Oh, astaga! Hati-hati, Queen! Otak sucimu akan ternodai jika kau masih saja berpikir ke mana bulu-bulu halus itu bermuara!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh, astaga! Hati-hati, Queen! Otak sucimu akan ternodai jika kau masih saja berpikir ke mana bulu-bulu halus itu bermuara!

Queen cepat-cepat mengalihkan pandangan. Sebisa mungkin mengingat ke arah mana ia tadi berjalan. Seingatnya, tadi ia mengambil arah kiri, artinya sekarang ia harus melangkah ke kanan. Mengabaikan Rafael, Queen melangkah mengikuti kata hati. Semoga kali ini tidak salah lagi.

"Kau tidak mempercayaiku, huh?" Rafael mendengus, berjalan membuntuti Queen. "Sampai kakimu patah pun, kau tidak akan menemukan pintu keluar. Kau berjalan di arah yang salah, Nona Manis."

"Oke, kalau begitu antar saya menuju pintu keluar." Queen menyerah.

"Aku sudah menawarkan bantuan itu sejak tadi." Rafael tersenyum penuh kemenangan, lantas menarik pergelangan tangan Queen. "C'mon."

Tergesa-gesa Queen berusaha mengimbangi langkah panjang Rafael. Keringat dingin membasahi dahinya, jantungnya berdetak cepat. Astaga, baru kali ini ada pria yang berani menggandeng tangannya. Selama ini, Queen selalu menjaga jarak dengan lelaki. Meski dekat dengan Joshua, tetapi Queen selalu memberikan batasan.

Setelah melewati beberapa pintu, mereka tiba di luar rumah. Queen mendesah lega.

"Tunggu di sini, aku akan mengambil mobil di garasi." Rafael melepaskan genggaman tangannya. "Jangan ke mana-mana."

"Oke." Queen mengangguk singkat.

Akan tetapi, ternyata Queen tidak menepati ucapannya. Begitu Rafael datang bersama Ferrari kesayangannya, gadis itu sudah tidak ada di tempat semula.

"Sial! Ke mana perginya kelinci itu?" Rafael merasa gusar. Baru kali ini ada gadis yang berani menolak ajakannya.

Queen benar-benar berbeda dengan gadis kebanyakan. Persis seperti kelinci liar, terlihat manis dan menggemaskan, tetapi sulit ditaklukkan. Dengan lincah menjauh saat didekati, seolah memiliki radar khusus untuk mendeteksi bahaya yang mengincarnya.

Rafael menginjak pedal gas. Security bergegas menekan tombol otomatis pembuka pintu gerbang. Ferrari itupun melaju kencang ke jalanan. Rafael menyeringai saat menemukan kelincinya tengah berdiri di tepi jalan. Ia pun menghentikan mobilnya tepat di depan Queen.

Rafael membuka jendela mobil. "Naiklah!"

"Maaf, saya sudah memesan taksi."

Sejak kapan para gadis lebih senang naik taksi daripada duduk di mobil sport yang dikemudikan seorang pria setampan Rafael? "Seorang gadis tidak baik naik taksi sendirian saat larut malam. Terlalu berbahaya."

"Terima kasih sudah mengingatkan." Queen memilih untuk mengabaikan ajakan Rafael.

Rafael pun hilang kesabaran, turun dari mobil dan berdiri di samping Queen. Saat dilihatnya sebuah mobil lain berhenti tidak jauh dari sana, Rafael terlebih dahulu menghampirinya. Diketuknya jendela depan, pengemudi pun membukanya.

TrappedWhere stories live. Discover now