Part 18 - Sadar

20 1 0
                                    

"Mark, kau lihat, sahabatku tertidur dengan pulasnya, seakan tak terjadi apa-apa padanya...  padahal sudah beberapa hari ini dia tidak sadarkan diri karena kecelakaan itu... luka yang banyak juga dia terima ditubuhnya. Aku sedih Mark, kenapa dia tak kunjung bangun juga.'' Katanya menahan tangis.

"Aku tau, biar bagaimanapun dia sahabatmu, dan aku rasa, dia akan merasa sedih jika melihatmu sangat sedih begini, Shinz.'' Kataku menenangkannya.

Kulihat dengan kedua mataku, persahabatan yang dijalani oleh Shinz dan sahabatnya adalah hal yang baru pertama kali ini kulihat. Aku ingat ketika Shinz menceritakan bagaimana baiknya sahabat nya pada Shinz semenjak dulu, ketika mereka bermain bersama dan bagaimana mereka saling mengisi kehidupan mereka satu sama lain.

---

   Sean nama kecilnya. Sean selalu ada untuk ku, bahkan disaat terpuruk, dia ada disana. Yaa.. seperti sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi.

    Sean sudah merasakan sesuatu yang aneh akan terjadi padaku katanya saat itu. Berulangkali dia mencegahku untuk pergi, entah hal buruk apa itu.

    Akhirnya Sean memutuskan untuk mengikuti ku diam-diam. Tak disangka ada bis muatan anak sekolah yang saat itu sedang melesat cepat ke arah ku yang bahkan tak kusadari  ketika merasa ada seseorang yang mengikutiku. Baru saja aku menoleh,

"Braaaakkk...''

"Bughhhh''

   Sebuah tabrakan keras terasa di tubuhku bagian belakang, seakan terlempar lumayan jauh.

    Suara tabrakan itu terdengar sampai ke telingaku, bahkan rasanya seperti menusuk tepat di uluh hati. Telingaku bergeming sangat tidak mengenakkan.

    Ketika aku tersadar dan merintih kesakitan aku melihat Sean sudah berlumuran darah.

   "Seaaaaaannn...'' teriak ku pada saat itu.

     Aku bergegas membawa Sean kerumah sakit, sambil menangis tersedu-sedu juga tak lupa terus berdoa pada Tuhan.

    Aku melihat itu semua, melihat bagaimana darah Sean yang terus menerus mengalir keluar, melihat bagaimana tak berdaya nya Sean dan lemah terkulai.

   "Aku sempat berpikir dia akan meninggalkanku, Mark.'' Kata Shinz.

    "Aku bersyukur karna Tuhan masih memberinya hidup, walau tak tau kapan dia akan sadar dan pulih. Aku berharap banyak.'' Lanjut nya.

   "Aku paham, Shinz.'' Jawabku sambil mengusap kepalanya dengan tenang.

"Makasih... Mark. Karna sudah ada disini.'' Kata Shinz mulai terlelap.

    Kupikir, beberapa hari ini dia sangat terpukul dengan kejadian ini, dan lupa untuk tertidur. Aku terus mengusap kepalanya sambil menyandarkan kepalanya pada pundakku. Yang akhirnya aku pun ikut terlelap malam itu.

   "Tidurlah, Shinz. Maaf karena aku tidak ada saat kau benar-benar butuh seseorang..'' Kataku pelan.

---

"Kak... Kak bangun kak....'' kata seorang gadis kecil tepat di hadapan ku membangunkan ku dengan sangat hati-hati.

"E-eh iyaa dik, ada apa?'' Tanyaku.

"Kak, Kak Sean kenapa?'' Tanya nya lagi.

Aku baru tersadar, gadis kecil dihadapan ku adalah adik dari Sean. Beberapa hari ini dia baru pulang dari asrama swasta yang berada di luar kota. Keluarganya yang sangat sibuk membuatku berada disisi Sean saat ini.

--Teman Rasa Pacar --Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα