Part 5 - Rooftop bagian 1

70 5 0
                                    

  "Hey..Shinz. Tungguin...''

  Panggil salah seorang temanku dari belakang. Aku menoleh dan mendapati Lais berlari ke arahku.

  "Ohh, iyaa.. ayok cepet dah mau masuk ki.'' Jawabku.

   Kami berlari dari parkiran ke arah Gedung M, saat itu makul kami adalah IT  dimana dosen nya selalu datang tepat waktu. Yak dan dia adalah dosen favoritku. Namanya 'Pak Bastian'.

   Tinggi, berkacamata, gayanya keren dan kekinian, juga berwibawa. Kurasa dia masih muda. Setiap kali jam nya selesai, Aku, Naty dan Keyko selalu membicarakannya, tentang gayanya dan tugas-tugas yang dia berikan. Karena dia adalah dosen favorit kami, yang selalu memberikan kami banyak nasehat agar kami terus bersemangat.

  Akhirnya aku dan Lais sampai di depan kelas dan mengetuk pintu, kupikir kami terlambat tapi setelah melihat jam ku, kami masih mempunyai 5 menit untuk masuk kelas. Ketika itu Pak dosen sudah ada didalam kelas dan aku bersalaman dengannya.

  "Maaf Pak, saya terlambat.'' Ujarku

  "Ya, silakan duduk...'' ucapnya.

  Aku dan Lais duduk bersebelahan, Lais  selalu menggangguku dan bercanda di kelas, tapi aku selalu berusaha untuk mendengarkan Pak dosen menjelaskan materi kuliah hari ini.

  Saat itu, aku belum terlalu memperhatikan 'dia' , karena rencana si Lais ini, aku jadi tidak bisa memperhatikan sekitarku. Pergi kemanapun selalu ada Lais di sebelahku.

  'Kemana hilangnya dia saat kelas selesai?' Itu yang selalu muncul di benakku.

  Jam kuliah IT pun selesai. Aku, Hanz dan kawan-kawanku ber-sepuluh, keluar kelas lalu berjalan ke arah parkiran. Saat itu kami ingin pergi nongkrong tapi Aku spontan bilang ke Hanz kalau aku ingin ke rooftop dengan Seth. Hanz dkk lalu mengikuti ku berjalan ke arah rooftop.  

   Lalu setelah sampai di tangga rooftop mereka berpisah denganku karna mereka ingin membeli makanan terlebih dahulu.

  "Haii Seth... ayo naik.'' Sapa ku.

  Seth yang sedari tadi menunggu ku di tangga berkata,

  "Ah lama amat sih, daritadi ditungguin jugak..'' Ujarnya.

  "Sorry tadi ada urusan..'' Lanjutku.

  "Ya udah ayok.'' Ajaknya.

Kami berdua menaiki tangga parkiran ke lantai 7 dan di sana kami menemui pintu rooftop ditutup. Kami menunggu di salah satu anak tangga sambil mengobrol banyak hal.

   'Jujur, asik ngobrol sama dia.' Ucapku dalam hati.

  Setelah beberapa saat, Seth mengajakku naik karena di atas ada 2 temannya yang sudah menunggu daritadi. Kami berdua naik dan bertemu mereka. Saat itu aku merasa ada banyak beban yang harus kupikirkan, itulah alasan kenapa aku sedari awal ingin naik ke rooftop. Karena aku ingin meluapkan emosi ku di sana.

  Ketika bertemu 2 orang temannya, aku tidak mau mengganggu waktu mereka jadi aku memisahkan diri. Yak salah satunya adalah Sam kurasa. Aku tidak begitu yakin karena ini keadaan malam dan gelap..
aku berjalan menjauh sambil bilang ke Seth, 

  "Aku ke pojok situ dulu ya Seth.'' Ucapku.

  "Yawes.'' Jawabnya singkat.

  Aku berjalan menuju sudut salah 1 tembok di sana dan melihat ke arah luar,

  "Wah pemandangan nya bagus bangettt.. gak salah aku kesini. " bisikku.

  "Iya ya.. bagus.'' Jawab salah seorang yang sedari tadi sudah berada di sampingku.

  Aku terkaget dan spontan menjawab,

  "Hoe ngapain disini?!'' Ujarku.

  "Apa sih Shinz, kamu ngapain disini sendirian???..'' tanya nya.

  "Hih orang mau sendiri jugak, ngapain disini, ngerusak suasana aja..'' Jawab ku sedikit kelewatan.

  "Santai.. kamu kenapa??''

  'Kepo banget sih nih orang, kenal juga kagak...' ucapku dalam hati.

  Yaa dia adalah salah satu temannya Seth namanya 'Bale'. Tinggi mungkin 160 cm, dia agak sok, terus kulitnya sawo matang. Kurasa temannya gak banyak waktu itu. Sebenarnya aku tau dia ada dikelasku, tapi saat ini aku ingin sendiri jadi kurasa keberadaannya disini sangat menggangguku, jadi itulah alasan kenapa aku sedikit kelewatan waktu mengobrol dengannya.

  "Oh aku tau.. kamu ada masalah sama si 'ini' kan??'' Ucapnya yang sok tau.

  " Dih sok tau banget.. sana sholat dulu, gausah disini.'' Usirku.

  Karena aku tau siapa 'ini' yang dimaksud nya. Yak Lais, karena selama ini aku sering di bilang kalau aku pacaran dengan Lais. Tapi sebenernya engga.

  "Aku? Sholat? Ahahaha'' Jawabnya sedikit ragu akan dirinya sendiri.

   Jawabannya itu membuatku heran dan aku bertanya-tanya, 'apa aku salah?'

   Akhirnya dia mau gak mau harus menceritakan beban yang selama ini dia pikirkan....

   Dia pun mulai bercerita...

     --Bersambung--

 

--Teman Rasa Pacar --Where stories live. Discover now