☘️ Dua Puluh Enam ☘️

Începe de la început
                                    

Adit menatap soal yang ditunjuk oleh Via. Ia mengambil sebuah kertas kosong lalu mulai mencoret-coret mencari jawabannya disana.

"Begini bukan?" tanya Adit ragu.

Via menatap jawaban Adit, senyumnya mengembang. "Ah iya bener! Via baru ingat rumusnya hehe, makasih Adit."

Adit membalas senyuman Via. "Iya sama-sama."

"Adit gak pulang?" tanya Via sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Nunggu lo selesai aja deh, lagian gue dirumah gak ngapa-ngapain juga," jawabnya.

"Bener mau nungguin Via?"

"Iya Vi? Ya kali cewek cantik ditinggalin."

Via tertawa pelan mendengar perkataan Adit, "Adit muji Via?"

Adit menggelengkan kepalanya, "Enggak kok."

"Terus? Kenapa ngomong gitu."

Adit menatap kedua mata Via intens. "Lo kan memang cantik, Vi."

"Cantik, pintar, baik, bodoh banget cowok yang nyia-nyiain cewek kayak lo," ucap Adit.

Via menunduk, "Jangan tatap Via begitu."

"Kenapa? Terpana ya sama ketampanan gue? Hahaha." Adit tertawa puas.

Via menatap Adit, wajahnya cemberut, ia memukul lengan Adit karena Adit tak berhenti tertawa. "Diam! Jangan ketawain Via! Lagian Via gak terpana sama ketampanan Adit, Via gak suka aja ditatap begitu, risih tau."

Adit terkekeh pelan, bukannya berhenti menatap Via, Adit malah terus-terusan menatap gadis itu, bahkan ia mendekatkan jarak antara dirinya dengan Via.

"Adit!" Via mencubit lengan Adit.

"Aduh, Vi." Adit mengusap-usap lengannya yang dicubit oleh Via. "Kecil-kecil kalau nyubit sakit juga ya ternyata."

"Makanya jangan liatin Via begitu!" Via menatap sinis Adit.

Lagi-lagi Adit terkekeh, ia mengangguk pelan, "Iya, lanjut dikerjain tugasnya, biar cepat kelar terus pulang deh."

***

Via duduk di tepi kasurnya, ia sudah menyelesaikan kegiatan mandi, dan sekarang ia ingin mengeluarkan buku-bukunya yang ada didalam tas.

Ia melihat ada sebuah beng-beng didalam tasnya, keningnya mengekrut, seingatnya, ia tak ada menyimpan beng-beng, apakah ia sudah pikun?

Ada buah kertas terlipat yang ditempel di bungkus beng-beng tersebut. Via membuka kertasnya, dan mulai membaca tulisannya.

Jangan sedih lagi, cewek cantik gak boleh sedih. Gue tau lo sedih gara-gara tadi ditinggalin begitu aja sama Kak Vendo, iya kan? Jangan sedih lagi ya cantik, mending makan beng-beng hahaha...

~Adit

Via tersenyum senang, ah ternyata beng-beng itu dari Adit. Ada-ada saja lelaki itu, bisa sekali membuat Via tersenyum.

"Adit baik banget, perhatian, pintar juga."

"Ah apaan sih! Kok jadi mikirin Adit, daripada mikirin dia, mending Via belajar aja deh."

Tok...tok...tok...

"Iya buka aja, gak dikunci."

Ceklekkk...

"Kenapa? Tumben ke kamar Kakak?" Via mengkerutkan keningnya, bingung, saat melihat Arga masuk kedalam kamarnya.

"Nih." Arga memberikan sebuket bunga mawar kepada Via.

Via tertawa pelan. "Ngapain kamu ngasih Kakak bunga?"

"Yeu, pede banget! Ngapain Arga ngasih Kak Via bunga, kurang kerjaan banget. Ini tuh dari— siapa ya namanya." Arga mencoba mengingat-ingat siapa yang memberikan bunga ini kepada Kakaknya. "Cowok kemarin itu loh Kak! Yang di Cafe, siapa namanya? Lupa."

"Maksud kamu, Reno?"

"Nah iya itu! Nih ambil. Arga juga dibeliin sate sama Kak Reno, Arga mau makan dulu, Bye." Arga memberikan buket bunga tersebut kepada Via, setelah itu ia langsung pergi keluar dari kamar Via.

"Masa sih dari Reno? Ngapain dia ngasih Via beginian."

"Ah udahlah, gak usah dipikirin, malah bikin pusing. Mungkin Reno cuman mau ngasih aja," ujarnya mencoba berpositif thinking.













Aku lagi belajar online nih, lagi free class makanya update WKWK😭🤣👍

Jadi kalian team siapa?

a. Via & Vendo
b. Via & Adit
c. Via & Reno

Hayoo yang mana? Wkwkw
Vote comment jangan lupa!

•••TBC•••

Vendo for Via Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum