Part 16

12.3K 1.7K 388
                                    

Halooo.. Masih adakah yang nungguin cerita ini update?

Btw di Karya Karsa udah sampai Part 48 ya, ada juga full part-nya.

Bagi yang udah ga sabar, penasaran banget, mending beli full part aja. Aku saranin kalian jangan langsung loncat baca ke part-part akhir ya, nantinya plot twist-nya malah gak dapet. Oke? 😘

 Oke? 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Queen menatap benda pipih di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Queen menatap benda pipih di tangannya. Setelah semalam ia melakukan tes kehamilan di apartemen Nara, pagi ini ia mengulanginya di rumah sendiri. Tidak ingin mempercayai hasil tes semalam.

Ia meggigit bibirnya kuat-kuat. Hasilnya tetap sama, dua garis merah tercetak jelas di sana. Ia hamil. Tanpa ikatan pernikahan. Dan ia tidak tahu ke mana harus meminta pertanggungjawaban. Satu-satunya lelaki yang sepatutnya menjadi ayah dari bayi di dalam perutnya sudah memilih untuk lepas tangan.

Tubuh Queen luruh ke lantai, menggenggam test pack erat-erat. Rasa penasarannya terhadap lelaki dengan sejuta pesona itu, membuahkan hasil. Queen tidak hanya mendapatkan jawaban bagaimana rasanya berada di dalam dekapan lengan kokoh Rafael, tetapi ia juga mendapatkan hadiah kecil yang kini bersemayam di rahimnya.

Seharusnya ia mendengarkan peringatan Joshua jika Rafael pria berbahaya. Dan seharusnya pula ia tidak melanggar prinsip yang diajarkan ibunya. Kesenangan sesaat yang ia rasakan bersama Rafael hanyalah fatamorgana. Tipu daya yang memerangkapnya dalam sebuah penderitaan yang tidak berkesudahan.

Bagaimana ia harus menyembunyikan semua ini? Maura pasti marah besar jika tahu putrinya hamil karena berani melanggar batas norma. Perlahan, jemari Queen terulur, menyentuh perutnya. Hanya ada satu cara untuk menghilangkan jejak dosanya. Melenyapkan bayi ini, bukankah itu lebih baik?

"Queen!" Maura mengetuk pintu kamar mandi. "Kenapa lama sekali? Mama menunggumu di meja makan sejak tadi."

Queen bergegas menghapus air mata. Maura tidak boleh tahu apa yang terjadi, setidaknya sampai Queen menemukan jalan keluar. Begitu pintu terbuka, Maura mengernyitkan dahi.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang