami. Dia yang bahkan rela meninggalkan seluruh pekerjaannya untuk menemaniku merasakan sakit pembukaan ini. Dia yang menguatkan aku hingga perutku bertahan selama 9 bulan. Jauh-jauh hari Harry sudah mempersiapkan segalanya. Ruangan bersalin ini, dan dia juga sudah membooking dokter bersalin yang profesional yang tentunya adalah seorang wanita.

Aku bergerak tidak nyaman ketika rasa sakit itu kembali muncul. Harry dengan matanya yang selalu mengawasi aku langsung bergerak mengelus perutku mencoba menenangkan bayi kami yang sepertinya sudah tidak sabar menyapa dunia. Ia mengecupi kening ku dengan hangat, tatapan khawatir dan gugup juga tidak lupa terpancar dari wajahnya.

"Tarik nafas dan buang perlahan, sweetie." Bisiknya mencoba membuatku tidak kesakitan.

Aku mengikuti ucapannya untuk mengontrol nafasku sendiri. Namun itu juga tidak membantu, rasa sakit itu akan terus datang hingga nanti pukul 9 pagi. Dokter bilang sekitar jam itu lah aku akan melahirkan, aku hanya perlu menunggu pembukaan terakhirku yang entah kapan datang.

Aku meremas lengan Harry, menyalurkan rasa sakit yang sekejap ada dan sekejap tidak ada. Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun, ia sangat sabar menghadapi aku dan bayi kami. Walaupun kuku panjangku sering mencakarnya, ia tidak pernah protes dan akan selalu terkekeh ketika aku menyakiti dirinya.

"Sebentar lagi, sayang. Sebentar lagi." Balas Harry mengecupi perutku yang sudah hampir meledak.

Astaga rasanya begitu sakit, menusuk hingga ke jantung. Aku tidak bisa jika tidak menyakiti Harry saat rasa sakit itu perlahan mulai menguat. Sepertinya ini sudah waktu untuk bayiku keluar.

Aku mengerang kesakitan pada Harry, menangis membuatnya memanggil dokter dan memulai persalinanku setelah memastikan semuanya aman dan siap. Ini bahkan belum pukul 9 astaga!

Harry menemaniku, ia memegang terus tanganku dan mengatakan kata-kata semangat. Ingin sekali aku menampar mulutnya dan menariknya untuk menggantikan semua rasa sakit ini, namun aku terlalu tidak memiliki banyak tenaga.

Bulir-bulir keringat mulai bermunculan, rasa panas, sakit, lemas bersahut-sahutan menemaniku. Dokter terus menyuruhku untuk mendorong bayi itu agar keluar namun rasanya tubuhku seperti terjatuh dari lantai 25. Hancur, sakit lebih mendominasi. Rasanya ingin sekali menyerah dan memilih untuk operasi saja tapi kepala bayiku terlanjur sudah terlihat. Aku tidak bisa mundur lagi.

"Ayo dorong terus, sayang. Dorong!" Pekik Harry membuat kepanikanku menjadi-jadi.

Plak

Aku menampar pipi Harry kecil membuatnya terhenti lalu menatapku bingung. "Aku sudah mencoba mendorongnya sedari tadi tapi dia tidak mau keluar!!"

Kepalaku kembali terjatuh diatas ranjang rumah sakit. Aku menangis benar-benar lemas tidak memiliki tenaga lagi. Harry terus memberiku semangat namun entah kenapa aku ingin benar-benar menyerah.

"Sheryl, aku tau sedang kesakitan. Aku tau kau ingin menyerah sekarang, tapi ingatlah Sheryl. Kau sudah berjuang sejauh ini demi bayi kita. Apa kau ingin menyerah setelah semua ini? Bukankah bayi ini adalah yang pertama untuk kita? Ini akan mengubah takdirmu menjadi ibu yang sangat terlihat keren. Kau akan menjadi pahlawan kami. Tetaplah berjuang sayang, demi aku, demi anak kita."

Racing (COMPLETE)Where stories live. Discover now