Queen harus terjebak di dalam permusuhan antara Rafael dan Joshua. Dia terlalu lugu untuk bisa memahami, jika Rafael hanya sekadar memanfaatkannya.
Dan semua sudah terlambat ketika Queen menyadari hal itu. Joshua menawarkan cinta, sedangkan Rafael...
Masih ada yang mau ikutan PO novel Trapped? Langsung WA ke 08568627278 ya. Cetak terbatas!
Atau kalau mau ebook full version bisa juga WA aku. Tersedia juga di Play Store
***
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Rafael berdiri di bawah shower, membiarkan tubuh dan pakaiannya basah kuyup. Berkali-kali ia meninjukan kepalan tangannya ke dinding, tidak peduli meski buku-buku jarinya mulai terluka. Ia membenci keputusan yang sudah ia buat. Membatalkan pernikahannya dengan Queen, mencampakkan bayi yang belakangan ini menjadi kesayangannya.
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Demi Tuhan, ia tidak punya pilihan lain ketika ternyata takdir mengatakan bahwa ia memiliki bayi di perut wanita lain. Selly, kekasih yang dicintai. Lalu, Rafael harus apa? Ia tidak mungkin menikahi Queen dan Selly di waktu bersamaan. Rafael tidak bisa membawa dua wanita ke dalam pernikahannya.
"Arrrgggh!" Sekali lagi kepalan tangannya menghantam dinding. Ia merasa terjebak dalam permainannya sendiri. Kalau saja ia tidak mengkhianati Selly, semua tidak akan berakhir seperti ini.
Sialnya, tanpa sadar ia mulai pengkhianatannya. Menjadikan Queen sebagai obyek fantasi liarnya, dan pada akhirnya Rafael terlalu menikmati permainan panas itu. Dan yang paling menyulitkan Rafael, ia menyayangi bayi di dalam perut wanita itu.
Kenapa harus menyayangi bayi itu, Bodoh! Ratusan kali Rafael mengumpat dalam hati, menyesali kebodohannya karena terperangkap oleh cinta pada sesuatu yang belum terlihat nyata. Rafael berkaca pada kehidupannya, tentang Mama, Papa, dan Nona Elma. Ketika Nona Elma memutuskan untuk membawa Joshua ke hadapan Mama, dan dalam hitungan detik bom itu meledak menghancurkan Mama. Pun mengorbankan Rafael.
Bukankah sekarang posisinya hampir sama dengan yang terjadi dengan Rafael, Queen, dan Selly? Bagaimana jika suatu saat nanti Queen datang membawa bayinya? Bukankah itu terlalu menyakitnya untuk Selly dan anaknya? Sungguh, Rafael tidak ingin anaknya merasakan luka yang sama dengan dirinya.
Rafael menyugar rambutnya, mencengkeram kulit kepalanya erat-erat. Kalau saja ia tidak menyayangi bayi di perut Queen, mungkin akan lebih mudah bagi Rafael untuk melenyapkan bayi tak berdosa itu. Tolong katakan, jahatkah Rafael jika ia mengorbankan salah satu anaknya demi kebahagiaan keluarganya di masa mendatang? Rafael tidak bisa memilih keduanya, ia hanya bisa memilih salah satu di antara mereka.
