🐞2.1 : Semua Baik-baik Saja 💚

1.6K 129 7
                                    

Happy Reading 💚

And

Enjoyy....


London, 23 April 2019
19.56.

Gun keluar dari ruang kerjanya berjalan melewati lorong-lorong kantor yang mulia sepi, Gun sesekali tersenyum ramah ketika berpapasan dengan karyawannya. Kini ia menjadi seorang CEO dari perusahaan ayahnya yang berada di London.

Ngomong-ngomong soal ayahnya Tuan Ple sudah meninggal 4 tahun yang lalu karena penyakit jantungnya juga Mean dan Plan yang memutuskan untuk menetap di Busan.

"Gun!" Gun berhenti menunggu seseorang yang menegurnya tadi.

"Ada apa New?" Yaps dia Newwie sahabat Gun yang kini menjabat sebagai sekretaris pribadi Gun. Sedangkan Tay suami New bekerja sebagai karyawan kantoran di Thailand.

"Ehm... Bagaimana cara mengatakannya?" New berdialog dengan dirinya sendiri sedangkan Gun mengernyitkan dahinya.

"Katakan New!"

"Perusahaan Adulkittiporn Corp mengajak kita untuk bekerj—"

"Tolak!" Gun dengan aura dinginnya pergi meninggalkan New ia muak mendengar sesuatu yang berhubungan dengan keluarga Adulkittiporn Corp. Ia masuk ke mobil dan pergi menuju mansionnya.

Gun Pov

Huft... Akhirnya pekerjaanku selesai juga setelah merapikan meja kerjaku aku melangkahkan kakiku keluar melewati lorong-lorong sepi karyawan sudah mulai pulang ternyata, sesekali aku tersenyum ketika berpapasan dengan mereka.

"Gun!" Aku berhenti ketika sahabatku New berteriak memanggilku. Ketika ia sudah berada di sampingku kami pun melanjutkan perjalanan menuju lift khusus.

"Ada apa New?" Akhirnya aku bersuara setelah melihat New tengah berfikir entah apa yang ia fikiran.

"Ehm... Bagaimana cara mengatakannya?"

"Katakan New!" Aku jadi geram sendiri dengan tingkah New dan saat New mengucapkan apa yang ingin ia ucapkan aku menyesal menyuruhnya mengucapkan itu.

"Perusahaan Adulkittiporn Corp mengajak kita untuk berkerj—"

"Tolak." Potongku cepat lalu pergi meninggalkan New aku masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju basement tempat mobilku terparkir disana.

Mood ku mendadak kacau 10 tahun aku menghabiskan waktu di London untuk melupakan semuanya dan hari ini aku hampir gagal untuk melupakan masa laluku. Namun aku telah belajar dari kesalahan aku harap ini yang terbaik.

10 tahun bukanlah waktu yang sebentar banyak hal yang terjadi selama sepuluh tahun ini, mulai dari kematian ayahku—Ple, skandal antara Mean dan sekretarisnya, Win anakku yang dibully, Mook yang keguguran, Jane dan Jennis yang dituduh menggunakan narkoba dan masih banyak lagi hal-hal pahit yang terjadi selama sepuluh tahun ini.

Dan lihatlah aku sekarang baik-baik saja dan aku bisa hidup 'tanpannya' aku bisa membesarkan Win anak kami hingga tak terasa dia hampir berumur 17 tahun.

"Kau begitu pintar menutupi kesedihanmu di balik topeng senyummu yang palsu itu."

-Believe 2 : 10 Years Of Love-

.

.

.

Akhirnya setelah 1 jam lamanya perjalanan aku tiba di mansionku tak terlalu ramai di sini hanya beberapa pelayanan saja sedangkan Mean dan Plan mereka memutuskan untuk menetap di Busan. Dan tinggal aku dan Win disini.

"Popa!" Aku tersenyum ketika anak berumur hampir 17 tahun itu berlari dan langsung memeluknya, dia Win Metawin—anak angkatku.

