Part 16 - Tak Tenang (1)

21 1 0
                                    

  (This section of story is from Mark's point of view)

   Mark duduk sendirian di taman dekat rumahnya sambil merenung. Ditemani secangkir kopi juga suasana rumahnya yang seakan begitu mendukung kegalauannya sore itu.

    'Begitu membosankan' pikirnya.

Liburan ini sangat memuakkan.. Padahal sebelum liburan, aku selalu disibukkan dengan kegiatan group Basket, group base camp dan juga kebisingan dari para Fans ku. Tambahnya heran. 

Tiba-tiba bayangan akan Shinz muncul dalam kesunyian pikiranku sore ini,

    'Aku tak tau apa yang sedang dia pikirkan saat ini, kenapa dia akhir-akhir ini begitu berbeda, tak ada kabar dari nya lagi yang biasanya mengganggu soreku...' Kata Mark dalam hati.

    "Entah apa yang Shinz sedang lakukan sekarang yaaa..  aku jadi ingin sekali menemui nya.. baiklah apapun yang terjadi, aku harus menemuinya sekarang," kata ku penuh antusias.

   Jujur aku merindukan semua tingkah konyol Shinz dan waktu dimana aku bisa menjahili Shinz. Aku tersenyum ketika membayangkan bagaimana wajah Shinz ketika aku datang tiba-tiba kerumahnya. Pikirku senang.

    Sore ini aku seperti bukan aku yang biasanya, ada rindu yang ingin aku ungkapkan pada seorang teman terdekatku yang bernama Shinz. 

   Aku memutuskan untuk pergi menemui Shinz, Aku bergegas ke arah rumah Shinz yang tak jauh dari rumahku, Tiba-tiba aku teringat akan kata-kata perpisahan dari Shinz 2 bulan yang lalu, seakan dihantui dengan rasa penasaran yang begitu tinggi aku pun mempercepat laju kendaraanku yang menjadi favorit motornya Shinz.

   Tak pernah terlintas di benakku akan rasa ingin bertemu seperti ini yang begitu menyesakkan dada, kesunyian yang dia berikan seakan mendorongku untuk menanyakan apa yang sedang terjadi padanya.

    Kenapa dia tidak pernah mengabariku, atau sekedar menanyakan kabarku atau bertingkah aneh lagi.. tanyaku pada diriku sendiri.

     Semakin lama semakin aku merasa tidak karuan di bagian hatiku, entah firasat buruk apa yang akan terjadi aku tak tahu, tapi kuharap Shinz baik-baik saja malam ini.

Sesampainya dirumah Shinz, aku tak menemukan siapa-siapa. Hanya suara gonggongan dan lolongan anjing dari dalam rumah nya.

"Shinz, jawab telponku.. ayolaaa'' Kata ku sedikit bergumam.

📞Tuut..

📞Tuuut..

📞Tuuuut.. bunyi panggilan tak terjawab terdengar sangat merisaukan.

📞'Maaf nomor yang anda tuju tidak menjawab...'

  Mendengar hal itu, aku yang sedari tadi berusaha untuk berfikir positif, menjadi sangat tidak tenang dengan situasi ini. Aku terus menelfonnya tetapi tak ada jawaban,

"Shinz, where are you?'' Kataku sedikit terisak.

Aku teringat akan kata-kata Shinz yang berkata bahwa dia akan pindah Universitas yang berada sangat jauh dariku. Tapi tak pernah terlintas bahwa Shinz akan pergi meninggalkan semuanya secara diam-diam dan tanpa kabar seperti ini.

"Gak... gak mungkin'' kataku lagi.

Aku bersandar di tembok luar rumah Shinz dan perlahan terus duduk sambil melihat ke arah langit malam ini yang membuat hatiku sangat teriris karena kata-kata yang terlintas barusan.

  Kemudian, aku terkaget karena seseorang menepuk pundakku saat itu dan setelah berbincang dengannya, dia memberitahuku bahwa Shinz sekarang berada di rumah sakit daerah atas.

Pikiranku kacau, tanpa pikir panjang aku menyusul Shinz tanpa arah pasti. Tanpa tau dia berada di ruang mana dan apa yang terjadi padanya. Beruntung aku menemukan petunjuk dari orang yang memberitauku bahwa rumah sakit di atas hanya ada satu di daerah ini.

