#9 Penegasan || (Author POV)/15+

37 24 38
                                    

Maaf jika ada kata kata kasar atau adegan yang kurang berkenan.

Biasakan follow dan vote sebelum membaca!

Done?

Happy reading 🖤!!!

.
.
.
.
.

William terus melangkah menuju kamarnya, namun siluet seseorang menghentikan langkahnya. Terdapat Mama nya berdiri tegap didepan pintu kamar, seakan menunggui William..? Mungkin.

"Ada apa, kenapa Mama sampe sudi dateng ke kamar Aku?" tanya William, matanya menatap Mamanya dingin. Rosalie yang mendengarnya sontak membalikkan badan. Menatap anak bungsunya dingin.

"... Mama mau bicara. Tapi tidak disini." ucap Rosalie lalu berlalu, melewati William begitu saja. William berdecak kesal. William tahu. Hal itu pasti bukan mengenai dirinya, namun hal lain.

Dengan malas namun harus, dia berjalan mengikuti Mamanya itu.

"Mama mau menengaskan." ucap Rosalie.

Matanya menatap dalam William, kali ini menunjukkan sikap tegasny sebagai seorang Ibu. "Menegaskan apa?" tanya William malas.

"Mengenai perjodohan itu. Dengan Laverine." ucap Rosalie. Mendengar satu nama itu, langsung membuat William memutar bola matanya malas. "Ma! Jangan terus bicara mengenai hal hal seperti itu! Aku muak mendengarnya!!" ucap William kesal.

"MAMA JUGA MUAK DENGAN SIKAP SEENAKMU! BIARKAN MAMA TAU APA YANG BENAR BENAR KAMU INGINKAN!" teriak Rosalie, dia tak mau terus sabar menghadapi seorang William.

William hanya memalingkan wajahnya. "Iya.. Aku tau. Mama pasti gak pernah mikirin Aku. Hah?! Hahaha.. Kapan coba. Mikirnya perjodohan, perjodohan, perjodohan... Kapan Mam-"

"MAMA TANYA HAL INI KE KAMU KARNA MAMA INGIN TAU APA YANG KAMU INGINKAN, WILLIAM. MAMA INGIN BENAR BENAR TAHU APA YANG KAMU MAU! APA SUSAH MENGATAKANNYA?!" teriak Rosalie. Sekarang dadanya naik turun, napasnya terengah engah karna berteriak sekeras mungkin.

Sekarang William hanya diam. Menatap terkejut wajah Mamanya. "Mama ingin yang terbaik untuk Kamu." ucap Rosalie.

"Sekarang Kamu bilang sama Mama. Kamu ingin bebas, menikahi siapapun.. Atau, Kamu benar benar akan menikahi Laverine?" ucap Rosalie. William terdiam, dia gengsi. Dia terlalu gengsi untuk mengutarakan isi pikirannya kepada Mamanya yang masih saja menatapnya.

William menggeleng cepat. Membuang jauh pikiran pikiran yang melewati benaknya.

"William gak nelan ludah sendiri, Ma. William udah janji dengan yang William bilang dulu. Kalau William akan menikahi Laverine setelah William keluar atau dikeluarkan dari Luxury Dorm. Sekian. William pamit." ucap William lalu langsung meninggalkan Rosalie.

Ya. William terlalu gengsi. Sikapnya yang selalu seenaknya dan kasar dengan Mamanya tidak mungkin akan berubah dalam sekejap, bukan? Dia juga masih belum mengikhlaskan dan menerima kenyataan bahwa dia tidak menerima kasih sayang seorang Ibu saat dia masih butuh butuhnya untuk dicintai. William gengsi, juga takut.

Rosalie masih terdiam, menghela napas sepanjang panjangnya. Sebenarnya ada apa dengan William? Mau apa William itu? Bukannya dia sudah memberi kebebasan? Bukannya dia berhak memilih? Rosalie pasrah saja. Membiarkan William berlaku semaunya, selagi William masih mau sekolah di Luxury High School.

🔥

Julie terdiam di kamar, dia masih membaca buku dengan Aksha. Namun pikirannya terpecah. Kenapa? Tentu saja karna William belum juga kembali sejak tadi. Julie terus menatap pintu kamar mereka, berharap pintu terbuka dan William datang dengan senyum merekah dan kembali mengusiknya.

My Luxury Dorm [Short Story]/15+ TeensWhere stories live. Discover now