"Sudah mandi anak Popa? Dimana Bright?" Win mengangguk mengisyaratkan bahwa sudah mandi lalu dari tangan munculnya sosok tinggi dengan wajah menawannnya dia Bright Vachirawit—pengasuh Win.

Jangan heran kenapa anak berumur 16 tahun itu masih ditemani oleh pengasuhnya ini semua kemauanku karena aku jarang dirumah dan tidak ada yang mengawasi Win jadilah aku mencarikan pengasuh untuknya walaupun Win sempat menolak tawaranku, dan kebetulan waktu itu aku bertemu dengan Bright dikafe disana Bright terlihat banyak pikiran setelah berkenalan akhirnya aku tahu Bright berasal dari Thailand yang mengadu nasib di London.

Dan saat di London ia kesusahan mencari pekerjaan karena saat itu aku sedang mencari pengasuh akhirnya menawarkan pekerjaan pada Bright untuk menjadi pengasuh anakku.

Bright awalnya terkejut mungkin ia kira ia akan mengasuh anak berumur 4-9 tahun bahwa kenyataannya ia akan mengasuh anak yang berumur hampir 17 tahun.

"Mari kita makan, ayo Bright!" Kitalun melangkahkan kaki menuju dapur ternyata di meja makan telah tersaji masakan enak dan beberapa favorit Win.

Aku mengambil nasi secukupnya menaruhnya dalam piring dan menyerahkannya pada Win. Setelah itu kita berdoa lalu memulai makan sesekali Bright membersihkan nasi yang menempel di sudut bibir Win sungguh mereka sangat mirip seperti adek kakak.

Gun Pov End~

Canad gurau terdengar di meja makan mereka tertawa karena cerita konyol Bright tentang pencurian pakai dalam yang terkena azab tersamber petir, tertabrak mobil dan berakhir dengan taraktadung. Dan Gun dan Win yang selera humornya rendah pun tertawa karena cerita konyol itu.

Bright tersenyum simpul melihat senyum di wajah Tuannya Gun karena ia tahu Gun beberapa hari ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya jadi dia menghibur Gun.

Win terus menatap lekat pada mata Bright ia begitu terpesona dengan ketampanan Bright sedangkan dirinya imut dengan dua gigi kelincinya.

Selesai acara makan Win diantara oleh Bright menuju kamarnya ia benar-benar seperti anak kecil sekarang, Win membaringkan tubuhnya disusul dengan Bright yang tidur di sampingnya.

"Waktunya tidur bayi besar." Bright mengusap-usap rambut Win membuat sang empunya kepala merasa tenang walaupun jantungnya berdetak begitu cepat.

Dilain tempat Gun masih sibuk dengan laptopnya mengurus dokumen dari kantor sesekali melirik jam yang menunjukkan hampir tengah malam, entah mengapa Gun malah kepikiran sosok Off Jumpol ia berusaha menyibukkan dirinya dengan mengerjakan dokumen demi melupakan sosok Off yang tiba-tiba hadir dipikirkannya.

Jika ditanya apa ia masih memiliki rasa dengan Off? Gun akan menjawabnya "mungkin".

Lalu apa ia rindu dengan Off? Gun tak akan berbohong tentang ini dia benar-benar rindu Off.

Off orang pertama yang membuatnya harus ekstra sabar dalam menghadapi Off yang keras kepala itu. Gun juga mendengar bahwa Off berhasil membangun kembali perusahaannya bahkan tadi ia mengajak Gun untuk bekerja sama.

Tapi Gun tak mau ambil resiko jadi ia memilih untuk menolak tawaran Off untuk bekerja sama dan dia tak siap mempertemukan Win dengan Off. Ia takut Off akan mengambil Win salah satu kebahagiannya.

.
.
.
.
.

To be continued

.
.
.
.
.

Yuhuu.... Akhirnya bertemu lagi di Chapter pertama Believe S2 ini♥️ harusnya update pagi tapi berhubung authornya ngantuk jadi update sore aja🤣😗.

Oke-oke see you di chapter berikutnya💚

Paipai😚😚

[BL Story] B.E.L.I.E.V.E - [Completed✅] [OffGun]Where stories live. Discover now