"Tuhan, tolong jagai Shinz..'' kataku dalam hati.

Perjalanan ini sungguh terasa teramat sangat lama bagiku. Sesampainya dirumah sakit yang aku lupa namanya, aku memarkir motorku tepat disebelah seseorang yang mencurigakan untuk berada di sana.

  Tapi aku tak menghiraukannya lalu bergegas ke arah resepsionis dan menanyakan apakah ada seseorang yang bernama Shinz dirawat di rumah sakit itu.

   Tetapi seorang di resepsionis hanya menggeleng memberi tanda bahwa tak ada seseorang bernama Shinz di rumah sakit tersebut.

"Aku yakin kau disini Shinz..'' Kataku penuh harapan.

Aku bertanya lebih detail lagi dan menyebutkan jam kisaran waktu ketika Shinz dan keluarganya pergi, lalu dengan santai mbak resepsionis ini menjawab,

"Owh ada mas, ada anak seusia mas, yaa namanya aneh sih. Coba keruangan no.121 B mas.'' Katanya menjelaskan.

"Baik, mbak. Makasih.'' Kataku cepat dan spontan berlari mencari ruangan yang sudah disebutkan tadi.

Aku berlari terus menyusuri lorong satu demi satu, mencari sesosok Shinz, tapi tak kutemukan dimanapun, aku bertanya pada seorang suster yang sedang berjalan melewatiku.

   Tapi dia seakan tidak tau yang kumaksudkan. Hampir saja aku mau menyerah, tapi ku temukan seseorang yang sangat kukenal berdiri tepat diujung ruangan, di balik tembok dia menghadap ke arah tembok dengan tangan kanan yang menopang kepalanya.

"Shinz...'' ucapku dalam hati.

Seakan dipenuhi rasa lega karena melihat dirinya yang kupikir akan terjadi sesuatu yang buruk ternyata aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, dia ada di depan ku, tak bisa kupungkiri aku merasa senang telah menemukannya.

Baru saja aku ingin berjalan menuju arahnya, kulihat air mata mengalir dari pipinya yang manis itu, walaupun ditutupi, tapi aku mengerti apa yang sedang dirasakan Shinz saat ini. Aku ingin segera mengetahuinya, aku ingin segera memeluk Shinz dan menguatkannya. Melihat Shinz yang terus menerus menangis seperti itu membuatku merasa takut dengan suasana rumah sakit ini,

Jujur baru kali ini aku melihatnya begitu sedih, seakan merasa bersalah akan apa yang di sudah perbuat, seakan dia kehilangan sesuatu yang berharga untuknya. Baru saja aku ingin berlari kearahnya, kulihat dia mengelap air matanya yang jatuh itu lalu menyadari adanya aku di sana.

Dia terkaget, lalu terdiam sejenak... Dengan wajahnya yang heran dan masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya,

" Mark....'' kata Shinz pelan dengan suara paraunya yang menggema ke seluruh lorong. Seakan ingin menumpahkan segala yang dia rasakan selama ini.

Lalu Dia tersenyum sedih yang dipaksakan  kearahku dan kubalas senyumannya yang menusuk hatiku itu.

'Kau kenapa Shinz...' Tanyaku dalam hati.

---Bersambung---

Haii haiii...

Maaf yaa minna, sempat hiatus kemarin-kemarin. Dikarenakan UAS dsb jadinya novel ga kepegang. Sorry ya minna 🙏🙏 Gomennn.

Mau pengumuman juga nih, karena kedepannya di hari rabu, saia akan sangat sibuk.. maka saia memutuskan untuk pindah hari update, yaitu di hari jumat... yeaaaayyy!!!

Oke minna-
Penasaran kelanjutannya gimana?
Lanjut ke part 2 yaaa..

#staytune minna..

Sekali lagi maaf ya... 🙏🙏 kuharap kalian suka novelnya.. makasih buat temen-temen dan kalian para pembaca yang udah dukung aku dan setia selama ini. (ojigi)

Kalian terbaikkk 👌✌(peluk cium)

See you next Part- ❤

 

--Teman Rasa Pacar --Where stories live. Discover now