#15 Game Over (Author POV)/15+

2 0 0
                                    

Maaf jika ada kata kata kasar atau adegan yang kurang berkenan.

Biasakan follow dan vote sebelum membaca!

Done?

Happy reading 🖤!!!
.
.
.
.
.

William berjalan kebandara sembari menarik koper hitamnya. Satu satunya hal yang dapat dia ingat dari Julie adalah senyuman, dan tawa manis Julie. Hal itu mampu membuat William tersenyum sangat cerah. William selalu akan memasukan Julie sebagai kenangan terindahnya. Selalu.

"Beb.. Kamu senyum senyum terus kenapa?" tanya Laverine sembari tersenyum. "Gak ada apa apa kok. Ayo!" ucap William lalu merangkul pundak tunangannya itu. Mau tidak mau dia harus mencintai Laverine karna Laverine berstatus calon istrinya sekarang.

Sementara di Asrama. Julie semakin jarang makan ataupun berbicara. Alana pun angkat tangan saat menyuruh Julie keluar dari kamarnya. Julie sangat berubah drastis. Dia kembali pendiam dan irit bicara. Selama ini Julie menyiksa dirinya sendiri dengan terus berpura pura mencintai Aksha.

Rasanya pun berubah drastis, sekarang dia benar benar mencintai William dan bahkan kadang kadang dia mengucapkan nama William tanpa sadar. Melihat itu membuat Aksha ikut tersiksa dan sedih. Sudah jelas hati Julie memilih William, bukan dirinya.

Woahhmm.. Julie menguap lebar lalu kembali membalikkan halaman novel yang dibacanya di Luxury Library. "Udah bacanya. Matamu semakin hitam tuh." ucap Aksha sembari merebut buku novel yang dipegang Julie.

"Apasih Beb. Lagi baca juga." ucap Julie lalu kembali merebut novel tadi. "Kamu udah milih kan?.. William." ucap Aksha sembari menatap Julie. Julie tertawa lalu menatap Aksha balik. "Enggak, Beb.. Aku kan milih Kamu." ucap Julie lalu tersenyum. Senyum yang sama setiap waktu, senyum palsu.

"Besok pagi William bakal nikah. Aku harap kamu bener bener jujur sama rasa Kamu, Jul." ucap Aksha lalu pergi meninggalkan perpustakaan. Julie terdiam lalu menatap liontin yang diberi William sekitar lima bulan yang lalu. ".. Apa Kamu bener bener gak usaha buat kembali kesini, Will? Apa Kamu bener nyerah?" gumam Julie sedih sembari menggenggam erat liontin itu.

Dia teringat surat yang diberi William setelah pertama kali mereka bertemu. Ingat? Saat William menitipkannya ke Alana. Julie sebenarnya tak pernah membuang surat itu, hanya saja dia belum membacanya sampai saat ini. Julie segera mengambil HPnya dan membuka case HPnya. Selama ini dia memasukkannya disitu.

For: Julie Hermione Cans, muahh

Hai! Ini hanya sekedar surat dari secret admire Mu. Sudah sejak lama aku mencintaimu.
Alasannya? Karna kamu seperti Alia.
Alia itu.. Engh, gausah dijelaskan ya.
Persis gimana?
Waktu aku liat foto kamu di folmulir pendaftaran, tanpa alasan Aku tersenyum. Mungkin Tuhan menunjukkan jodohku melalui itu. Akupun selalu penasaran denganmu.
Tapi bahkan setelah kutunggu sekian lama, Kamu gak masuk ke Luxury Dorm.

Setelah beberapa tahun, diumurku yang ke 17 tahun ini, Aku malah bertemu kamu tanpa sengaja. Seakan ini semua ditakdirkan untuk kita.

Asal Kamu tau. Aku gak akan menyerah untuk mendapatkanmu. Jangan benci denganku dulu, nanti nyesel loh.

Tertanda, William Gans.

Setelah membaca itu, air mata Julie segera berjatuhan deras. Entah kenapa setelah membaca itu dia sangat ingin bertemu William. Dan saat itu dia sadar, hatinya sangat merindukan sosok William.

🔥

Julie terdiam dikasurnya lalu kembali menggenggam liontin kesayangannya. "Beb.. Udah bobok?" bisik Julie pelan yang sedang tidur membelakangi Aksha. Aksha terdiam lalu membuka matanya. "Belum." ucap Aksha pelan. "Waktu Aku main basket, udah mahir kan?" tanya Julie tiba tiba.

My Luxury Dorm [Short Story]/15+ TeensOù les histoires vivent. Découvrez maintenant